Selasa, 12 Oktober 2010

AKIN

AKUNTANSI INTERNASIONAL
INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARD
(IFRS)
Jenis-Jenis Perbedaan IFRS dengan U.S GAAP
Jenis perbedaan yang ada dapat diklasifikasikan dari IFRSSs dengan U. S. GAAP sebagai berikut:
1.Definisi perbedaan. Perbedaan definisi ada meskipun konsep yang serupa. Perbedaan Definisi dapat menyebabkan pengakuan atau pengukuran perbedaan.
2.Pengakuan perbedaan. Perbedaan dalam kriteria pengakuan dan / atau bimbingan yang terkait dengan (a) apakah item diakui atau tidak, (b) bagaimana diakui, dan / atau (c) ketika diakui (perbedaan waktu).
3.Pengukuran perbedaan. Perbedaan dalam pendekatan untuk menentukan jumlah yang diakui hasil dari (a) perbedaan dalam metode yang diharuskan atau (b) perbedaan dalam petunjuk rinci untuk menerapkan metode yang serupa.
4.Alternatif. Satu set standar memungkinkan pilihan antara dua atau lebih metode alternatif; set lainnya standar memerlukan satu metode tertentu yang akan digunakan.
5.Kurangnya persyaratan atau petunjuk. IFRSs tidak dapat menutupi masalah yang disampaikan oleh U.S GAAP, dan sebaliknya.
6.Presentasi perbedaan. Perbedaan yang ada dalam presentasi item dalam laporan keuangan.
7.Pengungkapan perbedaan. Perbedaan informasi yang disajikan dalam catatan atas laporan keuangan yang terkait dengan (a) apakah suatu pengungkapan diperlukan atau tidak, dan (b) dengan cara di mana pengungkapan yang perlu dilakukan.
Standar Pengakuan dan Pengukuran
IAS 2 Inventory
Cost dari inventory meliputi semua biaya perolehan, cost of conversion, dan alokasi dari production overhead (variable and fixed). Dalam IAS 2 metode dalam menentukan biaya persediaan yang diperbolehkan adalah FIFO dan Weighted Average.
Inventory dalam IAS 2 harus dilaporkan dalam balance sheet sengan menggunakan lower of cost atau net realizable value (NRV). NRV didefinisikan sebagai estimasi harga jual dikurangi estimasi cost of completion dan cost necessary to make sale.
Contoh aplikasi IAS 2 :
Asumsi Distributor Company mempunyai inventory per tanggal 31 Desember 2010 sebagai berikut :
Historical cost.................................................................................... $ 1,000.00
Replacement cost............................................................................... 800.00
Estimated selling cost........................................................................ 880.00
Estimated costs to complete and sell................................................. 50.00
Net realizable value............................................................................ 830.00
Normal profit margin-15%................................................................. 124.50
Net realizable value less normal profit margin................................... $ 705.50
IFRSs
NRV sebesar $ 830 lebih kecil daripada historical cost $1000. Inventory harus dikurangi sebesar $ 170 ($1000-$830).
Jurnal :Inventory loss$170
Inventory$170
U.S. GAAP
Harga pasar adalah sebesar replacement cost $800 (berada diantara NRV dan NRV less normal profit) lebih kecil daripada historical cost. Inventory harus dikurangi sebesar $200 ($1000-$800).
Jurnal : Inventory loss$200
Inventory$200
Asumsi pada akhir kwartal pertama tahun 2011, replacement cost meningkat menjadi $900, estimated selling price meningkat menjadi $980 dan estimated cost to complete and sale tetap $50 sehingga NRV menjadi $930.
IFRSs
NRV sebesar $930 lebih besar daripada carrying value sebesar $830. Selisih sebesar $100 digunakan untuk me-reverse inventory loss tahun lalu.
Jurnal :Inventory$100
Recovery of Inventory Loss$100
U.S. GAAP
Cost dari inventory yang baru adalah $800, lebih kecil daripada replacement cost $900. Tidak ada adjustment yang dibutuhkan.
IAS 16 Property, Plant, and Equipment
IAS 16 menyediakan panduan untuk akuntasi asset tetap, yaitu:
1.Recognition of initial costs of PPE
2.Recognition of subsequent costs
3.Measurement at initial recognition
4.Measurement after initial recognition
5.Depreciation
6.Derecognition (retirements and disposals)
Recognition
Menurut IASB, baik harga perolehan dan subsequent cost yang berhubungan dengan aset tetap harus diakui sebagai aset jika:
1.Memungkinkan adanya manfaat ekonomis di masa yang akan datang yang akan diterima oleh perusahaan.
2.Biaya-biaya tersebut dapat diukur secara reliably.
Replacement bagian (part) dari suatu aset harus dikapitalisasi jika kriteria nomor 1 dan 2 di atas terpenuhi, dan nilai buku dari part yang diganti harus di derecognized.
Depreciation dan Derecognition
Depresiasi didasarkan pada estimasi umur manfaat. Nilai buku dari aset tetap harus di derecognized jika aset tersebut sudah tidak digunakan lagi atau akan dibuang. Laba atau rugi dari pemberhentian aset tetap harus diakui sebagai income.
Measurement at Initial Recognition
PPE harus diukur pertama kali berdasarkan harga perolehan, yang meliputi harga pembelian, semua cost yang dibutuhkan untuk membawa asset tersebut ke lokasi dan ke dalam keadaan siap pakai, serta estimasi biaya pembongkaran.
Measurement Subsequent to Intial Recognition
IAS 16 memperbolehkan dua cara untuk melaporkan asset tetap dalam balance sheet, yaitu cost model dan revaluation model. Dalam cost model, PPE dilaporkan dalam balance sheet seharga cost dikurangi akumulasi depresiasi dan akumulasi impairment loss (jika ada). Dalam revaluation model, PPE dicatat pada nilai revaluasi, yang diukur berdasarkan fair value pada saat revaluasi, dikurangi akumulasi depresiasi dan akumulasi impairment loss. Revaluasi meningkat dikreditkan ke dalam equity sebagai revaluation surplus, revaluasi menurun dicatat sebagai expense.
IAS 16 menyatakan bahwa semua aset yang klasifikasinya sama harus direvaluasi bersamaan. Berikut adalah klasifikasi aset yang dijelaskan di IAS 16:
·Land
·Land and Building
·Machinery
·Ships
·Aircraft
·Motor vehicles
·Furniture and fixtures
·Office equipment
Dua alternatif perlakuan akumulasi depresiasi ketika PPE direvaluasi yang dijelaskan di IAS 16:
1.Restate akumulasi depresiasi secara proposional dengan perubahan dalam gross carrying amount, sehingga carrying amount aset setelah revaluasi sama dengan nilai revaluasi.
2.Eliminasi akumulasi depresiasi terhadap gross carrying amount dan restate net amount pada nilai revaluasi.
Contoh :
1.Asumsi Kiely Company mempunyai gedung dengan cost $1.000.000, akumulasi depresiasi $600.000 dan carrying amount $400.000 pada 31 Desember 2010. Pada tanggal itu nilai pasar dari gedung tersebut adalah $750.000. Kiely Company ingin menyajikan nilai gedung pada balance sheet dengan nilai revaluasi.
Dengan alternatif no.1, Kiely harus merestate gedung dan akumulasi depresiasi gedung sebagai berikut:
Buildings$875,000
Accumulated depreciation-buildings$525,000
Revaluation surplus$350,000
Alternatif pertama menggunakan gross carrying amount, yaitu sebagai berikut:
Original costRevaluationTotal%
Gross carrying amount$1,000,000+$875,000$1,875,000100%
Accumulated depreciation600,000+525,0001,125,00060%
Net carrying amount$400,000+$350,000$750,00040%
Dengan alternatif ke-2, maka Kiely harus menjurnal:
Accumulated depreciation-buildings$600,000
Buildings$600,000
Buildings$350,000
Revaluation surplus$350,000
2.Perlakuan dari revaluation surplus dan deficits
Asumsi Kiely Company mempunyai data mengenai PPE untuk dua tahu sebagai berikut:
LandBuildingsMachinery
Cost$100,000$500,000$200,000
Fair value 31 Dec’10120,000450,000210,000
Fair value 31 Dec’11150,000460,000185,000
Pada 31 Dec’10, jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:
Land$20,000
Revaluation surplus-land$20,000
Loss on revaluation-buildings (expense)$50,000
Buildings$50,000
Machinery$10,000
Revaluation surplus-machinery$10,000
Pada 31 Dec’11, jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:
Land$30,000
Revaluation surplus-land$30,000
Buildings$10,000
Recovery of loss on revaluation-buildings (income)$10,000
Revaluation surplus-machinery$10,000
Loss on revaluation-machinery$15,000
Machinery$25,000
IAS 16 mengindikasikan bahwa revaluation surplus dapat ditransfer ke retained earnings ketika surplus tersebut terealisasi.
IAS 40, Investment Property
IAS 40 menentukan perlakuan akuntansi mengenai investment property, yaitu tanah atau gedung yang diperuntukkan untuk rental, capital appreciation, atau keduanya. Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan PPE secara umum dapat dilakukan dalam investment property.
IAS 38, Intangible Assets
IAS 38 mendefinisikan intangible asset sebagai nonmonetary asset tanpa bentuk fisik yang digunakan untuk proses produksi, disewakan, atau untuk tujuan administratif lainnya.
Baik U.S. GAAP maupun IAS 38 mengatakan bahwa intangible asset dalam business combination garus diakui terpisah dari goodwill pada nilai pasarnya. Jika nilai pasar tidak diketahui, maka intangible asset tidak diakui terpisah, melainkan harus digabung dengan goodwill.
Perbedaan utama antara IFRS dan U.S. GAAP adalah perlakuan terhadap internally generated intangibles. IAS 38 menyatakan bahwa semua biaya yang dikeluarkan untuk meningkatkan potensi intangible diklasifikasikan sebagai biaya research or development. Jika keduanya tidak dapat dibedakan, semua biaya harus diklasifikasikan sebagai biaya research. Biaya research harus dibebankan pada saat terjadi.
Item-item yang dapat dikualifikasikan sebagai aset menurut IAS 38 adalah:
·Biaya software komputer
·Patent, Copyright
·Lisensi
·Franchise
·Market Share
IAS 38 secara spesifik tidak memasukkan item-item berikut sebagai internally generated intangible asset:
·Brand
·Publishing title
·Customer list
·Biaya iklan
·Biaya training
Aktifitas-aktifitas dalam kegiatan research:
·Aktifitas dalam mendapatkan pengetahuan baru
·Pencarian untuk aplikasi dari suatu penelitian
·Pencarian alternatif untuk material, peralatan, produk, proses, sistem atau jasa
·Formulasi, design, evaluasi, dan pemilihan alternatif yang mungkin untuk pengembangan material, peraalatan, produk, proses, sistem, atau jasa
Yang termasuk aktifitas development:
·Design, konstruksi, dan pengujian dari prototype
·Design dari peralatan, gerakan, cetakan dari teknologi baru
·Design, konstruksi, dan operasi dari gedung yang secara skala ekonomi tidak mungkin untuk produksi komersial
·Design, konstruksi, dan pengujian dari pilihan alternatif untuk mengembangkan material, peralatan, produk, proses, sistem atau jasa
Development cost meliputi semua biaya yang secara langsung mempengaruhi kegiatan development dan biaya-biaya yang dapat dialokasikan secara wajar ke dalam aktifitas, yaitu:
·Personnel cost
·Materials and service cost
·Depresiasi dari PPE
·Amortasi dari patent dan lisensi
·Overhead cost
Contoh: asumsi Szabo Company mengeluarkan biaya untuk pengembangan produk pada tahun 2010 sebesar $300.000. Dari jumlah tersebut, $250.000 terjadi pada saatproduk tersebut akan diuji. Pada tahun 2011 Szabo mengeluarkan $300.000 untuk pengembangan produk. Produk tersebut tersedia untuk dijual pada 2 Januari 2011, dengan pengiriman pertama kepada customer terjadi pada pertengahan Februari. Penjualan dari produk diperkiraakan akan terus berlanjut sampai 4 tahun kedepan, pada saati itu produk pengganti dibutuhkan. Total unit produksi yang diperkirakan dapat dihasilkan selama 4 tahun adalah 2.000.000. Unit yang dihasilkan pada tahun 2012 adalah800.000. Tidak ada nilai sisa.
Pada tahun 2010, $250.000 dari development cost dibebankan dan $50.000 sisanya diakui sebagai asset. Jurnal yang dibuat adalah:
Development expense$250.000
Deffered developments costs (intangible asset)$50.000
Cash$300.000
Pada tahun 2011, $300.000 development cost diakui sebagaai aset:
Deffered developments costs (asset)$300.000
Cash$300.000
Amortisasi dari deffered development cost dimulai pada tanggal 2 januari 2012, ketika produk siap untuk dijual. Amortization expense untuk 2012 dapat dihitung sebagai berikut:
Carrying amount of deffered development costs$350.000
Unit produced in 2012800.000
Total number of units to be produced 2.000.000
% of total unit produced 201240%Amortization expense 2012$140.000
Jurnal :
Amortization expense $140.000
Deffered development cost$140.000
Jika Szabo tidak dapat mengestimasi jumlah unit yang akan diproduksi, maka perhitungan amortization expense dilakukan dengan straight line. Jurnal yang dibuat adalah:
Amortization expense $87.500
Deffered development cost$87.500
IAS 36 Impairment of Asset
IAS 36 menjelaskan pengujian impairment dan pengakuan dari impairment loss untuk PPE, intangible asset, goodwill, dan investment. Dalam IAS 36, asset dikatakan impaired ketika carrying amount melebihi recoverable amount. Recoverable amount adalah nilai tertinggi antara net selling price dan value in use. Net selling price adalah harga dari asset di pasaran dikurangi dengan biaya disposal. Value in use adalah present value dari future net cash flow yang timbul dari penggunaan asset secara continue sampai umur manfaatnya berakhir. Berdasarkan U.S GAAP impairment terjadi jika carrying amount melebihi future cash flow.
Measurement of Impairment Loss
Pengukuran impairment loss berdasarkan IAS 36 adalah apa adanya.
Contoh :
Pada tanggal 31 Desember 2009 Toca company mempunyai equipment adalah sebagai berikut :
Carrying value$50.000
Selling price $40.000
Cost of disposal$1.000
Expected future cash flows$55.000
Present value of expected future cash flows$46.000
IFRS
Berdasarkan IAS 36, recoverable amount dapat dihitung sebagai berikut:
Net selling price $40.000 - $ 1.000 = $39.000
Value in use$46.000
Recoverable amount (greater of the two)$46.000
Perhitungan dari impairment loss adalah:
Carrying value$50.000
Recoverable amount$46.000
Impairment loss$ 4.000
Jurnal :Impairment loss$4.000
Equipment $4.000
U.S GAAP
Pengujian impairment adalah sebagai berikut:
Carrying value $50.000
Expected future cash flows (undiscounted)$55.000
Karena expected future cash flows lebih besar daripada carrying value, maka tidak ada impairments, sehingga tidak ada penyesuaian. Asset harus dilaporkan sebesar $50.000 di dalam balance sheet.
IAS 23 Borrowing Cost
IAS 23 menyediakan dua metode untuk borrowing cost yaitu:
1.Benchmark treatment: membebankan semua borrowing cost pada saat periode terjadinya
2.Allowed alternative treatment: mengkapitalisasi borrowing cost yang berhubungan dengan akuisisi, konstruksi atau produksi dari aset kualifikasi
IAS 17 Leases
IAS 17 mengharuskan suatu leasing diklasifikasikan sebagai finance lease ketika terjadinya transfer kepemilikan dan risiko kepada lessee. IAS 17 menjelaskan lima situasi yang dapat menyebabkan leasing dapat dikapitalisasi yaitu:
1.Adanya transfer kepemilikan aset kepda lessee pada akhir masa lease
2.Lessee mempunyai hak opsi untuk membeli aset di bawah fair value
3.Masa lease sama dengan umur manfaat dari aset
4.Present value dari minimum lease payment pada awal lease sama dengan fair value dari aset
5.Aset lease hanya daapat digunakan oleh lessee
Perbedaan lain antara IAS 17 dan U.S GAAP adalah:
·Implicit rate digunakan pada IAS17 sedangkan U.S GAAP menggunakan incremental borrowing rate
·Direct cost dikapitalisasi sebagai bagian dari harga perolehan aset menurut IAS 17 sedangkan U.S GAAP tidak mengatur kapitalisasi Direct cos
IFRS 5
Non-current Assets Held for Sale and Discontinued Operations
aktiva tidak lancar untuk dijual harus dilaporkan secara terpisah dalam neraca sebesar nilai terendah antara:
(1) tercatat atau
(2) nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual.
Discontinued Operations
Operasi yang dihentikan adalah komponen dari suatu entitas yang merupakan garis utama bisnis atau wilayah geografis operasi, atau anak perusahaan yang diakuisisi secara eksklusif dengan tujuan untuk dijual kembali, yang baik telah dijual atau telah diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual.
IFRS 8
Operating Segments
Luas pengungkapan diperlukan untuk setiap segmen usaha dilaporkan secara terpisah. segmen usaha adalah komponen bisnis:
1.bahwa melakukan kegiatan bisnis di mana dapat memperoleh pendapatan dan mengeluarkan biaya.
2.hasil operasi yang direview secara teratur oleh pengambil keputusan operasional entitas untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang akan dialokasikan untuk segmen itu dan menilai kinerja
3.informasi keuangan yang terpisah tersedia.
IAS 34, Interim Financial Reporting
Tujuan dari IAS 34 adalah untuk menentukan minimum isi laporan keuangan interim dan untuk menentukan prinsip-prinsip untuk pengakuan dan pengukuran dalam laporan keuangan disajikan untuk periode interim.
Interim periode: periode pelaporan keuangan yang lebih pendek dari satu tahun keuangan penuh (paling biasanya seperempat atau setengah tahun)
Komponen minimum spesifikasi untuk laporan keuangan interim:
·laporan posisi keuangan
  • (a) pernyataan dari pendapatan komprehensif atau (b) pernyataan dari pendapatan komprehensif dan laporan laba rugi
  • pernyataan perubahan ekuitas
  • pernyataan arus kas
  • dipilih jelas catatan
Periode yang dicakup oleh laporan keuangan interim adalah sebagai berikut:
·neraca (laporan posisi keuangan) pada akhir periode interim aktual dan neraca komparatiftepat sebelum per akhir tahun keuangan
·laporan pendapatan komprehensif (dan laporan laba rugi, jika disajikan) untuk periode interim saat ini dan secara kumulatif untuk tahun keuangan yang berlaku hingga saat ini, dengan laporan perbandingan untuk periode interim sebanding (saat ini dan tahun-to-date) tepat sebelum pada tahun keuangan
·laporan perubahan ekuitas secara kumulatif untuk tahun keuangan yang berlaku hingga saat ini, dengan pernyataan perbandingan untuk periode tahun-to-date dibandingkan tepat sebelum tahun keuangan .
·laporan arus kas secara kumulatif untuk tahun keuangan yang berlaku hingga saat ini, dengan pernyataan perbandingan untuk periode tahun-to-date dibandingkan tepat sebelum tahun keuangan
IAS 37 Provisions, Contigent Liabilities and Contigent Assets
Tujuan dari IAS 37 adalah untuk memastikan bahwa kriteria pengakuan dan pengukuran basis yang sesuai diterapkan dengan ketentuan, kewajiban kontinjensi dan aktiva kontinjensi dan bahwa informasi yang memadai diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan untuk memungkinkan pengguna untuk memahami sifat mereka, waktu dan jumlah.
Sebuah entitas harus mengakui penyisihan jika, dan hanya jika:
·entitas memiliki kewajiban kini sebagai akibat peristiwa masa lalu
·pembayaran kemungkinan
·jumlah yang dapat diestimasi.
Sebuah kewajiban konstruktif muncul jika praktek masa lalu membuat harapan yang valid pada bagian dari pihak ketiga, misalnya, sebuah toko ritel yang memiliki kebijakan lama yang memungkinkan pelanggan untuk kembali barang dagangan dalam, katakanlah, jangka waktu 30 hari.
kewajiban kontinjensi didefinisikan sebagai:
1.mungkin kewajiban yang timbul dari peristiwa masa lalu dan yang keberadaannya akan dikonfirmasikan oleh kejadian atau kejadian tidak pastiperistiwa masa depan
2.kewajiban kini yang tidak diakui karena:
·tidak mungkin bahwa suatu arus keluar sumber daya akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban.
·kewajiban tidak dapat diukur secara andal
Contingent Asset:
asset yang mungkin timbul dari peristiwa masa lalu, dan
·yang keberadaannya hanya akan dikonfirmasikan oleh terjadinya atau tidak terjadinya satu atau lebih kejadian masa depan tidak sepenuhnya dalam kendali entitas
Summary of IAS 37, Recognition and Disclosure Guidelines
Contingent Element
Kemungkinan Realisasi
Perlakuan Akuntansi
Contingent Liability
kemungkinan (lebih baik mungkin daripada tidak)
-terpercaya terukur
mencatat penyisihan
-tidak terpercaya terukur
pengungkapan
tidak mungkin
pengungkapan
Sedikit mungkin
tidak ada pengungkapan
Contingent Asset
hampir tertentu
mengakui aktiva
mungkin
tidak mungkin
Pengungkapan
tidak ada pengungkapan
Restrukturisasi
restrukturisasi adalah:
penjualan atau penghentian dari suatu bidang usaha
penutupan lokasi bisnis
perubahan struktur manajemen
fundamental reorganisasi perusahaan
IAS 19, Employee Benefits
Tujuan dari IAS 19 adalah untuk meresepkan akuntansi dan pengungkapan atas imbalan kerja (yaitu, semua bentuk pertimbangan diberikan oleh suatu entitas dengan imbalan jasa diberikan oleh karyawan).
imbalan kerja, merupakan standar yang komprehensif meliputi jenis berikut :
1.Imbalan kerjajangka pendek (seperti kompensasi absen: cuti sakit, libur dibayar dan bonus)
2.imbalan pasca (pension, medis dan manfaat asuransi jiwa selama kerja)
3.imbalan kerja jangka panjang lainnya
4.pesangon (seperti uang pisah dan manfaat pensiun dini)
Pension Plans
Program pensiun imbalan pasti adalah imbalan pasca-kerja program selain program iuran pasti. Ini akan mencakup rencana formal dan praktek-praktek informal yang menciptakan kewajiban konstruktif untuk karyawan entitas.
Past Service Cost
biaya jasa lalu yang timbul ketika majikan meningkatkan manfaat yang harus dibayar karyawan dalam hubungannya dengan program manfaat pasti. IAS 19 menyediakan aturan berikut berhubungan dengan biaya jasa lalu:
·Biaya jasa lalu yang terkait dengan pensiunan karyawan aktif dan dipegang langsung dibebankan.
·Biaya jasa lalu yang terkait dengan karyawan tidak aktif diakui secara garis lurus sepanjangsisa periode tetap.
Contoh Recognition of Past Service Cost:
Employees with more than five years of service at 1/1/Y7 ……………$ 10,000
Employees with less than five years of service at 1/1/Y7. …………….$8,000
Total present value of additional benefits ……………………..$ 18,000
elang perusahaan mengakui biaya jasa lalu yang timbul dari hak karyawan pada tahun 7 dan biaya jasa lalu yang timbul dari nonvested karyawan diamortisasi dengan metode garis lurus selama 7,8,9 tahun (rata-rata tiga tahun sampai vesting). total jumlah biaya jasa lalu diakui sebagai komponen biaya pensiun pada tahun 7 adalah dihitung sebagai berikut:
Past service cost (vested employees) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . .$ 10,000
Past Service cost (nonvested employees) $ 8,000/3 . . . . . . . . . . . . . . . . . . $2,667
Total . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .$ 12,667
Minimum Liability
US GAAP mengharuskan pengakuan setidaknya akumulasi kewajiban manfaat pensiun tidak didanai sebagai kewajiban minimal pada neraca. tidak ada pengakuan kewajiban persyaratan minimum di IAS 19
anticipation of changes in future benefits (mengantisipasi perubahan masa manfaat)
IASmengantisipasi perubahan di masa depan hukum dalam mengukur kewajiban imbalan pensiun pemberi kerja. ini sangat relevan dalam situasi di mana tingkat manfaat pensiun diberikan oleh pemberi kerja dikaitkan dengan tingkat manfaat pensiun yang akan diberikan oleh pemerintah nasional dan local.
Curtailments and settlements
Rencana kurtailmen atau permukiman: Keuntungan atau kerugian yang diakibatkan oleh kurtailmen atau pelunasan rencana diakui pada saat kurtailmen atau penyelesaian terjadi. Kurtailmen adalah pengurangan dalam lingkup pekerja yang ditanggung
Jika perhitungan jumlah neraca sebagaimana tercantum di atas hasil dalam aset, dalam jumlah yang diakui harus dibatasi total kerugian aktuarial bersih yang belum diakui dan biaya jasa lalu, ditambah dengan nilai kini dari pengembalian dana yang tersedia dan pengurangan iuran di masa depan dengan rencana
Balance Sheet Recognition and Limitation
Jumlah yang diakui pada neraca terkait dengan program pensiun imbalan pasti dapat berupa aktiva atau kewajiban dan adalah sama dengan nilai kini kewajiban imbalan pasti ditambah (dikurangi) keuntungan aktuarial yang belum diakui (kerugian) dikurangi biaya jasa lalu yang belum diakui ( terkait dengan manfaat nonvested) dikurangi nilai wajar aktiva program.
Namun, jika jumlah yang dihasilkan adalah negatif (pensiun aktiva bersih), jumlah aset yang dilaporkan dalam neraca adalah terbatas pada jumlah kerugian aktuarial yang belum diakui dan biaya jasa lalu, dan sekarang pun nilai pengembalian dana yang tersedia dari merencanakan dan setiap pengurangan kontribusi pemberi kerja yang tersedia di masa depan untuk rencana tersebut. berdasarkan US GAAP, dalam jumlah yang diakui pada neraca adalah sama dengan selisih antara nilai kini kewajiban imbalan pasti dan nilai wajar aktiva program (dikenal sebagai status didanai) tidak ada batasan jumlah aset pensiun untuk diakui.
Contoh : Aplikasi dari Keterbatasan Pengakuan Net Asset
Present value of defined benefit obligation$ 10.000
Fair value of plan asset(10.800)
Subtotal(800)
Unrecognized actuarial losses(50)
Unrecognize past service cost(30)
Negative amount (possible asset)$(880)
Present value of available future refunds and
reduction in future contributions$525
The limit as to the amount of asset that may be recognized is ccomputed as follows:
Unrecognized actuarial losses$ 50
Unrecognize past service cost30
Present value of available future refunds and
reduction in future contributions525
Limit$ 605
Medical Benefit
IAS 19 tidak menyediakan pedoman terpisah untuk postemployment benefit lain seperti medical benefit. Prosedur-prosedur digambarkan atas rencana pensiun yang disediakan untuk pegawai seperti medical benefits dan life insurance contracts.
U.S. GAAP menyediakan banyak sekali pedoman daripada IAS 19 dengan menganggap asumsi yang digunakan dan pengukuran kewajiban pegawai untuk postemployment medical benefit. Sebagai penganut IASB’s Framework, perusahaan menggunakan IFRS yang berkenaan dengan pedoman disediakan di U.S. GAAP untuk mengidentifikasi metode yang tepat dalam menentukan jumlah expense untuk mengakui hubungan postemployment medical benefit dengan pension.
Termination Benefit
IAS 19 mengharuskan termination benefit diakui ketika perusahaan melakukan pembuktian untuk menghentikan pekerjaan pegawai atau sekelompok pegawai atau menyediakan termination benefit sebagai hasil dari penawaran oleh perusahaan untuk menganjurkan penghentian secara sukarela.
U.S.GAAP membedakan 3 tipe perbedaan dari termination benefit dan menyediakan perbedaan kriteria pengakuan waktu untuk masing-masing, yaitu:
1.Special termination benefit seharusnya diakui ketika pegawai menerima penawaran.
2.Contractual termination benefit seharusnya diakui ketika pegawai berhak atas benefit itu.
3.Termination benefit ditawarkan bersamaan dengan penyusunan kembali seharusnya diakui ketika rencana diterima oleh manajemen.
IAS 19 menunjukkan bahwa pengukuran seharusnya didasarkan pada jumlah pegawai kecuali yang menerima penawaran, discount untuk present value jika jatuh tempo benefit lebih dari 12 bulan setelah tanggal balance sheet. Sedangkan menurt U.S. GAAP, pengukuran berdasarkan pada jumlah pegawai yang sebenarnya menerima penawaran tetapi discount tidak diakui.
IFRS 2, Share-based Payment
IFRS 2, Share-based Payment mengemukakan prinsip pengukuran dan syarat spesifik untuk 3 tipe dari transaksi pembayaran share-based :
1.Transaksi pembayaran equity-settle share-based, dimana perusahaan menerima barang dan jasa sebagai pertimbangan untuk instrument modal perusahaan (termasuk stock option granted untuk pegawai)
2.Transaksi pembayaran cash-settle share-based, dimana perusahaan memperoleh barang dan jasa dengan adanya kewajiban kepada supplier dari barang dan jasa didasarkan pada harga/nilai saham perusahaan atau instrumen modal lain dari perusahaan seperti share appreciation right)
3.Transaksi dimana perusahaan menerima atau memperoleh barang atau jasa dengan memilih apakah perusahaan melakukan transaksi dengan kas atau dengan menerbitkan struktur modal.
Stock Option Granted to Employee
IFRS 2 mengharuskan akuntansi menggunakan metode fair value untuk stock option granted bagi pegawai. Menurut metode ini, total beban kompensasi dihitung sebaga fair value dari perkiraan option pada tanggal option yang diperbolehkan. Fair value dari option seharusnya didasarkan pada harga pasar.
IAS 12, Income Taxes
IAS 12, Income Taxes dan U.S. GAAP mengambil pendekatan yang sama untuk menghitung income taxes. Kedua standar itu mengadopsi pendekatan asset dan liability yang mengakui adanya deferred tax asset dan deferred tax liabilities untuk beda waktu dan untuk kerugian operasi dan tax credit carryforward. Income taxes dalam akuntansi merupakan topik yang sangat kompleks.
Tax Law and Rates
IAS 12 mengakui bahwa pajak sekarang dan pajak tangguhan diukur berdasarkan peraturan dan tarif pajak yang dibuat pada tanggal balance sheet. U.S. GAAP mengaharuskan pengukuran income taxes menggunakan peraturan dan pajak yang sebenarnya dibuat.
Pengakuan dari Deferred Tax Asset
IAS 12 mengharuskan pengakuan deferred tax asset jika realisasi dimasa depan dari tax benefit adalah mungkin. Menurut U.S. GAAP, deferred tax asset harus diakui jika itu terealisasi.
Pengecualian pengakuan deferred tax
IAS 12 dan U.S. GAAP berisi pengecualian untuk peraturan umum bahwa pajak tangguhan diakui dari adanya perbedaan waktu. IAS 12.
Application IFRS
Penerapan IFRS dapat membuat perbedaan waktu tidak terlihat menurut U.S. GAAP. Sebagai contoh revaluasi dari property, plant, dan equipment untuk tujuan laporan keuangan dengan penyesuaian yang tidak sesuai dengan tujuan pajak akan menghasilkan perbedaan waktu tidak terlihat di U.S. GAAP.
IAS 11, Construction Contracts
IAS 11, Construction contract mengidentifikasi 2 tipe dari construction contracts yaitu fixed price contract and a cost plus contract.
Pendapatan dan beban dihubungkan dengan kedua tipe kontrak yang seharusnya diakui menggunakan metode percentage of completion ketika hasil dari kontrak tersebut dapat diperkirakan secara andal.
Hasil dari cost-plus contract dapat diandalkan ketika mungkin bahwa manfaat ekonomis dihubungkan dengan kontrak yang mengalir ke perusahaan, biaya kontrak dapat diidentifikasikan dan dapat diperkirakan secara andal
U.S. GAAP tidak menggunakan metode percentage of completion tetapi menggunakan metode completed contract.
IAS 18, Revenue
IAS 18, revenue merupakan standar tunggal yang mencakup semua pendapatan, khususnya pendapatan dari penjualan barang, memberikan jasa, dan bunga, royalti dan dividen. Ada perbedaan standar tunggal pada U.S. GAAP. U.S. GAAP mengatur yang berhubungan dengan pengakuan pendapatan yang ditemukan lebih dari 200 perbedaan keputusan yang berwenang.
General Measurement Principle
IAS 18 mengharuskan pendapatan diukur dengan fair value dari uang yang diterima atau receivable.
Identification of transaction Generating Revenue
Jika transaksi terdiri dari elemen berbeda. Setiap elemen seharusnya dilaporkan terpisah. Sebagai contoh jika penjualan dari software computer disertai dengan perjanjian pemeliharaan (post contract support) untuk waktu tertentu, maka pendapatan yang diterima oleh penjual seharusnya dialokasikan antara jumlah software (diakui pada saat penjualan) dan jumlah dari post contract support (diakui pada periode dari support).
Sale of Goods
Lima kriteria yang diperkenalkan pada saat pesanan untuk pendapatan dari penjualan barang diakui:
1.Risiko dan keuntungan signifikan dari kepemilikan barang yang diserahkan kepada pembeli
2.Keterlibatan manajerial yang terus menerus dihubungkan dengan kepemilikan barang tidak mengefektifkan pengawasan atas penjualan barang yang dikuasai.
3.Jumlah dari pendapatan dapat diukur dengan andal
4.Mungkin bahwa manfaat ekonomis dihubungkan dengan penjualan akan mengalir kepada penjual.
5.Biaya diadakan dengan reaksi penjualan barang yang bisa diukur dengan benar.
Rendering of Service
Ketika hasil dari transaksi jasa diperkirakan dan mungkin bahwa manfaat ekonomis dari transaksi akan mengalir ke perusahaan, revenue seharusnya diakui pada proporsi pengukuran yang ada dari jasa yang diberikan (seperti percentage of completion basis)
Hasil dari transaksi diperkirakan ketika jumlah pendapatan, biaya, dan tingkat dari completion dapat diukur semua secara andal.
Interest, Royalties dan Dividends
Jika mungkin bahwa manfaat ekonomis dari bunga, royalti dan dividen akan mengalir kepada perusahaan dan jumlahnya dapat diukur secara andal, revenue seharusnya diakui berdasarkan pada :
-Interest income diakui dengan effective yield basis
-Royalti diakui pada accrual basis sesuai dengan waktu persetujuan
-Dividen diakui ketika pemegang saham menerima pembayaran dividen.
Exchanges of goods and Service
Jika perubahan barang sama dengan nilai perolehannya, maka tidak ada gain / loss yang diakui. Jika perubahan barang dan jasa tidak sama dengan nilai perolehannya maka pendapatan diakui berdasarkan fair value barang atau jasa yang diterima dan disesuaikan dengan jumlah uang yang dibayarkan/diterima.
IASB-FASB Convergence Project
Pengakuan pendapatan merupakan isu akuntansi dimana IASB dan FASB tidak mempercayai itu memiliki literatur yang memadai dan masuk akal serta menyeluruh. Pada 2002, ada 2 board yang memulai bekerja dengan joint project untuk mengembangkan standar tunggal untuk menyetujui isu penting ini.
Reaksi dari project ini adalah untuk menghilangkan kekurangan pada standard an konsep yang telah ada dan mempertemukan IFRS dengan U.S. GAAP.
IAS 32 dan IAS 39, Financial Instrument
IAS 32, Financial instrument : Disclosure and Presentation dan IAS 39, Financial instrument : Recognition and Measurement dikembangkan berdasarkan U.S. GAAP. Kedua standar tersebut mengatur:
1.mengharuskan asset dan liabilities keuangan diukur dan dilaporkan berdasarkan fair value
2.mengizinkan menggunakan hedge accounting dengan kriteria-kriteria tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar