Media Risei Akun!ass, Auditing & inforrnasi, Vol.9
No.2, Agustus 2009: 82 - 85
Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Manajemen Laba, Tarip Pajak Efektip, Perata Laba,
Konservatisma, terhadap Beda Laba Akuntansi dengan
Laba Pajak
-
1. PENDAHULUAN
Manajemen pajak dan manajemen
laba adalah dua istilah yang telah sering didengar dimana kedua istilah tersebut mempunyai
keterkaitan yang erat dan mengacu kepada perilaku manajemen dalam mengelola perusahaan yang berasal dari teori keagenan.
Manajemen pajak bertujuan mengelola mulai dari perencanaan pajak, pernbayaran pajak dan
pengendalian pajak ,sedangkan manajemen laba adalah mengatur laba sedemikian rupa agar sesuai dengan keinginan manajemen, atau
keinginan .stakeholdem atau tujuan khusus dari pengaturan laba tersebut .
Zain(2005), mengatakan bahwa perencanaan pajak adalah merupakan tindakan penstrukturan yang terkait dengan konsekuensi
potensi pajaknya, yang tekanannya kepada
pengendalian setiap transaksi yang ada konsekuensi pajaknya.Tujuannya adalah bagaimana pengendalian
tersebut dapat mengefisienkan jumlah
pajak yang akan ditransfer ke pemerintah, melalui apa yang disebut sebagai penghindaran pajak (tax
avoidance) dan bukan penyeludupan
pajak (tax evasion) yang merupakan tindak pidana fiskal yang tidak akan ditoleransi.Walaupun kedua cars
tersebut kedengarannya mempunyai
konotasi yang sama sebagai tindakan kriminal, namun suatu hal yang jelas berbeda disini. bahwa penghindaran
pajak adalah perbuatan legal yang
masih dalam ruang lingkup pemajakan dan tidak melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, sedang
penyeludupan pajak jelasjelas menspakan perbuatan illegal yang
melanggar ketentuan perundangundangan
perpajakan.
Pcmbayaran
pajak perusahaan kepada pemerintah adalah didasarkan oleh hasil usaha perusahaan
tersebut yang berasal dari kegiatan operasi utama maupun kegiatan lainnya, dalam
hal ini adalah laba yang dihitung menurut aturan akuntansi yang standar ,akan tetapi fiskus juga
mempunyai peraturan sendiri dalam menghitung basil usaha perusahaan berdasarkan
philosofi dasar dari
pihak fiskus yaitu bagaimana mendapatkan pemasukan negara yang maksimal, dengan demikian akan terjadi dualisme dasar
perhitungan pajak yaitu pajak yang dihitung dari laba menurut standar akuntansi
yang dianut (book-income) dan pajak yang dihitung dari laba menurut peraturan perpajakan (taxable income) dimana
antara kedua jenis Iaba(income) ini terjadi perbedaan atau gap(book-tax different/gap), hal ini dapat menyebabkan timbulnya benturan kepentingan
antara pihak perusahaan dalam hal ini manajer, dan pemilik dan pihak fiskus dipihak lainnya,
dimana perusahaan memandang pajak sebagai biaya yang harus diminimalkan,
sedangkan pihak fiskus
memandang pajak sebagai pemasukan yang harus dimaksimalkan.
Beberapa
penelitian telah mengeksplorasi dan menguji hubungan dan pengaruh antara berbagai faktor
manajeman laba dengan perlindungan pajak(tax shelter), diantaranya pengaruh GCG dengan
penghindaran pajak(tax
avoidance)Desai, Dharmaphala(2007a),hubungan antara penghindaran pajak(tax avoidance)
dengan nilai perusahaan (firm value) Desai ,Dharmapala(2007b), hubungan antara
konservatisma dengan perbedaan
laba akuntansi dan laba pajak (Conservatism and Book-Tax Different) Heltzer(2008), Perbedaan laba
akuntansi dan laba pajak sebagai proxy for earning management ,Tang (2006), Deferred Tax
Expenses sebagai
proxy for earning
management Philips
at.all(2003).effective tax rate sebagai proxy for tax planning, Rego(2002).
Penelitian-penelitian terdahulu tersebut telah memperkaya khasanah tentang ilmu perpajakan
dikaitkan dengan berbagai aspek yang cukup luas dan menambah wawasan para
peneliti perpajakan
pemula, dengan demikian penelitian-penelitian lanjutan dan replikasi masih sangat
dibutuhkan dalam konteks Indonesia.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dan pengaruh antara manajemen laba,
perataan laba, konservatisma, perbedaan laba akuntansi dengan laba pajak, ukuran perusahaan
terhadap perencanaan pajak. Motivasi yang mendasari dilakukannya penelitian ini
pertama adalah untuk
mencari penjelasan manakah diantara faktor-faktor tersebut yang mendorong manajemen me lakukan
perencanaan pajak, dan untuk mengetahui hubungan diantara variable-variable independent tersebut
sesamanya ,kemudian
yang mana diantara variable-variable tersebut yang lebih berpengaruh terhadap perencanaan
pajak baik secara langsung maupun tidak langsung. Penelitian ini mempunyai enam permasalahan
yang akan dijawab yaitu:
1. Apakah
ada pengaruh ukuran perusahaan terhadap beda laba akuntansi dengan laba pajak ?. 2. apakah ada pengaruh manajemen
laba terhadap beda laba akuntansi dengan
laba pajak? 3. apakah ada pengaruh tarif efektive pajak terhadap beda laba akuntansi dengan laba pajak? 4.
apakah ada pengaruh perata laba
terhadap beda laba akuntansi dengan labs pajak? 5. apakah ada pengaruh konservatisma terhadap beda laba
akuntansi dengan laba pajak ? 6. apakah
ada pengaruh secara bersama-sama ukuran perusahaan,manajemen fate, tarif efektive pajak, perataan konservatisma
terhadap beda laba akuntansi dengan laba pajak?
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab perumusan masalah yang telah
dikemukakan diatas yaitu untuk mengetahui sejauh mana pengaruh langsung masing-masing faktor
tersebut terhadap beda laba akuntansi dengan
konservatisrna Terhadap Beds Labs Akuntansi Dengan Labs
Paiak
laba
pajak secara khusus dan untuk mengetahui praktek perencanaan pajak di perusahaan publik secara
urnurn,untuk mengetahui apakah faktor-faktor tersebut mampu menjelaskan perbedaan beda laba
akuntansi dengan laba pajak dan secara
umum dapat menjelaskan peraktek perencanaan pajak di perusahaan publik.
2. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESA A.1.Ukuran Perusahaan
Pada
dasarnya perusahaan yang selalu memperoleh laba yang besar akan menarik
perhatian pemerintah untuk dikenakan pajak yang sesuai,proses pemajakan akan didasarkan kepada
informasi akuntansi yang disajikan oleh perusahaan dalam laporan keuangan, semakin besar laba
yang dihasilkan akan semakin
besar pajak yang dikenakan. Dengan demikian akan timbul konflik kepentingan antara perusahaan dan pemerintah selaku
wakil rakyat dalam penarikan pajak
perusahaan, Watt, Zinunerman(1986) menjelaskan bahwa pajak adalah transfer kekayaan perusahan kepada
rakyat,dimana pajak ditetapkan oleh
undang-undang yang dibuat oleh para politisi, konflik kepentingan ini akan memacu manajer untuk
mengatur laba sedemikian rupa agar
pajak yang dibayar sebagai biaya politik menjadi kecil.
Riset-riset akuntansi terdahulu menemukan bahwa perusahaanperusahaan yang memiliki ukuran yang besar lebih
sensitive dalam proses politik dan lebih
besar dalam mcntranfer kekayaan yang dikenakan dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki ukuran yang kecil Watt
& Zimmerman(1983), dalam Watt
& Zimmerman(1986) telah menguji asumsi hipotesa hubungan antara ukuran perusahaan dengan tarif pajak perusahaan
dimana proxy untuk ukuran perusahaan adalah total sales atau total asset, Watt & Zimmerman (1986), dimana ukuran perusahaan
yang besar akan memiliki tarif pajak
yang besar dan mendapatkan manfaat politik yang besar sebagai konpensasi
misalnya kontrak-kontrak dan pemerintah, pembatasan impor, dibandingkan perusahaan yang memiliki ukuran yang
kecil.Akan tetapi hasil penelitian
tersebut bervariasi dalam waktu yang panjang dan bervariasi antar industri yang berbeda. Peneliti lainnya (Holthusen
dan Leftwich,1983) dalam Watt &
Zimmerman(1986), menyarankan proxy untuk ukuran perusahaan adalah laba akuntansi, Wang (1991) telah meneliti
hubungan antara ukuran perusahaan dengan tarif pajak efektife dengan
analisa jalur dan struktural equation model yang mana hasilnya hubungan keduanya signifikan. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan
diproxy olch penjualan. Berdasarkan
tinjauan literatur diatas ,maka dapat dikembangkan
hipotesis yang pertama yaitu : Hal : Ada
pengaruh ukuran perusahaan terhadap beda laba akuntansi dengan laba pajak.
A.2. Manajemen laba
Menurut Scoot( 2006), Earning
management is the choice by a manger of accounting policies so as achieve some specific
objective, Belkoui(2000),
mengutip defenisi
Beidelman sehagai berikut, Upaya yang sengaja dilakukan untuk memperkecil atau fluktuasi pada tingkat laba
yang dianggap normal bagi suatu perusahaan.
Dalam pengertian ini perataan mereprensentasi suatu hagian upaya menejemen perusahaan untuk mengurangi
variasi tidak normal dalam laba pada
tingkat yang diizinkan oleh prinsip prinsip akuntansi dan majemen yang sehat. Manajemen laba mempunyai bentuk
yang berbeda-beda sesuai
dengan tujuannya yaitu Scott(2006), mengemukakan bentuk-bentuk manajemcn laba
yang dilakukan oleh manajemen
a.
Taking a bath(big bath), mandi besar, dilakukan kctika keadaan huruk yang tidak
menguntungkan tidak bias dihindari pada periode berjalan ,dengan cara mengakui biaya-biaya pada periode
yang akan datang dan kcrugian periode berjalan
b.
Income minimazation, mengecilkan laba, dilakukan saat
perusahaan memperoleh
keuntungan yang tinggi dengan tujuan agar tidak mendapat perhatian secara politis.
Kebijakan diambil bisa berupa pembebanan biaya iklan ,riset dan pengernbangan dan sebagainya.
c.
Income maximization,yaitu memaksimalkan laba agar
memperoleh bonus yang lebih besar.
Demikian juga dengan perusahaan yang cenderung mendekati pelanggaran kontrak utang jangka panjang, manajer perusahaan
tersebut akan cenderung untukmemaksimimkan laba.
d.
Income smoothing, perataan laba merupakan bentuk
manajemen laba yang paling
sering dilakaukan dan paling popular. Melalui income smoothing manajer menaikkan atau menurunkan laba untuk
mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan
sehingga perusahaan terlihat stabil dan tidak beresiko tinggi.
Scott(2006), mengungkapakan beberapa motivasi yang
mendorong manajer perusahaan
untuk inclakukan manajemen laba, yaitu ;
l.Bonus scheme
2.Debt covenan.
2.Debt covenan.
Pengaruh Ukuran Perusahaan, Manajemen Laba,
Tarip Pajak Efektip, Perata Laba. konservatisma Terhadap Beda Laba Alruntansi Dengan Laba Pajak
3 Political Motivation
4. Taxation Motivation
5.Pergantian
CEO(ChiefExeclitife
officer).
6 Initial Public offering
7.Mengkomonikasikan In formasi pada Investor.
Untuk
proxy pengukuran dan deteksi adanya manajemen laba yang telah =UM dlakukan para peneliti adalah
yang dikemukan oleh Healy, Jones. Decow yaitu rnodifikasi Jones( 199 l ) dalam
Belkaoui(2004), dalam penclitian ini rumus yang diterapkan adalah rumus Healy,dirnana
yang menjadi fokus adanya
discretionary accrual, dimana Daccr merupakan proxy manajemen laba. Fierdasarkan uraian diatas
dapat dikembangkan hipotesis.
Hat: Ada pengaruh manajemen laba terhadap beda laba
akuntansi dengan laba pajak.
A.3.Tarif Efektif Pajak sebagai Proxy Perencanaan
Pajak
Zain(2005), menyatakan suatu
perencanaan pajak atau disebut juga sebagai suatu
perbuatan penghindaran pajak(tax avoidance) yang berhasil harus secara jelas dibedakan den gan perbuatan penyeludupan
pajak (tax
evasion) .penghindaran
pajak termasuk dalam pengertian perencanaan pajak(tax planning). Antara penghindaran pajak dengan
penyeludupan pajak terdapat perbedaan
yang fundamental, akan tetapi perbedaan tersebut menjadi kabur, baik secara teori maupun aplikasinya, akan tetapi
dari konsep undang-undang garis
pcmisahnya adalah antara melanggar undang-undang dan tidak melanggar
undang-undang. Selanjutnya Zain(2005) mendefenisikan: Penghindaran pajak adalah proses
pengendalian tindakan agar terhindar dari kansekwensi pengenaan pajak yang tidak dikehendaki. Pcnghindaran pajak adalah suatu tindakan yang
legal yang berbeda dengan penyeludupan pajak.Seperti halnya suatu pengadilan yang tidak dapat
mcnghuk-um seseorang karena perbuatannya tidak melanggar hukum atau tidak termasuk
dalam katagori pelanggaran atau kejahatan,
begitu pula mengenai pajak yang tidak dapat di pajaki, apabila tidak ada
tindakan atau transaksi yang dapat dipajaki.
Dalam hal ini tidak ada suatu pelanggaran hukum yang dilakukan dan malahan sebaliknya akan diperoleh penghematan
pajak dengan cara mengatur tindakan
yang menghindarkan aplikasi pengenaan pajak inelalui pengendalian fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga terhindar
dari pengenaan pajak yang lebih besar
atau sama sekali tidak kena pajak. Pajak perusahaan dihitung berdasarkan suatu dasar, yaitu penghasilan atau
laba dikalikan suatu tarif
tertentu dalam persentase,ada beberapa jenis tarif
untuk menghitung pajak, yaitu tarif yang
ditentukan undang-undang, tarif rata-rata, tarif marginal, dan tarif efektif
yang dibagi lagi menjadi tarif efektif rata-rata dan tarif efektif marginal. Dalam penelitian bidang perpajakan untuk
mengukur suatu perencanaan pajak
bukanlah hal yang mudah karena data-data mengenai pajak perusahaan adalah suatu hal yang rahasia, dalam
penelitian penelitian perpajakan
sebelumnya untuk proxy manajemen pajak dan perencanaan pajak penggunaan tarif pajak efektif sudah biasa
dilakukan Fullerton (1983);Rego (2002)
Tang(2006), Halperin, Sansing(2005) menyarankan penggunaan tarif efektif pajak sebagai proxy manajemen pajak dan
perencanaan pajak dengan hasil perencanaan pajak yang efektif akan
menghasilkan tarif efektif yang rendah, akan tetapi juga dalam penelitian-penelitian
sebelumnya beberapa peneliti menernukan
bahwa penggunaan tarif efektif mengandung beberapa kelemahan dan adanya
kesalahan pengukuran dalam pengukuran manajemen pajak dan perencanaan
pajak), walaupun tarif efektif pajak sebagai proxy pengukuran manajemen pajak dan perencanaan mempunyai kelemahan, untuk mencari
penggantinya yang lebih baik dan tepat masih sulit kelihatannya, Tang(2006). Hubungan antara pajak akrual dengan
laba sebelum pajak ,disebut sebagai
tarif pajak efektif( effective tax rate) atau rasio pajak(tax ratio) Ada
tiga jenis tarifefektif pajak White at, all (2003) yaitu :
kedua variable berasal dan laporan keuangan
variable Tax payable dan pretax
income berdasarkan perhitungan
menurut peraturan perpajakan oleh perusahaan
pada periode tersebut.
Variable
Income tax paid berasal dari Laporan arus kas
bagian operasi.
Dilndonesia
tarif efektif pajak adalah 30 %, Doupnik(2007), hal ini mengacu kepada tarif lapisan tertinggi
dari penghasilan kena pajak pasai 17 ayat 1, dimana tarif efektif pajak perusahan publik
berkisar dibawah dan diatas tarif lapisan tertinggi yaitu 30%. Berdasarkan uraian diatas
dapat dikembang hipotesa
sebagai berikut :
Ha3: Ada pengaruh tariff efektive
pajak. terhadap beda laba akuntansi dengan laba
pajak.
Pengarah Ukuran Perusahaan.
Manajemen Labs, Tarp Pajak Efektip, Perata Laba, konservatisma Terhadap Reda
Laba Akuntansi Dengan Laba Pajak
|
69
|
A.4.
Perataan Laba
Dalam penelitian ini untuk
mengukur perataan laba adalah dengan cara menerapkan indeks Eickel, yaitu suatu cara untuk
mengetahui apakah suatu perusahaan
melakukan pergeseran atau alokasi laba antar periode(income smoothing). Dalam mcndeteksi adanya suatu
pergeseran pencatatan laba,maka
dimulai dengan rnencari rata-rata laba dan rata-rata penjualan serta standar deviasi masing-masing,
kemudian dihitung koefisien variasi dari laba dan koefisien variasi penjualan,untuk hal tersebut
diperlukan data laba dan penjualan untuk paling sedikit lima periode yang
dirata-ratakan(average) dan standar deviasinya,untuk menghitung indeks maka koefisien variasi perubahan Laba pada suatu
periode dibagi dengan koefisien variasi perubahan penjualan pada suatu periode
yang sama, apabila hasilnya iebih besar dan satu maka diindikasikan tidak
terjadi pergerseran laba, apabila basil lebih kecil dari sate diindikasikan terjadi
pergeseran laba. Pergeseran laba ini berhubungan dengan usaha manajemen untuk rnenggeser pembebanan
pajak dari satu period
ke pen ode lain(tax shifting) melalui
perataan laba , Shaviro(2007).
Berdasarkan uraian diatas dapat dikembangkan hipotesis
ketiga dalam penelitian
ini yaitu :
1-1a4 : Ada pengaruh perataan
laba terhadap beda laba akuntansi dengan laba pajak.
A.5.
Konservatisme
Heltzer(2008),mengatakan bahwa
penelitian empiris tentang hubungan natara konservatisma dengan BTD beim pernah dilakukan, dalam
penelitiannya membedakan
konservatisma atas 2 jenis, yaitu konservatisma atas laba akuntansi dan konservatisma atas
laba kena pajak, konservatisma atas laba akuntansi diukur dengan menggunakan rumus Basu,dalam
Heltzer(2008) dan konservatisma
atas laba fiskus dalam penelitiannya membuat dua persamaan regressi untuk membedakan kedua
konservatisme tersebut, secara umum basil penelitiannya menemukan hubungan positip dan sinifikan
anatara konservatisme dan BTD,
Heltzer(2008). Dal= penelitian ini konservatisma diukur dengan indeks konservatisma Pemman dan Zang (1999). Berdasarkan uraian
dan tinjauan literature diatas dapat dikembangkan hipotesis sebagai berikut:
H05: Ada pengaruh konservatisma
terhadap beda laba akuntansi dengan laba pajak.
A.G. Perbedaan
Laba Akuntansi dengan Laba Fiskus (Book Tax Different /STD).
Laba akuntansi dihitung men unit prinsip dan standar
akuntansi yang dianut dan
hasilnya dapat dilihat di i aporan keuangan, sedangkan laba fiskus adalah laba yang dihitung mcnurut
peraturan perpajakan, yaitu dengan memulai menghitung
perbedaan laba akuntansi dengan penghasilan /laba kena pajak (gap between .financial and taxable income), Perbedaan yang dilaporkan ke pemegeng saham atau investor
mengunakan GAAP/SAK, sedangkan ke Kantor Pelayanan Pajak dengan Peraturan Perundang-undangan
pajak, perbedan ini
terkenal dengan sebutan Perbedaan Buku-Pajak (Book-Tax Gap). Metode ini menarik minat para
peneliti untuk mendalaminya dan telah menjadi proxi untuk mengukur penghindaran pajak disamping
proxi yang lain, di
sebabkan oleh pajak yang dibayar ke pemerintah tidak dapat di ketahui secara langsung maka diperlukan
suatu taksiran dengan pendekatan "Grossup" (Manzon,Plesko,2002) yang diikuti oleh Desai dan Dharmapala(2004,2007), metode ini
mengrossup beban pajak(tax expense) atau utang pajak (tax liability) dengan memakai
tarif pajak rata-rata. Selanjutnya untuk mencari estimasi hook-tax gap, di lakukan dengan cara mengurangkan penghasilan kena pajak (taxable income) dari laba sebelum pajak yang di laporkan di laporan
laba rugi (Pretax
Financial Income). Heltzer (2008),
dalam penelitiannya mengambil BTD menjadi variable independen dan membagi BTD menjadi 6 bagian
yaitu "Large positip STD," "Large Negatipe BTD". "Discretionary BTD," "Non-Discretionary BTD" dan"TemporaryBTD"dan "Permanent
BTD".
B. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan
tinjauan literature dan penelitian sebe I umnya dan pengembangan hipotesa, maka akan di kembangkan
kerangka pemikiran dalam penelitian ini yaitu bahwa beda laba akuntansi dengan laba pajak
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain ukuran perusahaan, manajemen laba, tarif efektif,
perataan laba,
konservatisma, ukuran perusahaan, manajemen laba, tarif efektif, perataan laba, konservatisma sebagai variable eksogen
dan antar variable eksogen tersebut terdapat koreiasi atau kovarian. Uraian
diatas dapat dbuat dalam ben tuk skema
kerangka pemikiran sebagai berikut :
Pengaruh Ulcuran Perusahaan, Manaiemen Labs, Tarip Pajak
Efektip. Perata Laba, konservatisma
Terhadap Beda Laha Akuntansi Dengan Laba Pajak
Gambar
.1.Kerangka Pemikiran.
3. METODE PENELITIAN
I. Metode Penelitian
Penelitian ini
bersifat kausalitas dengan pengujian hipotesis. metode yang digunakan dalam menyusun dan menyelesaikan
penelitian ini adalah dengan metode
kuantitatip dengan menggunakan statistik deskriptip dan analisa regresi berganda,
2.Variable dan
Pengukuran
Variable
|
Pongsilliiiat
|
Proxy clan Pengukuran
|
Skala
|
1. Beda Laba Akuntansi dengan
Labs Fiskus
|
Dependen
|
Diproxi dengan
menghitung :
BOOK-TAX GAP dibagi total asset., yaitu perbeclaaniselisib antara laba sebelum pajak( Pretax book income) dengan pengha.silan kena pajak(PKP(Taxable income).Taxable income harus
diestimasi karena tidak diketahui jumlattnya,melalui
beban pajak kini (current tax) Jain di
grussup dengan sari f pajak untuk memperoleh
estimasi labs kena pajak ,kemudian labs kena pajak tersebut
dikurangkan dan labs Sebelum pajak (earning
before tax/premx income 1 untuk rnengstimasi jumlah book-tax gap ,kemudian dibagi dengan total
—TaxExpense
Pr
eiax.lncome •
|
Rasio
|
T
BT
asset. =
|
|||
TA
|
|||
2.Ukuran Perusahaan
(size )
|
Independen
|
Sales,Watt,
Zimmerman(1986),dalarn penelitian ini sales
dilogaritma naturalis
|
Rasio
|
3.Manajemen Labs
|
Independen
|
Menggunakan Rumus
Model Healy (Belkoui,2004)
yaitu:
I.T.Accr = NI — CFO
TAccr
2. NA4ccr
=
|
Rasio
|
TAsseir_,
3.
DAccr = TAccr — NDAccr
Dimana Dacer merupakan proxy manajemen labs
|
4.Tarif Pajak
Efektif |
independen KatagoriaV Dummy
|
Mengzunakan
Tarif Efektif dengan rumus: TAKPAIDfmmCF0
ETR White,v,a1(2003)
=
|
Nominal
|
EBT
ETR > 30 % = 0
ETR < 30%= l
untuk Indonesia, Doupnik(2007,bal : 445 )
|
|||
5.Perataan
Laba |
independent Kontrol /Dummy
|
hid eks Eickel
CVSS
1E dimana
=
|
Nominal
|
CYO/
CV8SYCVSI .bukan perata labs, nilai 0, perata laba — 1
|
|||
6.Konserva
tisma |
Indepcnden/ Kontrol
|
Diukur dengan indeks konservatisma Penman ,Za.ng( I 999)
(M/Y". + DEPR,)
|
Rasio
|
C., —
NOA
|
3.
Dercnisi operasional Variable
Beda
Laba Akuntansi dengan Laba fiskus/Pajak, adalah selisih perhedaan antara laba yang dihitung menurut
Prinsip Akuntansi yang diterima umum /Standar Akuntansi(Accounting Income/Book Income) dengan laba yang dihitung menurut peraturan
perundang-undang pajak, atau sering jugs disebut dengan istilah Laba Kena Pajak
(Taxable
Income), laba
kena pajak tidak dapat diukur secara langsung, karena jarang tersedia secara terbuka yang disampaikan oleh perusahaan,
dalatn penelitian perpajakan proxy untuk untuk laba kena pajak dapat diestimasi melalui pcndekatan
laba operasi dianggap sama dengan laba
kena pajak
Ukuran perusahaan, adalah besar kecilnya suatu
perusahaan yang dapat ditandai secara
langsung melalui seberapa besar omset penjualan perusahaan dibanding rata-rata industrinya, seberapa besar
total asetnya dibanding rata- rata industrinya atau seberapa besar laba bersih
yang dihasilkan dibanding dengan rata-rata industrinya, dalam penelitian
ini ukuran perusahaan diproxy dengan
logaritma naturalis total penjualannya.
Manajemen Laba, adalah tindakan manajemen yang
disengaja untuk mengatur
laba sedemikian rupa melalui pemilihan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum, sehingga
informasi laba rnenjadi bias,manajemen laba tidak dapat diukur secara langsung, tapi dapat diukur
melalui pendekatan Discritionary
Accrual, yaitu
selisih antara Total
Accrual dengan Non Discritionary Accrual, yaitu akrual Pilihan sebagai proxy
dart manajemen laba,
dalam penelitian int digunakan formula yang dimodelkan oleh Healy, Belkoui(2004)
Tarif
efektif sebagai proxy Manajemen Pajak, adalah tindak an manajemen berupa
pengaturan transaksi sedemiki an rupa sehingga beban pajak menjadi lebih efisien, untuk mengukur
manajemen pajak secara iangsung tidak dapat dilakukan, untuk itu diperlukan suatu proxy yang telah
dipakai secara umum oleh
para peneliti perpajakan yaitu, tarif efektife rata-rata (ETR),dalam penelitian ini tarif efektife
rata-rata yang diterapkan adalah current efective tax rate(CETR) yang angka pajaknya
berasal dari laporan arus kas.
Perataan
Laba,adalah salah satu bcntuk dari manajemen laba, yaitu membuat fluktuasi laba menjadi lebih kecil
dengan cara mengakui atau mencatat pendapatan dengan segera atau menunda pengakuan
pendapatan keperiode berikutnya,
proxy untuk variable perataan laba pada umumnya dihitung dengan indeks Eickel yaitu
koefisien variasi penjualan dibagi dengan koefisien variasi income, jika angka indeks menunjukkan
lebih besar dari satu berarti perusahaan
tidak melakukan perataan laba, sebaliknya jika angaka indeks menunjukkan angka lebih kecil dari satu, maka perusahaan diidikasikan melakukan praktek perataan laba,
Knnservatisma,adalah suatu
prinsip akuntansi yang diterima umum yang inenyatakan,
apabi la ada beberapa alternatif akuntansi, maka alternatife yang seharusnya dipilih adalah alternatife yang paling
kecil kemungkinannya untuk melaporkan
pendapatan /laba atau asset dari yang seharusnya, prinsip konservatisma herkaitan dengan suatu ketidak
pastian yang mengandung resiko yang kurang dapat diukur. Pengukuran
konservatisma tidak dapat dilakukan secara
langsung, akan tetapi para peneliti akuntansi telah dapat mengajukan saran proxy konservatisma yaitu dengan
rnetode akuntansi yang digunakan, nilai ekuitas perusahaan laba
perusahaan. Dalam penelitian ini Proxy untuk
konservatisma adalah yang disarankan oleh Penman, Zang(1999)
4.
Data dan Sample
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan
data sekunder yang terdapat dalam Indonesian
Capital Market Directory(1CMD) dan laporan tahunan perusahaan yang go publik yang diperoleh dari Pusat data BEI.
Jumlah Sample yang akan dipihh adalah dengan mempergunakan rumus Slovin agar memenuhi persyaratan pengolahan data.
Analisa data dalam penelitian ini
memakai pendekatan dengan analisa regresi berganda dengan syarat:
1 .Uji Asumsi Klassik yang terdiri dari:
a.Uji
Kenormalan data
b. Uj i Multikol inearitas ,Autokorelasi ,Heterodaskesiti
2. Uji kesesuaian model danuji statistik.
4. ANALISA HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
1.
Statistik Deskriptik
Penelitian ini mengambil jumlah
sample sebanyak 79 perusahaan dengan menerapkan
rumus Slovin,
pengambilan
sample dari populasi dengan menentukan error 10%, rnaka tingkat keandalan pendugaan (estimator) adalah 90%, dimana populasi perusahaan
yang sudah terbuka atau terdaflar di BET adalah 340 perusahaan. Dan perusahaan yang terpilih
secara purposive, dikumpulkan
dan dihitung nilai-nilai variable yang menjadi pengamatan yaitu jumlah penjualan masing-masing
perusahaan, kemudian di logaritma naturalis ,menghitung masing-masing akrual pilihan
tiap-tiap perusahaan untuk
proxy manajemen laba, indeks Eickel untuk mengukur perataan laba, ,tariff efektife pajak untuk proxy perencanaan pajak,
book-Tax gap untuk mengukur tax
avoidance. Setelah data-data
terkumpul, lalu diolah dengan menggunakan program
komputer SPSS, hasil olah data dengan komputer dibagi menjadi 3 bagian yaitu
hasil olah data mengenai uji asumsi klasik ,statistik deskriptik dan hasil olah data untuk statistik inferensia.
1. Uji asumsi klasik
a.Uji Normalitas data
Hasil pengujian untuk distribusi
frekwensi variable melalui pengujian one
sample test Kolmogorove-Smirnove, hanya satu variable independent yang
berdistribusi normal, yaitu variable Diskreneari akrual, selainnya tidak
sample test Kolmogorove-Smirnove, hanya satu variable independent yang
berdistribusi normal, yaitu variable Diskreneari akrual, selainnya tidak
normal, Tabel 2 Statistik K-S
One-Sample Koknogorov-Smirnov Test
|
|
SIZE
|
DACC
|
ETRKAT
|
PL
|
KONSRV
|
N
|
|
n
|
79
|
79
|
79
|
79
|
Normal
Parameter 5 |
Mean
|
12660110
08.0000 |
-
21667018 24,0000 |
,59
|
,797468
|
29254448
0.000000 |
|
Std.
Deviation |
35862544
0,0000 |
46117463
04,0000 |
,49
|
,404454
|
10686617
60,000000 |
Most
Extreme Difference s |
Absolute
|
.218
|
,066
|
.389
|
,489
|
,392
|
|
Positive
|
,132
|
566
|
,291
|
,308
|
,392
|
|
Negative
|
-,218
|
-,053
|
-,389
|
-,4119
|
-,380
|
|
|
|
|
|
|
|
Ito
im o gor
ov‑ Smimov 2 |
•
|
1,937
|
585
|
3,456
|
4,348
|
3,487
|
Asymp.
Sig. (2- tat I ed) |
|
,001
|
,884
|
.000
|
,000
|
.000
|
Dengan tidak didapatnya asumsi kenormalan untuk lima variable dari
seluruh variable
independent menurut statistik K-S ,maka dengan demikian analisa multivariate tidak dapat
diterapkan, akan tetapi dengan pertimbangan pada apa yang dinyatakan olehBarnes(1987)
dalam Setyowati(2002) bahwa distribusi rasio-rasio keuangan cenderung tidak normaljuga
berdasarkan pada central
limit
theorema yaitu
jika jumlah pengamatan cukup besar, maka distribusi cenderung normal dengan
dernikian asuinsi normal itas dapat di longgarkan, (Gujarati 1991); Mendenhall dan
Beaver (1992) dalam Setyowati(2002),juga mempertimbangkan normal plot residual variable dependen
yang menunjukkan
mendekati normal dengan dernikian analisa multivariate terhadap hasil peneiitian ini
dapat dilanjutkan.
b.Uji Multicollinearity
Tabel 3.Collinearity Statistik
Model
|
VIF
|
Tolerance
|
1
|
|
|
|
1,022
|
,978
|
|
1,026
|
,975
|
|
1,047
|
,955
|
|
1,018
|
,982
|
|
1,010
|
,990
|
Sumber Output SPSS
Pada tabel 3 nilai tolerance semua
variable bebas menunjukkan diatas 0,90 jauh diatas 0,10 sebagai cut off adanya multicollinearity, sebaliknya nilai Variance Inflation
Factor(VIF)dari semua
variable bebas menunjukkan angka diatasl, dengan dernikian semua variable bebas tidak
mengalami multicollinearity.
c.
U ji Autocolleration
Dilakukan dengan uji
Durbin-Watson test, angka yang dihasilkan oleh print out komputer menunjukkan angka
2,077,dengan memperbandingkan dengan tabel Durbin-Watson dengan n = 80 dan jumlah
variable bebas 5,maka 2,077 lebih besar dari 1,772 (du) dan lebih keel] dan 4-du, dengan demikian
dapat disimpulkan tidak ada autokoretasi dalam model regresi.
d.Uji Heteroskedastisitas dengan uji Levene
Uji dengan Levene test yaitu test
untuk kesarnaan varian (test of homogeneity ofvariance)
menunjukkan statistik yang signifikan
terlihat dan tabel 4
Tablet 4. Test of
Homogenity of Variance
Teat of Homogeneity of Variance
|
Leven°
Stalislic |
dfl
|
df2
|
Sig.
|
SIZE Based on Mean
|
3,000
|
1
|
77
|
,087
|
Based on Median
|
1.169
|
1
|
77
|
.283
|
Based on Median and
with adjusted dr
|
1,169
|
1
|
59.625
|
.284
|
eased an trimmed mean
|
2,004
|
1
|
77
|
.161
|
KoNSRV Based on Mean
|
1,724
|
1
|
77
|
.193
|
Based on Median
|
.749
|
1
|
77
|
.390
|
Based on Median and
with adjusted dr
|
,749
|
1
|
46,199
|
.391
|
Based on trimmed mean
|
,773
|
1
|
77
|
.382
|
MCC Based on Mean
|
3,745
|
1
|
77
|
.057
|
Based on Median
|
3,720
|
t
|
77
|
,057
|
Based on Median and
with adjusted sit
|
3,720
|
1
|
72,580
|
.058
|
Based On
trimmed mean
|
3,702
|
1
|
n
|
siss
|
Menentukan hipotesis untuk pengujian kesamaan varian
populasi, Santoso(2002).
Ho : Tidak perbedaan varian
antar kelompok variable
Ha : Ada perbedaan varian
antar kelompok variable
Kriteria : Jika signifikansi
> 0.05 maka HO diterima
Jika signifikansi < 0,05 maka HO ditolak
Keputusan
: Semua signifikansi varian antar kelompok variable > 0,05 Kesimpulan :
Tidak ada perbedaan varian antar kelompok, yang berari tidak ada
heterokedastisity pada variable-variable independen.
2. Statistik
Inferensi
Untuk
menguji pangaruh masing-masing variable independen terhadap • variable dependen dipakai uji stastik t. Hasil
pengujian parsial koefisien - koefisien sien
terlihat pada tabel 5 hasil print out komputer.
Tabel
5.Koeffisien
|
|
Unstandarcii2ed
Coefficients |
|
Unstandardincl
Coefficients |
I
|
Skg'
|
|
Collinearity
Statist |
|
Model
|
|
B
|
Std. Error
|
Beta
|
|
|
Part
|
Tolerance
|
VIE
|
1
|
(Constant}
|
242792292.486
|
-121543339,563
|
|
-1,998
|
049
|
|
|
|
|
SIZE
|
1,797E-02
|
ASO
|
,023
|
,224
|
,824
|
,022
|
990
|
1,010
|
|
DACC
|
-1,460E42
|
.006
|
-,236
|
-2,321
|
,023
|
-,233
|
975
|
1,026
|
|
ETRKAT
|
85230155,683
|
59331767,912
|
,148
|
1,437
|
,I55
|
,144
|
,955
|
1,047
|
|
PL
|
143307769,302
|
71588060,704
|
,203
|
2,002
|
,049
|
,201
|
,978
|
1,022
|
|
KONSRV
|
9,650E-02
|
,027
|
.361
|
3,569
|
,001
|
,358
|
.982
|
1.018
|
Tabel 6.ANOVA
Model
|
|
Sum of Squares
|
df
|
Mea
n Square
|
F
|
Sig.
|
I
|
Regression
|
16821440872
11855000,000
|
5
|
336428817
442371000,000
|
5,258
|
,000
|
|
Residual
|
46707313104
89020000,000 |
73
|
639826206
91630400,000
|
|
|
|
Total
|
63528753977
00870000.000 |
78
|
|
|
|
a
Predictors: (Constant), KONSRV, SIZE, DACC, PL, ETRKAT
b
Dependent Variable: RTE]
label 7. Model Summary
|
R
|
R Square
|
Adjusted
R square |
Ski. Error of
the Estimate
|
Change
Statistics |
|
|
|
I
|
Model
|
|
|
|
|
R Square
Change |
F Change
|
di'
|
dt2
|
Sia. F
Change |
1
|
,515
|
,265
|
,214
|
252947861,
6072
|
265
|
5,258
|
5
|
73
|
,000
|
Dad tabel
6 koefisien determinasi regresi(k) adalah 0,265 ,dengan demik'an model hanya dapat menjeiaskan
sebesar 26,5 % dari faktor-faktor yang masuk dalam persamaan regresi, selebihnya sebesar 0,735
atau 73,5 % dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang belum masuk dalam persamaan regresi hal
dapat terjadi karena sample berasal dari data silang(cross sectional ) yang
berisi data dad yang
sangat kecil sedang dan besar, selanjumya disamping model
koefisien-koefisien regresi yang belum distandarisasi,
juga diambil yang telah
distandarisasi dengan alasan sebagai berikut:
1.
untuk mengetahui pentingnya suatu variable bebas
dibanding variable bebas
lainnya.
2.
Untuk mengetahui pengaruh langsuag dari suatu variable independen
terhadap variable dependen.
3.
Untuk mengeleminasi perbedaan ukuran antara
variable ( % dan Rp). Model
regresi dan koefisien- koefisien beta yang belum distandarisasi adalah sebagai berikut :
Model
regresi dan koefisien- koefisien beta yang sudah distandarisasi adalah sebagai
berikut:
3. Pembahasan dan Interperetasi Model
Dari model
regresi yang terstandarisasi terlihat urutan pentingnya variable bebas yaitu mulai dari
konservatisma, perata laba, tarif efektif pajak, manajemen laba, ukuran perusahaan akhirnya ukuran
perusahaan, model tersebut
tidak untuk memprediksi, tapi hanya untuk mengetahui pengaruhnya saja. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
prinsip konservatisma masih menjadi alat
yang efektif bagi manajemen untuk memimalisasi beban pajak perusahaan dalam hal ini konservatisma akuntansi
sejalan dengan konservatima untuk tujuan pajak yaitu mengecilkan laba,
hal ini dapat dilihat dari pengaruh positip
dan signifikan konservatisma terhadap beda laba akuntansi dengan laba pajak, semakin besar beda laba akuntansi dengan
laba pajak, semakin kecil laba kena pajak, semakin kecil pajaknya. Ukuran yang dipakai untuk konservatisma telah cocok dengan kenyataannya,
dimana persediaan dan penyusutan
menjadi fokus utama dalam hal pemeriksaan pajak disamping yang Iainnya. Untuk perata laba hasil penelitian ini
menunjukkan pengaruh yang positip dan
signifikan atas BTD, perusahaan-perusahaan yang melakukan perataan laba dengan kode satu akan meningkatkan beda laba akuntnasi dengan laba pajak, yang pada akhimya
akan mengecilkan kewajiban pajak.
Selanjutnya pembahasan tidak berpengaruhnya tarip efektif pajak terhadap BTD secara individual dalam penelitian
ini, dalam hal ini dapat dipandang
dari pengukuran dan teori, dari sudut pengukuran untuk tari f e fekt if pajak sebagai proxy manajemen pajak masih belum
ada ada kesepakan tarip efektif yang
mana?, akan tetapi semua sepakat bahwa tarip pajak efektifadalah proxy untuk manajemen pajak, efektiftidaknya
suatu perencanaan pajak dapat
dilihat clan naik turunnya tarif
tersebut dan tahun ke tahun pada sauatu perusahaan,
tarip efektif yang makin menurun dari tahun ketahun mcngindikasikanefektifnya perencanaan pajak, dengan demikian hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya
yang menolak tarif efektif sebagai proxy manajemen pajak, dalam
penelitian-penelitian sebelumnya beberapa
peneliti menemukan bahwa penggunaan tarif efektif rnengandung beberapa kelemahan dan adanya kesalahan pengukuran
dalam pengukuran m an aj e men paj ak
dan perencanaan pajak.
Pembahasan
yang berhubungan dengan manajemen pajak tidak lepas dari keterkaitannya dengan
manajemen laba, karena salah satu tujuan dari manajemen laba sinkron dengan
tujuan manajemen pajak yaitu mengecilkan laba akhimya mengecilkan pajak, akrual pilihan (Dace)
dalam temuan penelitian
ini mempunyai signifikansi yang nyata dan mempunyai pengaruh negatip terrhadap penghindaran
pajak, akrual pilihan yang dalam hal ini menjadi proxy manajemen iaba diukur berdasarkan model
Healy berpengaruh menurunkan STD, hal ini
konsisten dengan teori dan penelitian sebeiumnya,Yuliati(2004),
penjelasan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut karena perusahaan tunduk pada undang-undang perpajakan dan otoritas atau petugas pajak berusaha dengan sekuat
daya untuk memaksa perusahaan
membayar pajak sesuai dengan yang sebcnarnya, dan apabila me langgar akan di kenai sanksi, dengan
sendirinya manajemen berusaha untuk mengatur kewajiban pajak sedemikikan
rupa yaitu memperkecil perbedaan !Am
akuntansi dengan laba kena pajak dengan menerapkan prinsip-prinsip akuntansi
yang sesuai dengan peraturan pajak, makin kecil perbedaan laba akuntansi dengan laba kena pajak, makin menurun
penghindaran pajak,dengan demikian
dalam hal ini manajemen laba akan memperkecil penghindaran pajak, yaitu
memperkecil perbedaan Book-Tax
Dyfrrent/Gap.
Sebaliknya
apabila perbedaan laba akuntansi dengan laba pajak terlihat besar berarti perusahaan
diindikasikan melakukan manipulasi pajak. Palepu, Healy, Bernard(2000) dal= Yuliati(2004)
menyatakan semak in besar perbedaan antara laba yang dilaporkan perusahaan(laba
komersi I ) dengan laba fiskal menunjukkan "bendera merah"fred flag) bagi
pcngguna laporan keuangan,
dengan demikian basil penelitian ini konsisten dengan Palepu, Healy, Bernard(2000).
Selanjutnya adalah mengenai ukuran perusahaan atau size, dalam penelitian ini ukuran
perusahaan secara individual tidak berpengaruh
terhadap BTD, proxy untuk ukuran perusahaan telah banyak disarankan oleh peneliti terdahulu, kemungkinan
tidak berpengaruhnya In
go Media Kesel
Akuntansi, Auditing & Infamasi, Vol.9 No.2, Agustus 2009 : 62 - 85
sales terhadap BTD disebabkan
tidak tepatnya proxy untuk diregresikan dengan BTD, atau memang secara umum diketahui baik
perusahaan berskala keel'
maupun besar, melakukan pengaturan laba atau tidak melakukan pengaturan laba kewajiban
perpajakan akan dikejar tents oleh fiskus apabila melanggar ketentuan perpajakan.
5.
KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan
hash 1 penelitian, analisa dan pembahasan, maka dapatlah disimpulkan beberapa hal yang
menjadi tujuan peneletian ini yaitu :
1.
Faktor ukuran perusahaan yang diukur dengan Ln
sales berpengaruh positip
tidak signifikan terhadap beda laba akuntansi dengan laba pajak, hasil inl tidak konsisten dengan
penelitian sebelumnya yang, dimana ukuran perusahaan berpengaruh terhadap biaya
politik dalam hal ini pembayaran
pajak,Watt,(1986).
2.
Faktor manajemen laba yang diukur dengan akrual
pilihan berpengaruh negatip
secara signifikan terhadap beda laba akuntansi dengan laba pajak, hal ini sesuai dengan penelitian
Palepu, Healy, Bernard(2000) dalam Yuliati (2004), dalam peneletian ini manajemen laba akan
menurunkan beda
laba akuntansi dengan laba kena pajak, artinya manajemen berupaya sedemikian agar pajak yang
dibayar sesuai dengan ketentuan undangundang perpajakan dengan menerapkan
prinsip akrual yang sesuai.
3.
Faktor tarip efektif pajak sebagai proxy manajemen
pajak berpengaruh positip
tidak signifikan terhadap beda laba akuntansi dengan laba pajak, mengenai tarip efektip pajak dalam
penelitian ini tidak menolak maupun mendukung penelitian sebelumnya.
4.
Faktor perata laba berpengaruh secara positip dan
signifikan terhadap beda laba akuntansi dengan laba pajak, hal ini konsisten dengan peneletianpenelitian sebelumnya yang menyatakan
salah satu tujuan perata laba adalah meminimalkan beban pajak.
5.
Faktor konservatisma berpengaruh secara positip
dan signifikan terhadap beda laba akuntansi dengan laba pajak, hal ini telah konsistensi dengan
penelitian-penelitian
sebelumya, yaitu konservatisma meminimalkan biaya politik dalam hal ini pajak.
2.
Keterbatasan
Penelitian
Ada beberapa keterbatasan atas
hasil penelitian ini disebabkan penelitian ini. belum menjelaskan pengaruh tidak langsung
faktor-faktor yang diteliti terhadap beda laba akuntansi dengan laba pajak dan juga belum
menjclaskan saling
pengaruh diantara faktor-faktor, juga belum dijelaskan mana variable moderating dan mana variable
intervening.
3.
Saran
Peneliti menyarankan untuk penelitian selanjutnya dan
yang berkepentingan lainnya
yaitu :
1.
Menambah jumlah sample dan jurniah variable atau
faktor-faktor.
2.
Melakukan analisa lanjutan berupa analisa
jalur(path analysis) atau analisa persamaaan struktural (structural equation model
analysis), untuk mengetahui
pengaruh langsung dan tidak langsung dan pengaruh totalnya dan untuk mengetahui
jenis-jenis variable yang berpengaruh tersebut.
REFERENS1
A,Plesko, George (2004),
Corporate Tax Avoidance and the Properties of Corporate Earnings, National
Tax Journal,vol.LVII no.3: 729-737
A.Desai, Mihir, Dhammika, Dhammapala (2007), Taxation and Corporate Governance:An Economic Framework. Working
Paper presented for the Conference on Taxation and Corporate Governance at
the Max Plack
Institute in Munic December 4-5,2006.
A,Dcsai, Mihir, Dhammika,
Dharmapala (2007b), Earning Management and Corporate Tax Shelters. Working Paper ,SNNR
Belkoui,
Ahmed Riahi
(2004), ACCOUNTING THEORY, Fifth edition, University of Illonoise at Chicago, USA Crocker,
Keith J, Slemrod, Joel,(2003), Corporate Tax Evasion with Agency Costs, Working PaperSerie No .917, Michigan,Ross School of
Business.
Doupnik, Timothy, Parera Hector
(2007), International Accounting, International
Edition, McGraw-Hill/Irwin,NY.
Fullerton, Don (1983).Which
Effective Tax Rate 7, Working Paper Series,NATIONAL
BURAU of ECONOMIC RESEARCH,
Massachustte Avenue.
Gozali, Imam(2005), Applikasi Analisis Multivariat
Dengan Program Spss, edisi 3, Badan
Penerbit Undip.
Gujarati, Damodar (1991), edisi
bahasa Indonesia,Ekonometrika Dasar, Penerbit
Airlangga.
G.Schroder, Richard, Myrtle
W.Clark(1998). Accounting Theory,Text and Reading, Sixt Edition, John Wiley &
Sons,Inc, New York
Harnanto(2003), : Akuntansi Perpajakan, Edisi Pertama, BPFE UGM Jogyakarta.
Heltzer,Wendy
(2008). Conservatisme and Book-Tax Differences, Working Paper SNNR.
Purba,
Marisi Andreas(2005), Akuntansi Pajak Penghasilan Berdasarkan IAS no.12 & PSAK no. 46, Edisi Pertama, cetakan Pertama, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.
Phillips,(2002), Earning
Management:New Evidence Base on Deferred Tax Expense, SNNR Working Paper.
Penman,
Zhang(1999), Accounting Conservatism, the Quality of Earning,and Stock Returns, SRRN Working Paper.
Halperin,
Robert dan Sansing Ftichard(2005). Is the Effective Tax Rate an Effective Performance Measure, SNNR Working Paper PSAK No.46, Penerbit Salemba 4 Jakarta.
Ridwan,
Akhmad(2004), PengaruhAllokasi Pajak Antar Periode Berdasarkan PSAK 46 terhadap Koefisien respon Laba
Akuntansi, makalah di siapkan untuk SNA VII, Denpasar
Bali, 2-3 Desember, hal:220- 245.
Rego,
Sonja Olhoft (2002).Tax Avoidance Activities of U.S. Multinational Corporations,paper based on Dissertation at the Univercity of Michigan.
Rezaee,
Zabihollah(2002),Financiai Statement
Fraud,Prevention and Detection", John Wiley & Son, Inc.
Scoot,
William R(2006),FinancialAccounting
Theory, 3'
Ed, Prentic Hall. Setyowati, Lilis(2002).Rekayasa Akrual untuk Meminimalkan Pajak, Jurnal
RisetAkuntansi
Indonesia Vol. 5. No. 3.
Shaviro,
Daniel(2007).The Optimal Relationship between Taxable Income and Financial Accounting Income :
Analysis and a Proposal, Working Paper No.0738, Law & Economics Research Paper Series, New
York University.
Tang,Tanya
Y.H,(2006).Book-Tax Differences, a Proxy for Earnings Management and Tax
Management-Empirical Evidence From China, Working Paper for Northeast Regional Meeting and American Accounting Association
annual Meeting.
Watt, Ross & Jerold
L.Zimmerman(1986). Positive Accounting Theory, Prentice- Hall, Inc, Englewood CIiffs,New Jersey.
Pengatuh Ukuran Perusahaan,
Manajemen Laba, Tarip Pajak Efektip, Perata Laba, 83 konservatisma Terbadap Beda Laba Akuntansi Dengan
Labs Pajak
Yuliati(2004), Kemampuan Beban Pajak Tangguhan Dalam
Memprediksi Manajemen
Laba, makalah
disajikan
pada SNA VII Denpasar, BALI 2-3 Desember, hal:1147-1163.
Wild
.1 Wild, Subramayam K.R.Halsey Robert(2007), Financial Statement Analysis, Ninth edition, GrawH ill,
International Edition.
White,Gerald
I, Sondhi,Ashwinpaul C, Fried Dov(2003). THE ANALYSIS AND USE OF FINANCIAL STATEMENT, Third Edition, John Wiley & Son.
Wang,
Shiing-wu, (1991).The relation between Firm Size and Effective Tax Rate:A Test of Firm's Political
Success, Doctoral. Dissertation, American Accounting Association
Zain, Muhammad, (2005). Manajemen Pelpajakan, edisi 2, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar