Minggu, 03 November 2013

JURNAI INFORMA51, PEOZPAJAKAN, AKUNTAN51 DAN KEUANGAN PUMA Vc.f. 4, No. 2, JVJi 2009
ha 113 - 135
ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSI, RASIO TOB1N Q,
AKRUAL PILIHAN, TAME EFEKTIF PAJAK, DAN BIAYA PAJAK DITUNDA
TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK PADA PERUSAHAAN PUBLIK
Hotman T Pohun
Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti Jakarta
ABSTRACT
The effort of tax planning by management or owner ofcorporate to decreas pay off tax obligation ofcorporation.Tax avoidance is part of tax planning wihtout conflict with tar rule,meanwhile tax evasion is tax planning that to conflict with tax rule .There are two kind of income for tax first is income before tax which its calculation base on generally accepted accounting principles, second is income tax which calculation base on rule of statutory however income tax can not be known directly therefore was is need estimated numberfor its proxy.
The different kind of income is namely book-tax differrent(BTD),its proxyfor tax avoidance. The objective of this research is to prove the factors that assumed influence hook -tax different significantly or nor. The methodology of this research is multivariate analysis with independent variables which are institutional ownership. Tobin Q. income smoothing, discreanary accrual proxy for earning management, elective tax rate, and deferred tax expense.
The result of this research, is to prove that earning management influence negatively and significantly toward book-tax difference, income smoothing influence positively and significantly elective tax rate influence positive and significantly toward boo-tax dijWence .meanwhile institutional ownership and deferred tax expense has no influence toward book-tax difference,simultaniosly all factors significantly influence toward book-tax different with coefficient determination
Keywords : tax avoidance, tax evasion, hook-tax different,nstitutional ownership,obin Q, discreanaty accrual. effective tax rate.
I. Fulda huluan
Masalah Pcrencanaan perpajakan dalam beberapa tahun belakang ini telah mengambil peran yang begitu penting dalam kasanah pengeiolaan perusahaan, ini ditandai oleh penerapannya di berbagai perusahaan ,terutama perusahaan yang telah melakukan penawaran umum kepada masyarakat.
Telah banyak pengkajian dan penelitian yang dilakukan mengenai dampak dari penerapan perencanaan pajak tersebut baik terhadap kincrja perusahaan dan kinerja saham di pasar modal maupun terhadap Para stakeholder lainnya. Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan baik diluar negeri maupun didalam negeri yang menjadi perhatian penulis adalah penelitian perpajakan yang berhubungan dengan ketaatan pengelola perusahaan terhadap pembayaran pajak penghasilan perusahaan (income tax). karena masalah pajak penghasilan perusahaan adalah salah saw masalah yang sangat krusial dalam perusahaan,


pembayaran pajak penghasilan berkaitan langsung dengan laba yang clihasilkan oleh perusahaan, laba adalah indikator sentral, alai ukur keberhasilan manajemen dalam mengelola perusahaan, laba di laporkan mungkin disesuaikan dengan tujuan dan motivasi yang mendasari laporan tersebut ,dalam melaporkan laba, manajemen dapat memilih altematip prinsip-prinsip akuntansi mana yang sesuai dengan motivasinya dalam hal ini di sebut manajemen lain (earning management) dimana manejemen laba tersebut dibedakan menjadi empat hal yaitu meninggikan laba(income increasing),merendahkan laba (income decreasing),meratakan laba (income smoothingIdan munch besartbig bath).
Standar Akuntansi Keuangan telah menyediakan dan mengatur pilihan-pilihan tersebut sebagai pedoman dalam mengukur laba ,yang disebut laha akuntansi, disamping laba akuntansi terdapat konsep iaba ekonomi yang lebih lugs yang dianut oleh fiskus, baik laba akuntansi maupun laba ekonomi keduanya dapat dijadikan dasar untuk menghitung berapa besar pajak penghasilan yang harus dibayar kepada petnerintah. Duaiisme dasar perhitungan tersebut menyebabkan timbulnya perbedaan pajak,yaitu pajak menurut fiskus dan pajak menurut perhitungan perusahaan. Peran perencanaan pajak sebagai alat dan sistem dalam mengatur perhitungan dan pembayaran pajak oleh manajemen dapat dipandang sebagai suatu penghindaran pajak yang bersifat legal dan dapat dipandang sebagai usaha memperkecil pembayaran pajak secara tidak legal atau disebut tax evasion ,hal ini perludikaii dan diteliti dalam konteks Indonesia .
Berdasarkan pemaparan hal hal tersebut diatas penulis mengajukan permasalahan penelitian yang dapat thrumuskan sebagai benkut:
I. Apakah ada pengaruh Kepemilikan Instirus tonal terhadap Penghindaran Pajak
2.     Apakah ada pengaruh Rasio Tobin terhadap penghindaran Pajak?
3.     Apakah ada pengaruh Perata laba terhadap Penghindaran Pajak ?
4.     Apakah ada pengaruhAkrual Pilihan terhadap Penghindaran Pajak?
5.     Apakah ada pengaruh TarifEfekti fpajak terhadap Penghindaran Pajak ?
6.     Apakah ada pengaruh Biaya Pajak ditunda terhadap Penghindaran Pajak ?
7.     Apakah ada pengaruh secara simultanthersarna-sama) Kepemilikan Institusional,Rasio Tobin,Perata Laba,Akntal Pilihan,Tarif Efektif Pajak.Biaya Pajak di tunda terhadap Penghindaran pajak ?.
2. Kerangka Teoritis dan Hipotesis
2.1.StrukturiCepemilikan
Struktur kepemilikan saham pada perusahaan publik dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu pemegang saham perorangan, pemegang saham institusi, dan kepemilikan saham manajerial termasuk dalam pemegang saham yang dimiliki oleh ekskutif atau direktur dengan demikian masuk dalam kategori pemegang saham perorangan.
Kepemilikan Saham Instiusional adalah prosentase saham yang dimiliki institusi dan kepemilikan blockholder,yaitu kepelikan individu atau alas nama perorangan diatas lima persen(5%) tetapi tidak termasuk dalam golongan kepemilikan insider atau manajerial Investor institusi dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu nvestor aktif dan investor pasif.
Investor institusional sexing disebut sebagai investor canggih,Rajgopal dan Venkatachalam(1998) dalam Komsiah(2005) menyatakan bahwa investor institusi merupakan investor yang aktive melakukan monitoring terhadap manajemen karena investor institusi pada urnumnya mmemiliki saham untuk jangka panjang
Tjager,et al(2003),mengutip para penganjur teori keagenan(agency theory)mengatakan


bahwa para dewan (yakni para agen yang mewakili para pemegang saham) secara rasionil akan bertindak bagi kepentingan mereka,dan bukan dengan bijaksana dan adil bertindak bagi kepentingan para pernegang saham .Oleh sebab itu diperlukan suatu sistim cheks and balance untuk mencegah potensi penyalahgunaan kekuasaan. Berdasarkan hal diatas dapat dikembangkan hipotesis
HI: Terdapat pengaruh antara kepemilikan institusi dengan penghindaran pajak
2.2. Pengertian Tobin's Q
James Tobin,ekonom peraih Nobel telah merumuskan teori investasi yaitu tariff investasi(rate of investment) dengan pendekatan Neraca ,dimana harga pasar saham atau market value ofa firm dibandinglum dengan nilai asset yang didasarkan pada replacement cost dilatrangdengan utang,rasio ini terkenal nama Tobin's Q atau Q rasio
Dalam jangka panjang menurut pandangan teori ini Q rasio akan menuju ke arah 1 yang disebut Equilibrium,tapi dalam kenyataannya dalam jangka panjang rasio ini berbeda secara signifikan dari 1. Bila nilai Q suatu perusahaan lebih dari satu, hal ini akan menstimulasi investasi, sebaliknya bi la nilai Q di bawah satu akan mengurangi investasi.
Kim-Henderson,(1993) mengutip penelitian-penelitian terdahulunya menuturkan bahwa rasio Q dapat dipakai untuk menilai monopoli perusahaan dan struktur pasar, dan jugs untuk menilai kesempatan akuisisi.Rasio Tobin's Q ini disebut sebagai salah satu alternatipe jenis rasio yang menggunakan pendekatan harga pasar dengan nilai buku perusahaan (price to book value ratio(PIBV ratio) seperti yang dikemukakan oleh Damodaran,(1996). Perbedaan yang jelas antara rasio Q dengan rasio P/BV adalah rasio Q mendiskripsikan seluruh perusahaan(total hutang ditambah Modal) dan bukan hanya dari sisi ekuitas saja seperti menghitung P/BV. Berdasarkan uraian diatas dapat dikembangkan hipotesis
H2:Terdapat pengarnh rasio Tobin Q dengan penghindaran pajak
2.3. Manajemen Labs ,Perata Laba,Akrual Pilihan.
Untuk memahami manajemen laba beberapa defenisi mengenai manajemen laba seperti dikemukakan antara lain sebagai berikut.
1.               Menurut Scoot( 2006), Earning management is the choice by a manger ofaccounting policies so as achieve some specific objective"
2.               Ahmed Riahi Belkoui(2000), mengutip defenisi Beidelman sebagai berikut:"Upaya yang sengaja dilakukan untuk memperlcecil atau fluktuasi pada tingkat laba yang dianggap normal bagi suatu perusahaan.Dalam pengertiari ini perataan mereprensentasi suatu bagian upaya menejemen perusahaan untuk mengurangi variasi tidak normal dalam laba pada tingkat yang diizinkan oleh prinsip prinsip akuntansi dan majemen yang sehat."
3.               Asih dan Gudono (2000):"Manajemen laba sebagai suatu proses yang dilakukan dengan sengaja dalam batasan generally accepted accounting principles untuk mengarah pada suatu tingkat yang diinginkan atas laba yang dilaporkan "
4.               Setiawati dan Nairn (2000):"Manajemen laba sebagai upaya campur tangan manajemen dalam proses pelaporan keuangan ekstern dengan tujuan untuk menguntunglcan dirinya sendiri"
Dan pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa manajemen laba merupakan intervensi yang disengaja oleh manajemen dalam proses pelaporan keuangan perusahaan kepada pihak eksternal yang memnfaatkan penilaian(judgement) untuk mempengaruhi keputusan para penggunanya serta demi memperoleh keuntungan pribadi. Scott(2000), mengemukakan bentuk-bentuk manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen :


a.     Taking a hath(big bath) ,mandi besar, dilakukan ketika keadaan buruk yang tidak menguntungkan tidak bias dihindari pada periode berjalan ,dengan cam mengakui biaya-biaya pada periode yang akan datang dan kerugian periode berjalan
b.     Income minimazalion ,mengecilkan  tabs, dilakukan saat perusahaan
memperoleh keuntungan yang tinggi dengan tujuan agar tidak mendapat perhatian secara politis.Kebijakan d iambi! bisa berupa pembebanan biaya iklan, riser dan pengembangan dan sebagainya.
c.     Income max-imil-ation,yaitu memaksimalkan laba agar memperoleh bonus yang lebih besarDernikian juga dengan perusahaan yang cenderung mendekati pelanggaran kontrak utang jangka panjang, manajer perusahaan tersebut akan cenderung untuk memaksimumkan laba.
d.     Income smoothing,perataan laba merupakan bentuk manajemen lain' yang paling sering dilakaukan dan paling popular. Melalui income smoothing manajer menaikkan atau menurunkan laba untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan sehingga perusahaan terlihat stabil dan tidak beriesiko tinggi. Salah satu tujuan pergeseran 'aim int berhubungan dengan usaha manajemen untuk menggeser pembebanan pajak dart satu period ke periode lain(tax shifting) melaiut perataan laba„Shaviro(2007).
Dalam penelitian iM untuk mengukur manajemen laba adalah dengan cam menerapkan indeks Eickels ,yaitu suatu cara untuk mengetahui apakah sum perusahaan melakukan pergeseran atau alokasi laba antar periode(income smoothing),dan akrual pilihan dengan menerapakan model Healy., Belkout(2000). Dalam mcndeteksi adanya suatu pergeseran pencatatan laba.maka dimu tat dengan mencari rata-rata iaba dan rata-rata penjualan serta standar deviasi masing-masing, kemudian dihitung koefisien variasi dart laba dan koefisien variasi penjualan,untuk hal tersebut diperlukan data laba dan penjualan untuk paling sedikit lima periode yang dirata-ratakan(average) dan standar deviasinya,untuk menghitung indeks maka koefisien variasi perubahan laba pada suatu periode dibagi dengan koefisien variasi perubahan penjualan pada suatu periode yang sama ,apabila hasilnya lebih besar dart satu maka diindikasikan tidak terjadi pergerseran laba.apabila hasil lebih kecil dart satu diindikasikan terjadi pergeseran laba.
Model Healy, Belkoui(2000) adalah salah satu dan pengukuran manajemen laba dengan menerapkan akrual pilihan sebagai ukuran manajemen iaba ,akrual pilihan dihrtung dengan cam mengurangkan akrual bukan pilihan dart total akrual ,sedangkan total akrual dihitung dengan cam mengurangkan dart arus kas operasi dan laba
Scutt(2006), mengungkapakan beberapa motivasi yang mendorong manajer perusahaan untuk melakukan manajemen laba, yaitu bonus scheme, debt covenant, political motivation taxation motivation, pergantian CEO (Chief Executife Offices), initial public offering(IPO)dan mengkomonikasikan informasi pada investor
Teknik dan metode yang digunakan dalam merekayasa laba dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu rnemanfaatkan peltiang untuk membuat estimasi akuntansi, mengubah metodc akuntansi, dan menggeser periode biaya atau pendapatan. Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan suatu hipotesis pengaruh manajemen laba terhadap penghindaran pajak yang diproxy oleh perata laba
H3: Terdapat pengaruh perata labs terhadap penghindaran pajak
H4: Terdapat pengaruh akrual pilihan terhadap penghindaran pajak


2.4. Perencanaan Pajak ,Penghindaran Pajak(Tax Avoidance) Versus Penyeludupan pajak(Tax Evasion)
Zain(2005), menyatakan suatu perencanaan pajak atau disebut juga sebagai suatu perbuatan penghindaran pajak(tax avoidance) yang berhasil harus secara jelas dibedakan dengan perbuatan penyeludupan pajakOax evasion), penghindaran pajak tennasuk dalam pengertian perencanaan pajak(tax planning). A ntara penghindaran pajak dengan penyeludupan pajak terdapat perbedaan yang fundamental, akan tetapi perbedaan tersebut menjadi kabur,baik secara teori maupun aplikasinya,alcan tetapi dart konsep undang-undang garis pemisahnya adalah antara melanggar undang-undang dan tidak melanggar undang-undang.
Selanjutnya Zain(2005) mendelenisikan: Penghindaran pajak adalah proses pengendalian tindakan agar ierhindar dart konsekwensi pengenaan pajak yang tidak dikehendaki .Penghindaran pajak adalah suatu tindakan yang legal yang berbeda dengan penyeludupan pajak.Seperti halnya suatu pengadilan yang tidak dapat menghukum seseorang karena perbuatannya tidak melenggar hukum atau tidak termasuk dalam katagori pelanggaran atau kejahatan ,begitu pula mengenai pajak yang tidak dapat di pajaki .apabi la tidak ada tindakan atau transaksi yang dapat dipajaki .Dalam hal ini tidak ada suatu pelanggaran hukum yang dilakukan dan malahan sebaliknya akan diperoleh penghematan pajak dengan cara mengatur tindakan yang menghindarkan aplikasi pengenaan pajak melalui pengendalian fakta-fakta sedemikian rupa ,sehingga terhindar dart pengenaan pajak yang lebih besar atau sama sekali tidak kena pajak Zain(2005) dalam bukunya Manajernen Perpajakan ,mengutip beberapa defenisi dart pars ahli tentang Penyeludupan pajak dan Penghindaran pajak.
Harry Graham Balter0 983), menyatakan bahwa penyeludupan pajak adalah usaha yang dilakukan wajib pajak apakah berhasil atau tidak untuk mengurangi atau sama sekali menghapus utang pajak yang berdasarkan ketentuan yang berlaku sebagai pelanggaran terhadap perundang-undangan perpajakan. Penghindaran Pajak merupakan usaha yang sama ,yang tidak mclanggar ketentuan perundang-undang perpajakan.
Ernest R.Mortenson(1958), menyatakan bahwa penyeludupan pajak adalah usaha yang tidak dapat dibenarkan berkenaan dengan kegiatan wajib pajak untuk Ian atau menghindar dirt dart dart pengenaan pajak. Penghindaran Pajak berkenaan dengan pengaturan sesuatu peristiwa sedemikian rupa untuk meminimumkan atau menghilangkan beban pajak dengan memperhatikan ada atau tidaknya akibat-akibat pajak yang ditimbulkan,oleh karena itu penghindaran pajak tidak rnerupakanpelanggaran atas perundang-undang perpajakan atau secara etik tidak dianggap salah dalain rangka usaha wajib pajak untuk mengurangi ,menghindari, meminimkan atau meringankan benan pajak dengan cara—cara yang dimungkinkan oleh undang-undang pajak.
N.A.Barr, S.R James, A .R..Prest(1977), menyatakan bahwa penyeludupan pajak rnengandung arti sebagai manipulasi secara illegal atas penghasilannya untuk memperkecil jumlah pajak yang tennang. Penghindaran pajak diartikan sebagai manipulasi penghasilannya secara legal yang masih sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan untuk memperkecil jumlah pajak yang tenitang.
Robert H.Anderson, menyatakan bahwa penyeludupan pajak adalah penyeludupan pajak yang melanggar undang-undang pajak. Penghindaran pajak adalah cam mengurangi pajak yang masih dalam batas ketentuan peraturanlundang-undang perpajakan dan dapat dibenarkan, terutama melalui perencanaan pajak.
Pajak perusahaan dihitung berdasarkan suatu dasar ,yaitu penghasilan atau laba dikalikan suatu tarif tertentu dalam persentase. Terdapat beberapa jenis tarif untuk menghitung pajak, yaitu tarif yang ditentukan undang-undang, tarif rata-rata, tarif marginal, dan tarif efektif yang dibagi lagi menjadi tarif efektif rata-rata dan tarif efektif marginal.


Dalam penelitian bidang perpajakan untuk mengukur suatu perencanaan pajak bukanlah hal yang mudah karena data-data mengenai pajak perusahaan adalah suatu hal yang rahasia,d al am penelitian-penelitian perpajakan sebelumnya untuk proxy manajemen pajak dan perencanaan pajak penggunaan tarif pajak effectif sudah biasa dilakukan (Don Fullerton 1983,Mills,at all.1998; Petroni dan Shackelford 1999; Gupta dan Mils 2002; Rego 2003; dan Philips 2007). Shevlin (1999), Shackelford dan Shevlin(2001) dalam Tang(2006), Halperin, Sansing(2005) menyarankan penggunaan tarifefektifpajak sebagai proxy manajemen pajak dan perencanaan pajak dengan basil perencanaan pajak yang efektif akan menghasilkan tarif efektif yang rendah, akan tetapi jugs dalam penelitian­penelitian sebelumnya beberapa peneliti menemukan bahwa penggunaan tarif efektif mengandung beberapa kelemahan dan adanya kesalahan pengukuran dalam pengukuran manajemen pajak dan perencanaan pajak (Wilkie 1992; Wilkie dan Limberg 1993; Scholes et,all 2002; Plesko 2003),walaupun tarif efektif pajak sebagai proxy pengukuran manajemen pajak dan perencanaan mempunyai kelemahan, untuk mencari penggantinya yang lebih balk dan tepat masih sulit kelihatannya Tang(2006). Terdapat tiga jenis tarif efektifpajak White at.all(2003) yaitu:
1.     ETR = Income= exp ease
__________  , kedua variabel benisal dari laporan keuangan
Pr etaxincome
TaxPayable
2.ETR -                 , variabel tax payable dan pretax income berdasarkan perhitungan
Pr etaxIncome
menurut peraturan perpajakan oleh perusahaan pada periode tersebut.
IncomeTaxPaid .
3.ETR                    ,variable income tax paid berasal dari laporan eras kas bagian operas'.
Pr eTAxIncome
H5 : Terdapat pengarsh tarif efektif pajak terhadap penghindaran pajak 2.5. Biaya Pajak Ditunda (Deferred Tax Expense)
Di Indonesia dengan dikeluarkannya Standar Akuntansi no.46 mengenai Akuntansi Pajak Penghasilan yang mulai berlaku 1 Januari 1999 telah membawa perubahan yang berarti tentang tats cam penyajian pajak pada laporan keuangan. Pada tahun-tahun sebelumnya pajak yang dilaporkan adalah pajak yang dibayar dimuka sarnpai dikeluarkan SKP Rampung oleh Kantor Pelayanan Pajak, oleh karena itu laba sebelum pajak selalu menjadi bottom line laporan laba rugi
Harnanto(2003), menyatakan perubahan sistim pemungutan pajak dari sistim MPS-MPO menjadi self assessment pada tahun 1984, mendorong praktiek pelaporan keuangan untuk mulai menyajikan beban PPh dalam laporan laba rugi tetapi dengan jumlah yang ditaksir, diikuti dengan pelaporan taksiran utang PPh di neraca. Praktik pelaporan PPh seperti ini berlangsung hingga diterbitkannya PSAK no.16(khususnya pragraf 77).PSAK no.16 paragraf 77 memberikan kebebasan perusahaan untuk melaporkan beban pajak penghasilan dalam laporan laba rugi :(a) sebesar jumlah yang dihitung berdasarkan laba fiskal (tanpa alokasi pajak antar periode),atau (b) sebesar jumlah yang dihitung berdasarkan laba akuntansi (dengan alokasi pajak antar periode)
PSAK no. 46 mengakhiri praktik pelaporan PPh berdasarkan PSAK no.16 paragraf 77.Perbedaan pokok antara PSAK no. 46 dengan PSAK no.16 paragraf 77 adalah bahwa PSAK no 46 mengatur akuntansi PPh menggunakan dasar akrual,yang secara komperehensif menerapakan pendekatan aktiva-kewajiban(asset-liabilities approach), sedangkan alokasi antar periode berdasarkan PSAK no 16 paragraf 77 dilakukan dengan pendekatan laba-ugi(income statement approach).


Berdasarkan PSAK no. 46 alokasi pajak antar periode diawali dengan adanya keharusan bagi perusahaan untuk mengakui aktiva dan kewajiban pajak tangguhan yang harus di laporkan di neraca .Pengakuan aktiva dan kewajiban pajak tangguhan tersebut merupakan pengakuan tentang konsekuensi pajak dimasa mendatang alas efek kumulatif perbedaan temperer pengakuan penghasilan dan beban untuk tujuan akuntansi dan tujuan fiskal. Dalam pendekatan aktiva-kewajiban, yang dimaksud dengan perbedaan temperer adalah perbedaan antara dasar pengenaan pajak (DPP) dart suatu aktiva atau kewajiban dengan nilai tercatat aktiva atau kewajiban tersebut.
Efek perubahan perubahan temperer yang terefleksi pada kenaikan atau penurunan aktiva dan kewajiban pajak tangguhan harus diperlakukan sebagai beban pajak tangguhan (deferred tax expenses)atau penghasilan pajak tangguhan(dejerred lax income) dan dilaporkan dalam laporan laba-rugi tahun berjalan bersarna-sama beban pajak kini (current tax expenses). dengan penyajian secara terpisah,dengan demikian perbedaan temperer yang dapat nnenambah jurnlah pajak dimasa depan akan diakui sebagai utang pajak tangguhan dan perusahaan hams mengakui adanya biaya pajak tangguhan(deferred lax expense), yang berarti bahwa kenaikan utang pajak tangguhan konsisten dengan perusahaan yang mengakui pendapatan lehih awal atau menu nda biaya untuk pelaporan keuangan dibanding laporan pajak,sebaliknya perbedaan temperer yang mengurangi Jumlah pajak dimasa depan akan diakui sebagai aktiva pajak tangguhan dan perusahaan hams mengakui adanya keuntungan atau man faat pajak tangguhan (deferred tax benefit), yang berarti bahwa kenaikan aktiva pajak tangguhan konsisten dengan perusahaan yang mengakui biaya lebih awal atau menangguhkan pendapatannya untuk tujuan pelaporan keuangan dtbanding pelaporan pajak(Philip,et,a1,2003) dalam Wijayanti(2006).
Dengan demikian, berdasarkan PSAK no.46 PPh yang di laporkan dalam laporan laba-rugi akan menunjukkan (1) beban pajak kini ditambah beban pajak tangguhan, atau(2) beban pajak kini dikurangi penghasilan pajak tangguhan. Jumlah agregat ha= pajak kini dan pajak tangguhan dapat berupa (a) beban pajak (tax expenses) atau (b) penghasilan pajak(rax income).Berikut ini adalah istilah-istilah baku dalam akuntansi pajak penghasi Ian
JamIsh dalam Laparan Pajak
Keterangan
PcnghasilanKena Pajak( Taxable Income)
Penghasilan dikenakan pajak
Pajak yang terutang (Taxes Payable)
Jumlah pajak penghasitan:yang terutang dihitung berdasarkan Tarif pajak X Penghasilan Kena pajak sesuai Undang-undang Pajak
Behan Pajak Kini(Current Tax Expense)
Jumlah pajak Penghasilan yang dialokasikan untuk periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan :Tarif pajak X Penghasilan sebelum
pajak  Jumlah pajak yang sebenarnya dihayar
Jumlah pajak yang dibayar(incame Tax Paid)
Jumlah daimon Laporan Keuangan
Keterangan
Laba scbclum pajak (Pretax Income)
Laba scbclum dikurangi beban pajak penghasilan menurut akuntansi
Behan Pajak Penghasilan (Income Tax Expenses)
Beban pajak penghasil an yang didasarkan kcpada laba sebelum pajakaemmsuk utang pajak (tax liabilities) dais Beban pajak yang ditunda( deferred income tax expense)
Pajak Penghasilan Tangguhan (Deferred Income Tax Expenses)
Behan pajak penghasilan akrual yang ditaksir untuk dibayar/dipulihkan pada periode mendatang :nebedaan antara utang pajak(tra payable) dengan beban pajak[ income tax expense )jumlahnya tergantung dart selisihiperubahan aktiva pajak tangguhan(Deferred tax asset ) dengan kewajiban pajak tanguhan(deferred tax liabilities)



Aktiva Pajak Tangguhan(Deferred Ta_r Asset)
Jumlah pajak dalam neraca debit,yag ditaksir dipulihkan pada nperasi mendatang
Kewajiban Pajak Tanguhan (Deferred Tax Liabilities)
JUmlah pajak dalam neraca kredit ,yang ditaksir akan dibayar/dikeluarkan pada masa yang akan datang

Penelitian mengenai ketidakakuratan total accrual dalam mengukur manajemen laba dilakaukan oleh Yuliati(2004) mengutip (Guay,et, 41996. Bernard & Skinner, 1 996) penelitian penelitian mengenai manajemen laba menunujukkan bahwa penggunaan akruai pilihan (discretionary accrual) menyebabkan terjadinya kesalahan dalam prediksi manajemen Iaha,kesalahan ini karena mernbangi total accrual menjadi discretionary accrual dan non discretionary, accrual sehingga model accrual yang digunakan tidak tepat lagi.
Berbagai peneliti mencoba mengatasi kelemahan model accrual dengan memcari faktor alternatip yang dapat digunakan dalam mendeteksi manajemen laba. Philip. Pincus & Rego(2003) menyatakan bahwa kesalahan pengukuran model akrual dapat dikurangi dengan memfokuskan pada beban pajak tangguhan(deferredtTax expense) dibandingkan dengan membagi Total Accrual perusahaan menjadi komponen discretionary dan non- discretionary. Berdasarkan uaraian diatas dapat dikembangkan hipotesis sebagai berikut:
H6 : Terdapat pengaruh biaya pajak ditunda terhadap penghindaran pajak
2.4.2.Penghindaran Pajak
Untuk variable Penghindaran pajak beberapa peneliti menerapkan book tax gap sebagai proxy dari penghidaran pajak dengan berbagai variasi pendekatan yaitu pertama suatu taksiran dengan pendekatan Grossup (Manzon,Plesko,2002) yang di ikuti oleh Desai dan Dharmapala(2004,2007), metode ini men-grossup beban pajak(tax expense) atau utang pajak(tax liability) dcngan rnernakai tarifpajak. Selanjutnya untuk mencari estimasi hook-tax gap, di lakukan dengan cara mengurangkan penghasilan kena pajak(raxahle income) dari laba sebelum pajak yang dilaporkan di laporan laba rugi(pretax financial income). Untuk mengontrol perbedaan dalam skala perusahaan ,dan juga book-tax gap yang di naikan rich nilai buku asset, maka book-tax gap juga di skala dengan membaginya dengan nilai buku asset.
Pendekatan kedua adalah dengan cara menaksir perbedaan tax income dengan book income terlebih dahulu yaitu dengan cara membagi deferred tax expensesIbenefit dengan tarif pajak fiskus, selanjutnya perbedaan tersebut ditambah atau dikurang kepada earning before tax.White,at,a1(2001). Pendekatan keliga dengan cara membagi net income dengan (1- tax rate) didapat hasilnya income before tax atau pretax income atau estimate operating income before tax ,angka ini dianggap laba kena pajak menurut fiskus. kemudian dibandingkan dengan earning before tax dari laporan laba-rugi, selisihnya adalah perbedaan laba akuntansi dengan laba kena pajak,Wild, et al(2007)
2.5.Penelitian Penelitian Sebelumnya
Penelitian terhadap hubungan langsung antara corporate governance ataupun manajemen laba dengan penghindaran pajak atau rneminimalkan pajak masih jarang dijumpai di Indonesia karena keterbatasan data mengenai pajak badan usaha(corporate tax) yang dibayar perusahaan dan dilaporkan pada laporan keuangan khususnya laporan arcs kas belum mencerminkan keadaan yang sehenarnya, karena laporan arcs kas untuk pembayaran pajak bercampur dengan pajak-pajak yang lain yang menjadi kewajiban perusahaan sepenti pajak pertambahan nilai, pajak bumi dan bangunan, denda, dan sanksi pajak.


Desai, Dharmapala(2007) dalam penelitian mereka mengatakan bahwa untuk mengukur penghindaran pajak adalah sulit dan data untuk pembayaran pajak dalam Surat Pemberitahuan Pajak sulit didapat untuk itu perlu pendekatan untuk menaksir berapa pajak yang sebenarnya yang dibayar perusahaan kepada pemerintah, oleh karena itu dalam penelitian mereka diadopsi pendekatan tidak langsung untuk mengukur variabel dependen penghindaran pajak yaitu dengan memulai menghitung perbedaan laba akuntansi dengan penghasilantlaba kena pajak (gap between financial and taxable income). Perbedaan yang dilaporkan ke pemegeng saham atau investor mengunakan GAAP/SAK, sedangkan ke Kantor Pelayanan Pajak dengan Peraturan Perundang-undangan pajak. Perbedaan ini terkenal dengan sebutan perbedaan buku-pajak(book-tax gapId(errent). Metode ini menarik minat Para peneliti untuk mendalaminya dan telah menjadi proxy untuk mengukur pengindaran pajak disamping proxy yang lain disebabkan oleh pajak yang dibayar ke pemerintah tidak dapat diketahui secara langsung maka diperlukan suatu taksiran dengan pendekatan grossup (Manzon,Plesko,2002) yang diikuti oleh Desai dan Dharmapala(2004,2007). Metode ini mengrossup beban pajak(tax expense) atau utang pajak(tax liability) dengan memakai tarifpajak. Selanjutnya untuk mencari estimasi book- tax gap, di lakukan dengan cara mengurangkan penghasilan kena pajak(taxable income) dari laba sebelum pajak yang dilaporkan dalam laporan laba rugi(Pretax Financial Income). Untuk mengontroi perbedaan dalam skala perusahaan, dan juga book-tax gap yang dinaikan oleh nilai buku asset, make book-tax gap juga di skala dengan membaginya dengan nilai buku asset.
Penelitian mengenai hubungan antara komponen GCG dengan penghindaran pajak atau perlindungan pajak(tax shelter) berkaitan erat dengan hubungan atau pengaruh antara komponen GCG dengan manajemen Iaba(earning management),karena masalah pajak secara tidak langsung berhubungan dengan pengaturan atau manajemen laba,malca dapat di kutip hasil-basil penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan pengaruh GCG terhadap manajemen laba(earning management).
Studi-studi empiris mengenai pemilikan saham oleh direktur atau manajer antara lain (Feroz,Park,dan Pastena,1991; Shivdasani,1993) dalam Remee(2002),studi ini menyimpulkan bahwa pemilikan saham oleh direktur balk dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan bertambah banyak ,memungkinkan penurunan penyajian laporan keuangan yang tidak benar, persentase pemilikan yang besar atas saham yang beredar oleh direktur atau manajer akan membuat direktur atau manajer tersebut memiliki dorongan kegiatan yang menghasi titan dan meningkatkan nilai pemegang saham(shareholder value) yang akhimya jugs akan menaikkan nilai saham yang dimiliki oleh direktur atau manajer. Rajgofal et al(1999) dalam Midiastuty dan Machfoedz(2003) yang dikutip oleh Iqbal dan Fachriyah (2007) menemukan hubungan negatip antara kepemilikan institusional dengan perilaku manajemen laba yang diukur dengan nilai absolut dari discretionary accruals. Penelitian yang berhubungan dengan pengarub nilai perusahaan (yang dalam hal ini diproxi oleh raslo Tobin Q) terhadap kineija saham atau kualitas laba yang di proksi oleh ukuran perusahaan,pertumbuhan laba,current rasio,pay out rasio,dan price earning rasio,dilakukan oleh Kim etal(1993) yang menyatakan bahwa rasio Tobin Q berhubungan dengan variable-variable tersebut .
Perbedaan antara laporan keuangan dan fiskal disebabkan dalam penyusunan laporan keuangan ,standar akuntansi lebih memberikan keleluasaan bagi manajemen dalam menentukan prinsip dan assumsi akuntansi dibandingkan yang diperbolehkan menurut peraturan pajak. Palepu, Healy, Bemard(2000) dalam Yuliati(2004) menyatakan semakin besar perbedaan antara laba yang dilaporkan perusahaan(laba komersil) dengan laba fiskal menunjukkan bendera merah (red flag) bagi pengguna laporan keuangan.


Semak in besar persentase beban pajak tangguhan terhadap total beban pajak perusahaan menunjukkan pemakaian standar akuntansi yang semakin liberal (Hawkin,1998) dalam Yuliati (2004). Mills dan Newberry (2001) dalam Yuliati(2004) menyatakan bahwa semakin besar insentif manajemen untuk meiakukan manjemen laba akan menyebabkan semakin besarnya perbedaan antara laba akuntansi dengan laba fiskal.
Lebih lanjut Mills dan Newberry menyatakan bahwa perbedaan laba akuntansi dengan laba fiskal (book-tax gap) memiliki hubungan positif dengan insentif pelaporan keuangan seperti financial distress dan pemberian bonus. Hubungan lebih lanjut dinyatakan oleh Philip, Pincus & Rego(2003) yang menemukan bahwa beban pajak tangguhan dapat digunakan untuk memprediksi manajemen laba yang dilakukan perusahaan dalam memenuhi dua tujuan yaitu (1) untuk menghindari penurunan laba. dan (2) untuk menghindari kerugian. Mereka juga membandingkan antara beban pajak tangguhan dengan model yang selama ini dipakai untuk memprediksi manajemen
yaitu model akrual, dan menemukan bahwa beban pajak tangguhan dapat dipakai untuk memprediksi manajemen laba secara lebih baik dibandingkan model Healy dan model modified Jones, dan dapat dijadikan pelengkap untuk model total accrual dan forwad looking model.
2.6. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian sebelumnya maka secara skematis dapat dibentuk kerangka pemikiran dari penelitian ini yaitu:
Gambar 1
Kerangka Pemikiran


Text Box: 1.Kepemilikan 1nstitusi
2.Rasio Tobin 3.Perata Laba 4.Akrual Pilihan 5.Tarif efektif Pajak
6.Biaya Pajak ditunda
Text Box: Penghindaran Pajak


3. Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kausalitas dengan menggunakan analisa statistik kuantitatipdan uji hipotesa .Dengan metode tersebut diharapkan dapat menemukan model yang menggambarkan secara sistematis dan akurat dan dapat dipakai sebagai alat deteksi dan prediksi mengenai perusahaan yang melakukan penghindaran pajak.
Populasi penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sampai tahun 2006.Metode pengambilan sample yang digunakan adalah dengan pemilihan sample berdasark an purposive dengan kriteria sebagai berikut:
1.       Terdaftar di BEI sejak tahun 2000,dan sahamnya aktifdiperdagangkan.
2.       Menerbitkan laporan keuangannya per 31 qesember setiap tahun.
3.       Memiliki data mengenai Kepemilikan Institusional„pada tahun yang diteliti yakni tahun laporan 2006.


4. Perusahaan Perbankan tidak termasuk dalam sample ini,mengingat ketidaksamaan perk iraan-perkiraannya dan Laporan Keuangan yang berbeda dengan industri umumnya.
Data penelitian ini adalah data sekunder berupa data laporan keuangan tahun 2006. Sumber data diperoleh dari Indonesian Capital Market Directori(ICMD) tahun 2006 dan Indonesia Stock Exchange (1 DX ) 2007-2008.
Jumlah yang dipilih sebagai sample digunakan rumusSfovin yaitu:
3
n ________ 340                    77,27
1+N(EY 1+340(0,1Y
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan variabel dependen sebagai yang tertera pada tabel 1 dibawah Mi.
Tabel 1
Daftar Variable
No
Variable dan
Simbul
Jenis
Variable
Keterangan /Uktu-ari/Rumus
Skala
l
Kepemilikan Institusional
Independen
Perscntase saham yang dimiliki institusi dan blockhoIder, yailu kepemilikan individu atau alas narna perorangan di alas 5%, tidak termasuk dalam golongan kepemilikan insider atau manajerial.          Rumus:(Jumtah saham Institusi +
Saham Blockholder)/jumlah saham yang beredar.
Rasio
2
Tobin Q Q > I = 0 Q < 1 =I
Independen Kategonal
QIENIV+D)/(EBV+D)
Nominal
3.
Perata Laba= I atau Bukan
Perata Laba = 0
Independen Kategorial
Indeks Eckel (1981)=
Koefisien variasi delta Income dibagi Koefisien variasi delta Penjualan.
IE = CVSI- jika IE           < l Tidak mclakukan
CVOS
perataan laba .                                                  .
Jika IE  1 Melakukan perataan laba .
Nominal
4.
Akrual Pilihan
Independen
Menggunakan Rumus Model Healy yaitu: I. TAccr -' NI- CFO
2.       NDAcer =                 Taccr
Rasio
TAssei,,
3.          DAccr --' TAecr - NDAccr Daccr merupakan proxy manajemen laba
5.
Tarif Efcktife Pajak
Idependen katagorial
Menggunakan tarif efektif dengan rumus:
TAXPAIDfromCF0
ETR =
Nominal
EBT
ETR > 30 % = 0
ETR < 30% = 1
ETR - 30 % Doupnik(2007,hal : 445)
6.
Biaya/Manfaat
Pajak Ditunda

Data dari laporan laba--rugi seliap sample
Nominal



7
Penghindaran Pajak(Tax °voidance).
Dependen
Diproxi dengan menghitung :
BOOK-TAX GAP dibagi total asset., yaitu perbedaan/selisih antara laba sebelum pajak (pretax book income) dengan penghasilan keno pajakIPKP(Taxable income).Taxable income diestimasi karena tidak diketahui jumlahnya, melalui               net income per laporan labs rugi
dibagi(1-tarif pajak fiskus ) untuk memperoleh estimasi labs kena pajak, Wild,at al (2007 ) kemudian laba kena pajak tersebut dikurangkan dari labs sebelum pajak (earning before
tax/pretax income)        untuk mengstimasi jumlah
book-tax gap, kemudian dibagi dengan total asset.
NetIncome
Preaxincome
Rasio
BTD-                                     1-1
TA

3.1. Defenisi Operasion al Variabel
3.1.1. Varlabel I ndependen
1.               Kepemilikan Institusional, kepemilikan institusional ditunjukkan dengan persentase kepemilikan institusional di dalam perusahaan. Semak in tinggi persentase kepemilikan institusional dalam perusahaan, maka institusi dapat menjadi alas monitoring yang efektif sehingga akan dapat meningkatkan nilai perusahaan.
2.               Rasio Tobin Q, perbandingan antara Total harga pasar saham di tambah nilai pasar total utang dibagi total asset,rasio ini mengukurnilai perusahaan.
3.               Perata laba (income smoothing), bagian dari manajemen laba yaitu suatu sarana yang digunakan manajemen untuk mengurangi variabilitas atau fluktuasi laba yang dilaporkan agar berada pada tingkat yang dianggap normal bagi perusahaan.
4.               Akrual Pilihan, sebagai proxy dari manajemen laba, dalam penelitian ini digunakan formula yang dimodelkan oleh Healy, Belkoui(2000).
5.               Tarif Efektif Pajak, merupakan proxy untuk faktor-faktor perencanaan pajak dalam penelitian ini tariff efektif adalah pajak yang dibayar yang dilaporkan pada laporan anus kas dart operasi dibagi dengan laba sebelum pajak (earning before tax).
6.               Biaya/Manfaat pajakditunda. berasal dari penerapan prinsip-prinsip akuntansi untuk pajak penghasilan, yang merupakan perbedaan waktu pengakuan penghasilan ataupun biaya antra perusahaan dengan pihak fiskus, angka variabel ini diambil dari laporan laba-rugi perusahaan dengan judul yang sama.
Dalam mendeteksi adanya suatu pergeseran pencatatan labajnalca dimulai dengan mencari rata-rata laba dan rata-rata penjualan serta standar deviasi masing-masing, kemudian dihitung koefisien variasi dart laba dan koefisien variasi penjualan, untuk hid tersebut diperlukan data laba dan penjualan untuk paling sedikit lima periode yang dirata­ratakan(average) dan standar deviasinya. Untuk menghitung indeks maka koefisien variasi perubahan laba pada suatu periode dibagi dengan koefisien variasi perubahan penjualan pada suatu periode yang sama, apabila hasilnya lebih besar dari sate maka diindikasikan tidak terjadi pergerseran laba, apabila hasil lebih kecil dari sate diindikasikan terjadi pergeseran laba.
3.1.2.Variabel Dependen
Penghindaran Pajak(tax avoidance), merupakan upaya manajemen untuk memperkecil utembayar kewajiban pajak penghasilan badan usaha dengan cars legal, yang


diproxy denganperbedaan laba akuntansi dengan laba kena pajak dibagi total asset.
3.2. MetodeAnalisa Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan data sekunder, yaitu data yang akan penulis peroleh dari hasil publikasi laporan keuangan perusahaan yang diteliti, balk yang berasal dari institusi lain maupun dari publikasi Bursa Efek Indonesia dan biro riset lainnya. Data perusahaan berupa pengambilan sample perusahaan secara purposive yang terdaflar di BEI pada akhir tahun 2006.
Teknik yang digunakan untuk menganalisis pengaruh struktur ccorporate governance terhadap penghindaran pajak adalah dengan metode kuantitatif untuk menghitung rasio rasio dan lainnya yang kemudian diolah dan diuji dengan menggunakan alat statistis yaitu:
1.                    Statistik deskriptif untuk menghitung dan menganalisa rata rata, standar deviasi korelasi dan koeti sign korelasi.
2.                    Kemudian diadakan uji assumsi klassik yang terdiri dari uji normalitas, heterodastisitas, uji multikollinier, dan uji autokorelasi, uji assumsi klassik berguna untuk validitas model yang akan dibentuk.
3.                    Statistik inferensia untuk menguji hi potesi s yang telah diajukan.
BTD =a +1311C1 + 132 TQ + I33PL 134DAccr + J3SETR + 116DTE
Keterangan:
BTD         =Book-Tax Gap;
KI           = Kepemilikan Saham Institusional
TQ      = Rasio Tobin Q , Q > =0 Q <1 =0
PL          = Perata Laba.1= untuk perata labs ; 0 = bukan perata laba
DAccr        Akrual Pilihan
ETR        = Efektife Tax Rate
DTE     = Deferred Tax Expenses
4.         Hash dan Pembahasan
4.1. Statistik Deskriptik dan Uji Asumsi ldasik
Penelitian ini mengambil jumlah sample sebanyak 79 perusahaan dengan menerapkan rumus Slovin, pengambilan sampel dari populasi dengan menentukan error 10%, maka tingkat keandalan pendugaan (estimator) adalah 90%, dimana populasi perusahaan yang sudah terbuka atau terdallar di BEI adalah 340 perusahaan.
Dari perusahaan yang terpilih secara purposive, dikumpulkan dan dihitung nilai-nilai variabel yang menjadi pengamatan yaitu jumlah kepemilikan institusi terhadap saham perusahaan yang beredar, indeks Eickel untuk mengukur perataan laba, rasio Tobin untuk nilai perusahaan, akrual pilihan, tarif efektif pajak, biaya pajak ditunda serta book- tax gap untuk mengukur tax avoidance. Setelah data terkumpul, lalu diolah menggunakan SPSS, haiil olah data dengan komputer dibagi menjadi dua bagian yaitu hasil olah data statistik deskriptik dan hasil olah data untuk statistik inferensia.
1. Uji Normalitas.
Hasil pengujian untuk distribusi frekwensi variabel melalui pengujian one sample test Kolmogorove-Smirnove, hanya satu variabel independen yang berdistribusi normal, yaitu variable diskreneari akrual, selainnya tidak normal,


Ta bel 2
Statistik K-S
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


K.INST
7      TO
PL
ETRKAT
BTD
DTE
DACC
N

79
79
79
79
594937'4810850,00
79
0000
79
-
20672268,0
90000
79
.
216670182
4,0000
Normal Parameters
Mean
4224,34179
7
,481013
,797468

Std.
Deviatiort
3613,84179
7
,502832         .404454
.494041
285389408,
000000
192317360,
000000
461174630
4,0000
ost Extreme Differences
Absolute
,240
,350                     .489
,389
.367
.486
,066

Positive
.240
,350(                    .308
,291
,367                     .383
.066

Negative
-154
-.330                    -.489        -,389
-.319                   -,486
-,053
Kolmogorov -Smirnov Z

2,137
3,107                  4,348       3,458
3,263                 4,316
,585
Asymp. Sig. (2- tailed)

,000
,00e                      00             000
.1                                          ,
000                       000
,                            .
. 884

a Test distribution is Normal. Calculated from data
dengan tidak didapatnya asumst kenormalan untuk lima variable dart seluruh variable independent menurut statistik K-S. maka dengan demikian analisa multivariate idak dapat diterapkan, akan tetapi dengan pertimbangan pada apa yang dinyatakan oleh Barnes(1987) dalam Setyowati(2002) bahwa distribusi rasio-rasio kcuangan cenderung -Adak normal, juga berdasarkan pada central limit theurema yaitu jika jumlah pengamatan cukup besar ,maka asumsi normalitas dapat diabalkan(Gujarati 1995; Mendenhall dan Beaver 1992) dalam Setyowati(2002), juga mempertimbangkan grafik p-plot residual ong menunjukkan mendekati normal. Dcngan demikian analisis multivariate terhadap Basil penelitian ini dapat dilanjutkan.
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: BTD
Observed Cum Prob


IVO Multicallinearity
Nilai tolerance semua variable bebas menunjukkan diatas 0,90 jauh diatas 0,10 sebagai cut off adanya multicollinearity, sebaliknya nilai Variance Inflation Factor(VIF) dari semua variable bebas menunjukkan angka diatas 1, sehingga dapat dikatakan semua variable bebas tidak mengalami multicollinearity.
3. 14 Autocolleration
Dilalaikan dengan uji Durbin-Watson test, angka yang dihasilkan oleh menunjukkan 2,088, dengan memperbandingkan dengan tabel Durbin-Watson dengan n = 80 dan jumlah variable bebas 6, maka 2,088 lebih besar dad 1,801(du)dan lebib kecil dari 4-du, sehingga dapat dikatakan tidak ada autokorelasi dalam model regrasi.
4. Uji Heteroskedastialtas dengaa uji Glejser.
Uji ini dilakukan dengan cara mengabsolutkan residual, kemudian meregresikannya dengan variabel-variabel bebas model. Berdasarkan angka signifikansi basil olah data terlihat ada satu variable bebas yang signifikan 0,041 < 0,05 yaitu akrual pilihan (DAccr), seperti terlihat pada label 3, berarti hal tersebut menunjukkan terdapat beteroskedastisitas pada variable tersebut.
Tabel 3
Regresi Absolut Residual



Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
ttpdel

a                            Std. Error



1
(Constants
302748835.429           72510243,249

4,175
,000

KUNST
-10973,593                                 6831,242
-,188
-1,855
,102

TQ
-34804321,332            47449728,552
-,083
-,733
.466

PL
47743552,151k           60045103,338
-,188
-1,461
,148

ETRKAT
-1954885.784               48987813,100
-,005
-.040
,968

DTE
3.776E-02                                                ,130
.034
.291
,772

DACC
1,077E-03<                                               .005
,231
2,083
,041

a Dependent Variable: ABSRESID
4.2. Statisdk luferensia
Hasil uji hipotesis untuk pengaruh secara parsial masing-masing variable independent yaitu yaitu kepemilikan institusi, Rasio Tobin, perata labs, akrual pilihan, tariff efektif, biaya pajak ditunda terhadap penghindaran pajak dapat dilihat pada tabel 4


Tabel 4.
Coefficients


Unst andar dized Coet ficie Inc

Standardized
Cocfficicnrs
t
Sig.
95% Confidence
Interval for B

Correlations

Col linearity
Statistics

Model

B
Ski
Beta


Lower Bound
Upper Bound
]cro-ordrr
Part
ltilenuxe
VIF



Error










iConsla

-94285

-
,143
-327503054.570
48406640,51





nt 1
1395
568.7

1.480


I






4820
30











7,027











K. INST

8622.
-.077
-,705
.483
-23271.576
11106,302
-.052
-975
,937
1,067


6082,
637
65.0










TQ

161699
-.239
-
,031
-258420372,745
-
-.204
-.232
,945
tom


1354
205,8

2,195


1243012098






2524
59




7






6.867











PI.
157t;
78077
.224
2,023
1047
2270818,970
313558376,
,200
all
,912
1,096


1454
061.4




89






7,530
47










DACC
-
907
-.223
-
.044
-927
.000
-.238
-.217
.947
1,0 56


1.381


1,055









E-02











ET R KA

128E6369'
.221
2,019
.047
1656768,044
255620802.0
.202
.213              .919
1.089

T
3878
190.7




91





5.1167
90









DTE'-,136
.169
-.091
-.804
,424
-.477
,201
-.003
-.085                     .865
1,157

a Dependent Vanable BTD
Hasil Pengujian Hipotesis
a. HOl : Tidak terdapat pengaruh kepemilikan institusi terhadap penghindaran pajak
Hai : Terdapat pengaruh kepemilkan institusi tehadap penghindaran pajak
Terima H01 jika sugnifikansi .> a 0,05 Tolak HOl jika signifikansi < a =0.05 Signifikansi statistik koefisisen kepemilikan institusi 0,483 > 0,05
Keputusan Terima HOl
Kesimpulan : Tidak terdapat pengaruh kepemilkan institusi terhadap penghindaran pajak
b.H02 ; Tidak ada pengaruh Rasio Tobin Q terhadap Penghindaran Pajak Ha2 : Ada Pengaruh Rasio Tobin Q terhadap Penghindaran Pajak
Terima H02, Tolak 11a2, jika signifikansi > o.
Tolak H02, Terima Ha2, jika signifikansi <
Signifikansi statistic untuk Rasta Tobin Q 0,031 < 0,05
Keputusan : Tolak1:102 ,Teritna Ha2
Kesimpulan : Terdapat pengaruh rasio Tobin Q terhadap penghindaran pajak


e.H03 : Tidak ada pengaruh Perata Laha terhadap Penghindaran Pajak
Ha3 : Ada pengaruh Perata Laba terhadap penghindaran Pajak
Terima H03 ,Tolak Ha3, jika signifikansi >
Tolak H03 ,Terima Ha3 jika signifikansi <
Signifikansi statistik untuk Perata Laba 0,047 < 0,05
Keputusan : Tolak H03 . Terima Ha3
Kesimpulan : Terdapat pengaruh perata labs terhadap penghindaran pajak
d.H04 : Tidak ada pengaruh akrual pilihan terhadap penghindaran pajak
Ha4 Terdapat pengaruh akrual pilihan terhadap penghindaran pajak
Terima H04,Tolak Ha4, jika signifikansi > a
Tokak 1104, Terima I la4, jika signifikansi < a
Signifikansi statistik akrual pilihan 0.044 < 0,05
Keputusan : Tolak H04, Terima Ha4
Kesimpulan: Terdapat pengaruh akrual pilihan terhadap penghindaran pajak
e.1105 : Tidak ada pengaruh tariff efektif terhadap penghindaran pajak
Ha5 : Terdapat pengaruh tariff efektif terhadap penghindaran pajak Terima 1.105, tolak Ha5 jika signifikansi .> a
Tolak H05, Terima Ha5 ,jika signifikansi < a
Signifikansi statistik tariff efektif 0,04 < 0,05
Keputusan: Tolak H05 ,Terima Ha5
Kesimpulan: Terdapat pengaruh tarif efektif terhadap penghindaran pajak
f. H06 : Tidak terdapat pengaruh biaya pajak ditunda terhadap penghindaran pajak
Ha6 : Terdapat pengaruh biaya pajak ditunda terhadap penghindaran pajak Terima 1106, Tolak Ha6 jika signifikansi > a
Tolak 1106, Terima Ha6, jika signifikansi < a
Signifikansi statistic biaya pajak ditunda > 0,05
Keputusan : Terima H06,Tolak Ha6
Kesimpulan : Tidak terdapat pengaruh biya pajak ditunda terhadap penghindaran pajak
Berdasarkan tabel 5 di bawah terlihat terdapat empat variabel independent yang berpengaruh secara signifikan terhadap variable dependen, yaitu rasio Tobin, perata laba, akrual pilihan.dan tarif efektif, dua variable independen yang tidak berpengaruh adalah kepemilkan institusi dan biaya pajak ditunda. Signifikansi model model regress' multivariate uji goodness offil yang diperoleh dari pengujian pengaruh variabel secara simultan (bersama-sama) terhadap penghindaran pajak dilihat dan hasil test anova pada label 5
Tabel 5
Hash! Uji ANOVA
Model

Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
1
Regression
1244101891227416000,C
00
6
207350315204569200,000
2,922
,013

Residual
5108773506473460000,C 72
00 ___
6352875397700870000,C. 78
00
70955187589909100,000



Total

a Predictors. (Constant), OTE, TO, (MCC, K.INST, ETRKAT, PL
b Dependent Variable: BTD


H07: Tidal( terdapat pengaruh secara simultan(bersama-sama) variabel kepemilikan institusi, rasio Tobin Q, perata laba, akrual pilhart, tarif efektif pajak, biaya pajak ditunda terhadap penghindaran pajak.
Ha7: Terdapat pengaruh secara simultan(bersama-sama) kepemilikan institusi, rasio Tobin Q, perata laba, akrual pilihan, tarif efektif pajak, biaya pajak ditunda terhadap penghindaran pajak.
Terima 1-107,Tolak Ha7 : jika signifikansi > 0,05
Tolak H07, Terima Ha7 : jika signifikansi <0,05
Signifikansi model regresi 0,013 <0,05
Keputusan : Tolak H07, Terima Ha7
Kesimpulan : Terdapat pengaruh secara bersama-sama kepernilikan institusi, Rasio Tobin, perata baba, akrual pilihan, tarif efektif pajak, biaya pajak ditunda terhadap penghindaran pajak.
Tabel 6.
Model Summary

R
R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error of the
Estimate
Change
Statistics
ge!
df21
Durbin-
Watson
Model




R Square Change
F Chan                 df1

Sig. F Change

1
.514
,264                                 ,225251319121,2621
.264
6,645                        4
74
.000
2,065

a Predictors: (Constant), KONSRV, DACC, PL, ETRKAT
b Dependent Variable: STD
Dengan model sebagai berikut:
1,RTD = —139548207,027 — 6082.673K.Inst —135425246,867TQ„
+1579145597,530PL, —0,001381DAcc +128638785,067ETR, — 0,136DTE 2.BTD =- 0, 077K last — 0, 239TQE, + 0, 224P1L, — 0, 223DAcc + 0, 223 ETR„ — 0,09 !DM
Model regresi nomor dua adalah model dengan koefisiennya sudah di adjusted dengan alasan sebagai berikut :
1.     Untuk mengetahui pentingnya suatu variabel bebas dibanding variabel bebas lainnya
2.  Untuk mengetahui pengaruh langsung dari suatu variable independen terhadap variabel dependen
3.     Untuk mengeleminasi perbedaan ukuran antara variable ( % dan Rp)
4.4. interpretasi Hasil Penelitian
Hasil pengujian statistik regressi untuk data observasi dalam penelitian ini telah dapat atau mampu membuktikan adanya pengaruh rasio Tobin 0, perata laba, akrual pilihan. dan tarif efektif terhadap penghindaran pajak untuk perusahaan yang sudah go publik masing-masing secara individual, akan tetapi terdapat dua variabel yang tidak signifikan yaitu kepemilikan institusi dan biaya pajak ditunda tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak, hasil penelitian ini dapat untuk memprediksi kemungkinan penghindaran pajak karena signifikansi model secara statistik telah teruji walaupun asumsi klasik tidak di ikuti secara ketat,maka model tersebut layak untuk diinterpretasikan, dengan demikian analisis dan interpretasi model dapat dilakukan.
Kepemilikan institusi secara individu dalam penelitian ini tidak signifikan terhadap penghindaran pajak dan mempunyai koefisien negatif, dimana penghindaran


pajak adalah bagian dari togas manajemen untuk memaksimumkan labs, hasil temuan ini tidak konsisten dengan penelitian Agrawal dan Knoeber(1996) dalam Solomom, Jill dan Solomom Aris(2004) yang menyatakan bahwa keterlibatan institusional investor mem iliki pengaruh yang positif terhadap kinerja keuangan perusahaan, akan tetapi secara bersama­sama kepemilikan institusi berpengaruh secara negatif terhadap penghindaran pajak. Ini berarti menurunkan penghindaran pajak, karena penghindaran pajak dalam arti sempit dapat berarti tidak taat pada aturan pemerintah, dengan demikian pemilik institusi berusaha dengan keras untuk mempengaruhi manajemen agar tidak melakukan penghindaran pajak dalam arti negatif.
Rasio Tobin Q dalam penelitian ini bersifat katagorial dengan nilai nol untuk perusahaan yang mempunyai rasio lebih dari satu dan nilai satu untuk yang memiliki rasio kurang dari saw, model regresi menunjukkan signifikansi yang nyata dan koefisien yang negatif terhadap penghindaran pajak, artinya dalam temuan penelitian ini rasio Tobin Q menurunkan aktivitas penghindaran pajak. Rasio Tobin Q pada umumnya diterapkan untuk mengukur kinerja manajemen, disamping dipakai sebagai proxy untuk ukuran perusahaan, kinerja saham perusahaan di pasar modal atau nilai perusahaan (firm value), perusahaan yang mempunyai nilai kurang dari satu adalah target take over karena harga murah, sebaliknya perusahaan yang mempunyai nilai lebih dari satu adalah perusahaan yang mempunyai kinerja yang relatif balk, artinya perusahaan dengan kinerja dan nilai perusahaan balk lebih besar pengaruh menurunkan penghindaran pajaknya daripada perusahaan yang mempunyai kinerja relatip kurang balk
Selanjutnya adalah pembahasan mengenai perata laba,dalam temuan penelitian ini perata laba mempunyai koefisien yang signifilcan dan berpengaruh positip, berarti perata laba meningkatkan penghindaran pajak,dalam penelitian ini perata laba adalah variabel dengan katagorial dimana perusahaan yang diindikasikan melakukan perataan laba diberi nilai satu sedangkan perusahaan yang tidak melakukan perata laba diberi nilai nol. Temuan penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan kegiatan perataan laba berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak ,Shaviro(2007).
Akrual pilihan dalam temuan penelitian ini mempunyai signifikansi yang nyata dan mempunyai pengaruh negatif terrhadap penghindaran pajak. Akrual pilihan yang dalam hal ini menjadi proxy manajemen laba diukur berdasarkan model Healy berpengaruh menurunkan penghindaran pajak. Hal mid konsisten dengan teori dan penelitian sebelumnya, mengenai salah satu tujuan manajemen laba adalah menurunkan atau memperkecil pajaknya, penjelasan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut karena perusahaan tunduk pada undang-undang perpajakan dan otoritas atau petugas pajak berusaha dengan sekuat daya untuk memalcsa perusahaan membayar pajak, dengan sendirinya manajemen berusaha untuk mengatur kewajiban pajak sedemikikan rupa yaitu memperkecil perbedaan laba akuntansi dengan laba kena pajak dengan menerapkan prinsip-prinsip akuntansi yang sesuai dengan peraturan pajak,makin kecil perbedaan laba akuntansi dengan laba kena pajak,makin menurun penghindaran pajak. Dengan demikian dalam hal ini manajemen laba akan memperkecil penghindaran pajak, yaitu memperkecil perbedaan Book-Tax EhfferentIGa, sebaliknya apabila perbedaan laba akuntansi dengan laba pajak terlihat besar berarti perusahaan diindikasikan melekukan manipulasi pajak. Palepu,He4y, Bernard(2000) dalam Yuliati(2004) menyatakan semakin besar perbedaan antara laba yang dilaporkan perusahaan(laba komersil) dengan laba fiskal menunjukkan bendera merah (red flag) bagi pengguna laporan keuangan.
Tarif pajak efektif merupakan proxy dari perencanaan pajak. Dalam penelitian ini tarif efektif menjadi variabel boneka dengan nilai satu untuk tarif efektif diatas 30 persen, dan diberi nilai nol ,untuk tarif dibawah 30 persen. Dalam penelitian ini signifikansi  tarif pajak efektif nyata berpengaruh secara positif, artinya perilaku


perencanaan pajak dari manajemen akan menaikkan penghindaran pajak hal itu berarti menaikkan perbedaan laba akuntansi dengan laba kena pajak .Perencanaan pajak bertujuan untuk memperkecil pembayaran kewajiban perpajakan ,keberhasilan suatu manajemen pajak diukur dari keberhasilan perusahaan tersebut menurunkan tarif efektif pajaknya, Halperin, Sansing(2005), menyatakan perencanaan pajak yang efektifakan menghasilkan tarifefektif yang rendah. Dengan demikian hasil penelitian ini terkait dengan variabel tarif efektif pajak sebagai proxy perencanaan pajak dapat dibuktikan dan sesuai dengan penelitian sebelumnya.
Biaya pajak yang ditunda atau deferred tax expenses dalam penelitian ini yang mewakili konservatisme dim juga manajemen pajak belum dapat membuktikan ada pengaruhnya terhadap beda laba akuntansi dengan laba pajak terbukti dengan signifikan yang tidak nyata. Hal ini dapat dijelaskan bahwa beda laba akuntansi dengan laba pajak timbul akibat perbedaan permanen dan perbedaan temporer atau perbedaan waktu pengakuan pendapatan dan atau beban antara perusahaan dengan fiskus, perhitungan­perhitungan yang dibuat oleh peneliti adalah beda waktu dan beda tetap masuk dalam perhitungan ,dengan sendirinya beda labs akuntansi dengan laba pajak adalah gabungan antara beda waktu dengan dengan beda tetap, sedangkan biaya pajak yang ditunda(deferred tax expense) adalah hasil perhitungan beda waktu raja, perbedaan permanen telah dikurangkan dari pendapatan atau beban, kemungkinan lain adalah bahwa biaya pajak ditunda bisa bertanda positif atau negatif di laporan laba-rugi, biaya pajak yang ditunda bertanda negatif berarti manfaat pajak ditunda yang dapat mengurangi pajak masa kini, sedangkan bertanda positif berarti beban pajak ditunda yang dapat menambah pajak masa kini, akan tetapi realisasinya berhubungan dengan periode-periode masa datang, pembayaran pajak penghasilan yang sebenarnya dari suatu perusahaan hanya dapat dibaca dari laporan arus kas operasi.
5. Sinspulan, Keterbatasan, dam Saran
5.1. Simputan
Berdasarkan basil olah data, analisis, dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.               Hasil uji hipotesis untuk pengaruli secara parsial masing-masing variabel independen yaitu yaitu kepemilikan institusi tidak berpengaruh secara signifikan. Biaya pajak yang ditunda juga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penghindaran pajak,
2.               Rasio Tobin, perata laba, akrual pilihan, tarif efektif, berpengaruh secara nyata terhadap penghindaran pajak.
3.               Hasil uji secara simultan terhadap faktor-faktor menghasilkan model, dimana seluruh variabel berpengaruh secara signifikan yaitu 0,013 <0,05 dengan
5.2. Keterbatasan Penelltian
1.               Hasil uji Asumsi klasik untuk qariabel-variabel belum memenuhi seluruhnya, karena untuk asumsi normalitas telah dilonggarkan dengan justifikasi dan belum dilakukan perbaikan atas variabel yang mengalami hetemdaskesitas yaitu variabel diskrearteri akrual.
2.               Pengukuran atau proxy dari tax avoidance yaitu beda laba akuntansi dengasn laba pajak(BTD) masih bersifat taksiran dan pendekatan, bukan angka yang sebenarnya(real) karena untuk mendapatkan data laba pajak yang sebenarnya dan pajak yang dibayar sebenarnya adalah guilt ataupun tidak mungkin, dan pengukuran


tersebut dikalangan ahli masih diperclebatkan dan oleh para peneliti masih dicari kemungkinan altematippmxi untuk ukuran tax avoidance ,tax evasion dan tax shelter
3.  Dalam penelitian ini variabee rasio Tobin Q dan perata laba dimasukkan sebagai variabel independen. hukan sebagai moderating variable atau intervening variabel.
5.3. Saran
1.     Untuk penelitian selanjutnya variabel-variabel penjelas dapat dimodifikasi dengan mengeluarkan variabel rasio Tobin-Q dan perata laha dari model atau menamhah dengan memasukkan variabel-variabel lain yang diduga mempunyai pengaruh terhadap penghindaran pajak.
2.  Dapat dibuat analisis lanj utan dengan membangkitkan analisajalur (path analysis)


DAFTAR PUSTAKA
A,Plesko,George(2004), Corporate Tax Avoidance and the Properties of Corporate Earnings, National Tax Journal,Vol.LVII no.3: 729-737.
A.Desai,Mihir,Dhammika,Dhammapala(2007a), Taxation and Corporate Governance: Economic Framework. Working Paper presented for the Conference on Taxation and Corporate Governance at the Max Plack Institute in Munic December 4-5,2006.
A,Desai,Mihir, Dhammika, Dharmapala(2007b), Earning Management and Corporate Tax Shelters, Working Paper, SNNR
Belkoui,Ahmed Riahi(2004), ACCOUNTING THEORY, Fifth edition, University of Illonois at Chicago,USA
Crocker, Keith .1, Slemrod,Joel(2003), Corporate Tax Evasion with Agency Costs, Working PaperSerie No .917, Michigan, Ross School of Business
Fullerton,Don (1983).Which Effective Tax Rate?, Working Paper Series,NATIONAL BURAU of ECONOMIC RESEARCH, MassachustteAvenue
Gozali, Imarn(2005),Applikasi Analisis Multivariat Dengan Program Spss, edisi 3, Badan Penerbit Undip
G.Schroder, Richard,Myrtle W.Clark(1998). Accounting Theory, Text and Reading, Sixt Edition, John Wiley & Sons, Inc,New York
Harnanto(2003), Akuntansi Perpajakan, Edisi Pertama, BPFE UGM Yogyakarta Heltzer,Wendy(2008), Conservatisme and Book-Tax Differences, Working Paper SNNR
Purba, Marisi Andreas(2005), Akuntansi Pajak Penghasilan Berdasarkan MS no .12 & PSAK no. 46, Edisi Pertama, cetakan Pertama, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta
Halperin, Robert dan Sansing Richard(2005), Is the Effective Tax Rate an Effective Performance Measure, SNNR Working Paper
PSAKNo.46, Penerbit Salemba 4 Jakarta.
Ridwan, Akhmad(2004), Pengaruh Alokasi Pajak Antar Periode Berdasarkan PSAK 46 terhadap Koefisien respon Laba Akuntansi, makalah disiapkan untuk SNA VII, Denpasar Bali, 2-3 Desember, hal:220-245
Rego,Sonja Olhoft(2002), Tax Avoidance Activities of U.S. Multinational Comorations,paper based on Dissertation at the Univercity of Michigan


Scoot,Wi [ham R(1997), Financial Accounting Theory, 3'd Edition, Prentic Hall
Setyowati, Lilis(2002), Rekayasa Akrual untuk Meminimalkan Pajak, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol. 5. No. 3
Shaviro, Dan iel(2007), The Optimal Relationship between Taxable Income and Financial Accounting Income:Analysis and a Proposal, Working Paper No.0738,Law & Economics Research Paper Series, New York Univercity
Tang,Tanya Y.H,(2006), Book-Tax Differences, a Proxy for Earnings Management and Tax Management-Empirical Evidence From China Working Paper for Northeast Regional Meeting and American Accounting Association annual Meeting.
Watt,Ross & Jerold L.Zimmerman(1986), Positive Accounting Theory, Prentice­Hall,Inc, Englewood Cliffs, New Jersey.
Yuliati(2004), Kemampuan Beban Pajak Tangguban dalam Memprediksi Manajemen Laba, maicalah di sajikan pada SNA VII Denpasar, BALI 2-3 Desember, hal:1147-1163
Wild 'Wild, Subramayam K.R.Halsey Robert(2007), Financial Statement Analysis, Ninth edition, GrawHill, nternational Edition.
White,Gerald I, Sondhi,Ashwinpaul C, Fried Dov(2003). THE ANALYSIS AND USE OF FINANCIAL STATEMENT, Third Edition, John Wiley & Son.
Wang, Shiing-wu,(1991), The relation between Finn Size and Effective Tax Rate: A Test of Finn's Political Success. Doctoral Dissertation, American Accounting Association

Zain,Muhammad,(2005), Manajemen Perpajakan, edisi 2, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar