JURNAI INFORMA51,
PEOZPAJAKAN, AKUNTAN51 DAN KEUANGAN PUMA Vc.f.
4, No. 2, JVJi 2009
ha 113 - 135
ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSI, RASIO
TOB1N Q,
AKRUAL PILIHAN, TAME EFEKTIF PAJAK, DAN BIAYA PAJAK DITUNDA
TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK PADA PERUSAHAAN PUBLIK
AKRUAL PILIHAN, TAME EFEKTIF PAJAK, DAN BIAYA PAJAK DITUNDA
TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK PADA PERUSAHAAN PUBLIK
Hotman
T Pohun
Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti Jakarta
Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti Jakarta
ABSTRACT
The effort of tax planning by management or owner
ofcorporate to decreas pay off tax obligation ofcorporation.Tax avoidance is part
of tax planning wihtout conflict with tar rule,meanwhile tax evasion is tax planning
that to conflict with tax rule .There are two kind of income for tax first is income before tax which its
calculation base on generally accepted
accounting principles, second is income tax which calculation base on rule of statutory however income tax can not be known
directly therefore was is need estimated numberfor its proxy.
The different kind of income is namely book-tax
differrent(BTD),its proxyfor tax avoidance. The objective of this research is to prove
the factors that assumed influence hook -tax different significantly or nor. The
methodology of this research is multivariate analysis with independent
variables which are institutional ownership. Tobin Q. income smoothing, discreanary
accrual proxy for earning management, elective tax rate, and deferred tax expense.
The result of this research, is to prove that
earning management influence negatively
and significantly toward book-tax difference, income smoothing influence
positively and significantly elective tax rate influence positive and
significantly toward boo-tax dijWence
.meanwhile institutional ownership and deferred tax expense has no influence toward book-tax difference,simultaniosly
all factors significantly influence toward
book-tax different with coefficient determination
Keywords : tax avoidance,
tax evasion, hook-tax different,nstitutional ownership,obin Q, discreanaty accrual.
effective tax rate.
I.
Fulda huluan
Masalah
Pcrencanaan perpajakan dalam beberapa tahun belakang ini telah mengambil peran yang begitu penting dalam kasanah
pengeiolaan perusahaan, ini ditandai oleh
penerapannya di berbagai perusahaan ,terutama perusahaan yang telah melakukan penawaran umum kepada masyarakat.
Telah
banyak pengkajian dan penelitian yang dilakukan mengenai dampak dari penerapan perencanaan pajak tersebut baik terhadap kincrja
perusahaan dan kinerja saham di pasar modal maupun terhadap Para stakeholder lainnya. Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan
baik diluar negeri maupun didalam negeri yang menjadi perhatian penulis adalah penelitian perpajakan yang berhubungan dengan
ketaatan pengelola perusahaan terhadap
pembayaran pajak penghasilan perusahaan (income tax). karena
masalah pajak penghasilan perusahaan adalah salah
saw masalah yang sangat krusial dalam perusahaan,
pembayaran
pajak penghasilan berkaitan langsung dengan laba yang clihasilkan oleh perusahaan, laba adalah indikator sentral, alai
ukur keberhasilan manajemen dalam mengelola
perusahaan, laba di laporkan mungkin disesuaikan dengan tujuan dan motivasi yang mendasari laporan tersebut ,dalam melaporkan
laba, manajemen dapat memilih altematip
prinsip-prinsip akuntansi mana yang sesuai dengan motivasinya dalam hal ini di sebut manajemen lain (earning management) dimana
manejemen laba tersebut dibedakan menjadi
empat hal yaitu meninggikan laba(income increasing),merendahkan laba (income
decreasing),meratakan laba (income smoothingIdan munch besartbig
bath).
Standar
Akuntansi Keuangan telah menyediakan dan mengatur pilihan-pilihan tersebut sebagai pedoman dalam mengukur laba ,yang
disebut laha akuntansi, disamping laba
akuntansi terdapat konsep iaba ekonomi yang lebih lugs yang dianut oleh fiskus,
baik laba akuntansi maupun laba ekonomi keduanya dapat dijadikan dasar untuk
menghitung berapa besar pajak
penghasilan yang harus dibayar kepada petnerintah. Duaiisme dasar perhitungan tersebut menyebabkan timbulnya
perbedaan pajak,yaitu pajak menurut fiskus dan pajak menurut perhitungan perusahaan. Peran perencanaan pajak
sebagai alat dan sistem dalam
mengatur perhitungan dan pembayaran pajak oleh manajemen dapat dipandang sebagai suatu penghindaran pajak yang
bersifat legal dan dapat dipandang sebagai usaha memperkecil pembayaran
pajak secara tidak legal atau disebut tax evasion ,hal ini perludikaii dan diteliti dalam konteks
Indonesia .
Berdasarkan pemaparan hal hal tersebut diatas penulis
mengajukan permasalahan penelitian yang dapat thrumuskan sebagai benkut:
I. Apakah ada pengaruh
Kepemilikan Instirus tonal terhadap Penghindaran Pajak
2.
Apakah ada pengaruh Rasio Tobin terhadap
penghindaran Pajak?
3.
Apakah ada pengaruh Perata laba terhadap
Penghindaran Pajak ?
4.
Apakah ada pengaruhAkrual Pilihan terhadap Penghindaran Pajak?
5.
Apakah ada pengaruh TarifEfekti fpajak terhadap
Penghindaran Pajak ?
6.
Apakah ada pengaruh Biaya Pajak ditunda terhadap
Penghindaran Pajak ?
7.
Apakah ada pengaruh secara simultanthersarna-sama)
Kepemilikan Institusional,Rasio
Tobin,Perata Laba,Akntal Pilihan,Tarif Efektif Pajak.Biaya Pajak di tunda terhadap Penghindaran
pajak ?.
2. Kerangka Teoritis dan Hipotesis
2.1.StrukturiCepemilikan
Struktur
kepemilikan saham pada perusahaan publik dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu
pemegang saham perorangan, pemegang saham institusi, dan kepemilikan saham manajerial
termasuk dalam pemegang saham yang dimiliki oleh ekskutif atau direktur dengan demikian masuk dalam
kategori pemegang saham perorangan.
Kepemilikan
Saham Instiusional adalah prosentase
saham yang dimiliki institusi
dan kepemilikan blockholder,yaitu kepelikan individu atau alas nama
perorangan diatas
lima persen(5%) tetapi tidak termasuk dalam golongan kepemilikan insider atau manajerial Investor institusi dapat
dibedakan menjadi dua golongan yaitu nvestor aktif dan investor pasif.
Investor
institusional sexing disebut sebagai investor canggih,Rajgopal dan Venkatachalam(1998) dalam
Komsiah(2005) menyatakan bahwa investor institusi merupakan investor yang aktive
melakukan monitoring terhadap manajemen karena investor institusi pada urnumnya mmemiliki saham
untuk jangka panjang
Tjager,et
al(2003),mengutip para penganjur teori keagenan(agency theory)mengatakan
bahwa para dewan (yakni para agen yang
mewakili para pemegang saham) secara rasionil akan bertindak
bagi kepentingan mereka,dan bukan dengan bijaksana dan adil bertindak bagi kepentingan
para pernegang saham .Oleh sebab itu diperlukan suatu sistim cheks and balance untuk
mencegah potensi penyalahgunaan kekuasaan. Berdasarkan hal diatas dapat dikembangkan
hipotesis
HI: Terdapat pengaruh
antara kepemilikan institusi dengan penghindaran pajak
2.2. Pengertian
Tobin's Q
James Tobin,ekonom peraih Nobel
telah merumuskan teori investasi yaitu tariff investasi(rate of
investment) dengan pendekatan Neraca ,dimana harga pasar saham atau market value ofa
firm dibandinglum dengan nilai asset yang didasarkan pada replacement cost
dilatrangdengan utang,rasio ini terkenal nama Tobin's Q atau Q rasio
Dalam jangka panjang menurut
pandangan teori ini Q rasio akan menuju ke arah 1 yang
disebut Equilibrium,tapi dalam kenyataannya dalam jangka panjang rasio ini
berbeda secara signifikan dari 1. Bila nilai Q suatu perusahaan lebih dari
satu, hal ini akan menstimulasi investasi, sebaliknya bi la nilai Q di
bawah satu akan mengurangi investasi.
Kim-Henderson,(1993) mengutip
penelitian-penelitian terdahulunya menuturkan bahwa rasio Q dapat dipakai
untuk menilai monopoli perusahaan dan struktur pasar, dan jugs
untuk menilai kesempatan akuisisi.Rasio Tobin's Q ini disebut sebagai salah satu
alternatipe jenis rasio yang menggunakan pendekatan harga pasar dengan nilai buku perusahaan
(price to book value ratio(PIBV ratio) seperti yang dikemukakan oleh Damodaran,(1996).
Perbedaan yang jelas antara rasio Q dengan rasio P/BV adalah rasio Q mendiskripsikan
seluruh perusahaan(total hutang ditambah Modal) dan bukan hanya dari sisi ekuitas
saja seperti menghitung P/BV. Berdasarkan uraian diatas dapat dikembangkan hipotesis
H2:Terdapat
pengarnh rasio Tobin Q dengan penghindaran pajak
2.3. Manajemen
Labs ,Perata Laba,Akrual Pilihan.
Untuk
memahami manajemen laba beberapa defenisi mengenai manajemen laba seperti
dikemukakan antara lain sebagai berikut.
1.
Menurut Scoot(
2006), Earning management is the choice by a manger ofaccounting policies so as
achieve some specific objective"
2.
Ahmed Riahi
Belkoui(2000), mengutip defenisi Beidelman sebagai berikut:"Upaya yang
sengaja dilakukan untuk memperlcecil atau fluktuasi pada tingkat laba yang dianggap normal
bagi suatu perusahaan.Dalam pengertiari ini perataan mereprensentasi
suatu bagian upaya menejemen perusahaan untuk mengurangi variasi tidak
normal dalam laba pada tingkat yang diizinkan oleh prinsip prinsip akuntansi dan
majemen yang sehat."
3.
Asih dan Gudono (2000):"Manajemen
laba sebagai suatu proses yang dilakukan dengan sengaja
dalam batasan generally accepted accounting principles untuk mengarah pada
suatu tingkat yang diinginkan atas laba yang dilaporkan "
4.
Setiawati dan
Nairn (2000):"Manajemen laba sebagai upaya campur tangan manajemen dalam
proses pelaporan keuangan ekstern dengan tujuan untuk menguntunglcan
dirinya sendiri"
Dan pengertian di atas dapat di simpulkan
bahwa manajemen laba merupakan intervensi yang disengaja oleh manajemen
dalam proses pelaporan keuangan perusahaan kepada pihak
eksternal yang memnfaatkan penilaian(judgement) untuk mempengaruhi
keputusan para penggunanya serta demi memperoleh keuntungan pribadi.
Scott(2000), mengemukakan bentuk-bentuk manajemen laba yang dilakukan
oleh manajemen :
a.
Taking a hath(big
bath) ,mandi besar, dilakukan ketika keadaan buruk yang tidak menguntungkan
tidak bias dihindari pada periode berjalan ,dengan cam mengakui
biaya-biaya pada periode yang akan datang dan kerugian periode berjalan
b.
Income minimazalion
,mengecilkan tabs, dilakukan saat perusahaan
memperoleh keuntungan yang tinggi dengan tujuan agar tidak mendapat perhatian secara politis.Kebijakan d iambi! bisa berupa pembebanan biaya iklan, riser dan pengembangan dan sebagainya.
memperoleh keuntungan yang tinggi dengan tujuan agar tidak mendapat perhatian secara politis.Kebijakan d iambi! bisa berupa pembebanan biaya iklan, riser dan pengembangan dan sebagainya.
c.
Income max-imil-ation,yaitu memaksimalkan
laba agar memperoleh bonus yang lebih besarDernikian juga dengan
perusahaan yang cenderung mendekati pelanggaran kontrak utang jangka panjang,
manajer perusahaan tersebut akan cenderung untuk memaksimumkan laba.
d.
Income
smoothing,perataan laba merupakan bentuk manajemen lain' yang paling sering dilakaukan
dan paling popular. Melalui income smoothing manajer menaikkan atau
menurunkan laba untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan sehingga perusahaan
terlihat stabil dan tidak beriesiko tinggi. Salah satu tujuan pergeseran 'aim int berhubungan dengan usaha manajemen
untuk menggeser pembebanan pajak dart
satu period ke periode lain(tax shifting) melaiut perataan
laba„Shaviro(2007).
Dalam penelitian iM
untuk mengukur manajemen laba adalah dengan cam menerapkan indeks Eickels ,yaitu
suatu cara untuk mengetahui apakah sum perusahaan melakukan
pergeseran atau alokasi laba antar periode(income smoothing),dan akrual pilihan dengan
menerapakan model Healy., Belkout(2000). Dalam mcndeteksi adanya suatu pergeseran
pencatatan laba.maka dimu tat dengan mencari rata-rata iaba dan rata-rata penjualan serta standar deviasi
masing-masing, kemudian dihitung koefisien variasi dart laba dan koefisien variasi penjualan,untuk hal tersebut diperlukan data
laba dan penjualan untuk paling
sedikit lima periode yang dirata-ratakan(average) dan standar deviasinya,untuk
menghitung indeks maka koefisien variasi perubahan laba pada suatu periode dibagi dengan koefisien variasi perubahan
penjualan pada suatu periode yang sama
,apabila hasilnya lebih besar dart satu maka diindikasikan tidak terjadi
pergerseran laba.apabila hasil lebih
kecil dart satu diindikasikan terjadi pergeseran laba.
Model Healy, Belkoui(2000) adalah salah satu dan
pengukuran manajemen laba
dengan menerapkan akrual pilihan sebagai ukuran manajemen iaba ,akrual pilihan dihrtung dengan cam mengurangkan akrual bukan
pilihan dart total akrual ,sedangkan total akrual dihitung dengan cam mengurangkan dart arus kas operasi dan laba
Scutt(2006),
mengungkapakan beberapa motivasi yang mendorong manajer perusahaan untuk melakukan manajemen laba, yaitu bonus scheme, debt
covenant, political motivation taxation motivation, pergantian CEO (Chief Executife Offices), initial public offering(IPO)dan mengkomonikasikan
informasi pada investor
Teknik dan metode yang digunakan dalam merekayasa laba
dapat dikelompokkan
menjadi tiga kelompok yaitu rnemanfaatkan peltiang untuk membuat estimasi
akuntansi, mengubah metodc akuntansi, dan menggeser periode biaya atau pendapatan. Berdasarkan
uraian diatas dapat dirumuskan suatu hipotesis pengaruh manajemen laba
terhadap penghindaran pajak yang diproxy oleh perata laba
H3:
Terdapat
pengaruh perata labs terhadap penghindaran pajak
H4:
Terdapat pengaruh akrual
pilihan terhadap penghindaran pajak
2.4. Perencanaan Pajak ,Penghindaran
Pajak(Tax Avoidance) Versus Penyeludupan pajak(Tax Evasion)
Zain(2005), menyatakan suatu perencanaan pajak atau
disebut juga sebagai suatu perbuatan
penghindaran pajak(tax avoidance) yang berhasil
harus secara jelas dibedakan dengan perbuatan penyeludupan pajakOax evasion), penghindaran pajak
tennasuk
dalam pengertian perencanaan pajak(tax planning). A ntara
penghindaran pajak dengan penyeludupan pajak terdapat perbedaan yang
fundamental, akan tetapi perbedaan tersebut menjadi kabur,baik secara teori maupun
aplikasinya,alcan tetapi dart konsep undang-undang garis pemisahnya adalah
antara melanggar undang-undang dan tidak melanggar undang-undang.
Selanjutnya Zain(2005)
mendelenisikan: Penghindaran pajak adalah proses pengendalian
tindakan agar ierhindar dart konsekwensi pengenaan pajak yang tidak dikehendaki
.Penghindaran pajak adalah suatu tindakan yang legal yang berbeda
dengan penyeludupan pajak.Seperti halnya suatu pengadilan yang tidak dapat
menghukum seseorang karena perbuatannya tidak melenggar hukum atau tidak termasuk
dalam katagori
pelanggaran atau kejahatan ,begitu pula mengenai pajak yang tidak dapat di
pajaki .apabi la tidak ada tindakan atau transaksi yang dapat dipajaki .Dalam
hal ini tidak ada suatu pelanggaran hukum yang dilakukan dan malahan sebaliknya
akan diperoleh penghematan pajak dengan cara mengatur tindakan yang
menghindarkan aplikasi pengenaan pajak melalui pengendalian fakta-fakta
sedemikian rupa ,sehingga terhindar dart pengenaan pajak yang lebih besar atau sama
sekali tidak kena pajak Zain(2005) dalam bukunya Manajernen Perpajakan ,mengutip beberapa defenisi dart pars ahli tentang
Penyeludupan pajak dan Penghindaran pajak.
Harry Graham Balter0 983), menyatakan bahwa
penyeludupan pajak adalah usaha yang
dilakukan wajib pajak apakah berhasil atau tidak untuk mengurangi atau sama sekali menghapus utang pajak yang berdasarkan
ketentuan yang berlaku sebagai pelanggaran
terhadap perundang-undangan perpajakan. Penghindaran Pajak merupakan usaha yang
sama ,yang tidak mclanggar ketentuan perundang-undang perpajakan.
Ernest R.Mortenson(1958),
menyatakan bahwa penyeludupan pajak adalah usaha yang tidak dapat dibenarkan
berkenaan dengan kegiatan wajib pajak untuk Ian atau menghindar dirt
dart dart pengenaan pajak. Penghindaran Pajak berkenaan dengan pengaturan
sesuatu peristiwa sedemikian rupa untuk meminimumkan atau menghilangkan beban pajak
dengan memperhatikan ada atau tidaknya akibat-akibat pajak yang ditimbulkan,oleh
karena itu penghindaran pajak tidak rnerupakanpelanggaran atas perundang-undang
perpajakan atau secara etik tidak dianggap salah dalain rangka usaha wajib pajak untuk
mengurangi ,menghindari, meminimkan atau meringankan benan pajak dengan
cara—cara yang dimungkinkan oleh undang-undang pajak.
N.A.Barr, S.R James, A
.R..Prest(1977), menyatakan bahwa penyeludupan pajak rnengandung arti sebagai manipulasi secara
illegal atas penghasilannya untuk memperkecil
jumlah pajak yang tennang. Penghindaran pajak diartikan sebagai manipulasi penghasilannya secara legal yang masih sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan untuk memperkecil jumlah
pajak yang tenitang.
Robert H.Anderson, menyatakan
bahwa penyeludupan pajak adalah penyeludupan pajak yang melanggar undang-undang pajak.
Penghindaran pajak adalah cam mengurangi pajak yang masih dalam batas ketentuan
peraturanlundang-undang perpajakan dan dapat
dibenarkan, terutama melalui perencanaan pajak.
Pajak perusahaan dihitung
berdasarkan suatu dasar ,yaitu penghasilan atau laba dikalikan suatu
tarif tertentu dalam persentase. Terdapat beberapa jenis tarif untuk menghitung pajak,
yaitu tarif yang ditentukan undang-undang, tarif rata-rata, tarif marginal, dan
tarif efektif yang dibagi lagi menjadi tarif efektif rata-rata dan tarif
efektif marginal.
Dalam penelitian bidang perpajakan untuk mengukur suatu
perencanaan pajak bukanlah hal yang mudah karena data-data mengenai pajak perusahaan
adalah suatu hal yang rahasia,d al am penelitian-penelitian perpajakan sebelumnya untuk
proxy manajemen pajak dan perencanaan pajak penggunaan tarif pajak effectif
sudah biasa dilakukan (Don Fullerton 1983,Mills,at all.1998; Petroni dan
Shackelford 1999; Gupta dan Mils 2002; Rego 2003; dan Philips 2007). Shevlin
(1999), Shackelford dan Shevlin(2001) dalam Tang(2006), Halperin,
Sansing(2005) menyarankan penggunaan tarifefektifpajak sebagai proxy manajemen pajak dan perencanaan
pajak dengan basil perencanaan pajak yang efektif akan menghasilkan tarif efektif yang
rendah, akan tetapi jugs dalam penelitianpenelitian sebelumnya beberapa peneliti menemukan
bahwa penggunaan tarif efektif mengandung beberapa kelemahan dan adanya kesalahan
pengukuran dalam pengukuran manajemen pajak dan perencanaan pajak (Wilkie 1992;
Wilkie dan Limberg 1993; Scholes et,all 2002; Plesko 2003),walaupun tarif efektif pajak sebagai
proxy pengukuran manajemen pajak dan perencanaan mempunyai kelemahan, untuk mencari
penggantinya yang lebih balk dan tepat masih sulit kelihatannya Tang(2006).
Terdapat tiga jenis tarif efektifpajak White at.all(2003) yaitu:
1. ETR = Income= exp ease
__________ , kedua variabel benisal dari
laporan keuangan
Pr etaxincome
TaxPayable
2.ETR - , variabel tax payable dan pretax
income berdasarkan perhitungan
Pr etaxIncome
Pr etaxIncome
menurut peraturan perpajakan oleh
perusahaan pada periode tersebut.
IncomeTaxPaid
.
3.ETR ,variable income tax paid berasal dari laporan eras kas
bagian operas'.
Pr eTAxIncome
Pr eTAxIncome
H5 : Terdapat
pengarsh tarif efektif pajak terhadap penghindaran pajak 2.5. Biaya Pajak Ditunda
(Deferred Tax Expense)
Di Indonesia dengan
dikeluarkannya Standar Akuntansi no.46 mengenai Akuntansi Pajak Penghasilan yang
mulai berlaku 1 Januari 1999 telah membawa perubahan yang berarti tentang
tats cam penyajian pajak pada laporan keuangan. Pada tahun-tahun sebelumnya pajak
yang dilaporkan adalah pajak yang dibayar dimuka sarnpai dikeluarkan SKP Rampung oleh
Kantor Pelayanan Pajak, oleh karena itu laba sebelum pajak selalu menjadi bottom
line laporan laba rugi
Harnanto(2003), menyatakan
perubahan sistim pemungutan pajak dari sistim MPS-MPO menjadi self
assessment pada tahun 1984, mendorong praktiek pelaporan keuangan untuk
mulai menyajikan beban PPh dalam laporan laba rugi tetapi dengan jumlah yang ditaksir, diikuti
dengan pelaporan taksiran utang PPh di neraca. Praktik pelaporan PPh seperti ini
berlangsung hingga diterbitkannya PSAK no.16(khususnya pragraf 77).PSAK no.16 paragraf 77 memberikan
kebebasan perusahaan untuk melaporkan beban pajak penghasilan dalam laporan laba
rugi :(a) sebesar jumlah yang dihitung berdasarkan laba fiskal (tanpa alokasi pajak
antar periode),atau (b) sebesar jumlah yang dihitung berdasarkan laba akuntansi (dengan
alokasi pajak antar periode)
PSAK no. 46 mengakhiri praktik
pelaporan PPh berdasarkan PSAK no.16 paragraf 77.Perbedaan pokok antara PSAK no. 46 dengan
PSAK no.16 paragraf 77 adalah bahwa PSAK no 46 mengatur akuntansi PPh menggunakan dasar
akrual,yang secara komperehensif menerapakan pendekatan aktiva-kewajiban(asset-liabilities
approach), sedangkan
alokasi antar periode berdasarkan PSAK no 16 paragraf 77 dilakukan dengan pendekatan laba-ugi(income statement
approach).
Berdasarkan PSAK no. 46 alokasi pajak antar periode
diawali dengan adanya
keharusan bagi
perusahaan untuk mengakui aktiva dan kewajiban pajak tangguhan yang harus di laporkan di neraca .Pengakuan aktiva dan
kewajiban pajak tangguhan tersebut merupakan pengakuan tentang konsekuensi pajak dimasa
mendatang alas efek kumulatif perbedaan
temperer pengakuan penghasilan dan beban untuk tujuan akuntansi dan tujuan fiskal. Dalam pendekatan aktiva-kewajiban, yang
dimaksud dengan perbedaan temperer adalah
perbedaan antara dasar pengenaan pajak (DPP) dart suatu aktiva atau kewajiban dengan nilai tercatat aktiva atau kewajiban
tersebut.
Efek
perubahan perubahan temperer yang terefleksi pada kenaikan atau penurunan aktiva dan kewajiban
pajak tangguhan harus diperlakukan sebagai beban pajak tangguhan (deferred tax expenses)atau penghasilan pajak
tangguhan(dejerred lax income) dan dilaporkan dalam laporan
laba-rugi tahun berjalan bersarna-sama beban pajak kini (current tax expenses). dengan penyajian secara
terpisah,dengan demikian perbedaan temperer yang dapat nnenambah jurnlah pajak dimasa depan
akan diakui sebagai utang pajak tangguhan dan perusahaan hams mengakui adanya biaya pajak
tangguhan(deferred lax expense), yang berarti bahwa kenaikan utang
pajak tangguhan konsisten dengan perusahaan
yang mengakui pendapatan lehih awal atau menu nda
biaya untuk pelaporan keuangan dibanding laporan pajak,sebaliknya
perbedaan temperer yang mengurangi Jumlah
pajak dimasa depan akan diakui sebagai aktiva pajak tangguhan dan perusahaan hams
mengakui adanya keuntungan atau man faat pajak tangguhan (deferred tax benefit), yang berarti bahwa kenaikan aktiva pajak tangguhan
konsisten dengan perusahaan yang mengakui biaya lebih awal atau menangguhkan pendapatannya
untuk tujuan pelaporan keuangan dtbanding pelaporan pajak(Philip,et,a1,2003)
dalam Wijayanti(2006).
Dengan demikian,
berdasarkan PSAK no.46 PPh yang di laporkan dalam laporan laba-rugi akan menunjukkan
(1) beban pajak kini ditambah beban pajak tangguhan, atau(2) beban pajak kini dikurangi penghasilan
pajak tangguhan. Jumlah agregat ha= pajak kini dan pajak tangguhan dapat berupa (a) beban pajak (tax expenses) atau (b) penghasilan pajak(rax income).Berikut ini adalah
istilah-istilah baku dalam akuntansi pajak penghasi Ian
JamIsh dalam Laparan Pajak
|
Keterangan
|
PcnghasilanKena Pajak( Taxable Income)
|
Penghasilan dikenakan pajak
|
Pajak yang terutang (Taxes Payable)
|
Jumlah pajak penghasitan:yang terutang dihitung berdasarkan Tarif pajak X
Penghasilan Kena pajak sesuai Undang-undang Pajak
|
Behan Pajak Kini(Current Tax Expense)
|
Jumlah pajak
Penghasilan yang dialokasikan untuk periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan :Tarif pajak X
Penghasilan sebelum
pajak Jumlah pajak yang sebenarnya dihayar
|
Jumlah pajak yang dibayar(incame Tax Paid)
|
|
Jumlah daimon Laporan Keuangan
|
Keterangan
|
Laba scbclum pajak (Pretax Income)
|
Laba scbclum dikurangi beban pajak penghasilan menurut
akuntansi
|
Behan Pajak
Penghasilan (Income Tax Expenses)
|
Beban pajak penghasil an yang didasarkan kcpada laba sebelum pajakaemmsuk utang
pajak (tax liabilities)
dais Beban pajak yang ditunda( deferred income tax expense)
|
Pajak Penghasilan Tangguhan (Deferred Income Tax Expenses)
|
Behan pajak penghasilan akrual yang ditaksir untuk dibayar/dipulihkan pada
periode mendatang :nebedaan antara utang pajak(tra payable) dengan beban pajak[ income tax expense )jumlahnya tergantung dart selisihiperubahan
aktiva pajak tangguhan(Deferred tax asset ) dengan kewajiban pajak tanguhan(deferred tax liabilities)
|
Aktiva Pajak
Tangguhan(Deferred Ta_r Asset)
|
Jumlah pajak dalam neraca debit,yag ditaksir dipulihkan pada nperasi mendatang
|
Kewajiban Pajak
Tanguhan (Deferred
Tax Liabilities)
|
JUmlah pajak
dalam neraca kredit ,yang ditaksir akan dibayar/dikeluarkan pada masa yang
akan datang
|
Penelitian mengenai ketidakakuratan total
accrual dalam mengukur manajemen laba dilakaukan oleh Yuliati(2004)
mengutip (Guay,et, 41996. Bernard & Skinner, 1 996) penelitian
penelitian mengenai manajemen laba menunujukkan bahwa penggunaan akruai pilihan (discretionary
accrual) menyebabkan terjadinya kesalahan dalam prediksi manajemen
Iaha,kesalahan ini karena mernbangi total accrual menjadi discretionary
accrual dan non discretionary, accrual sehingga model accrual
yang digunakan tidak tepat lagi.
Berbagai peneliti mencoba mengatasi kelemahan model accrual
dengan memcari faktor alternatip yang dapat digunakan dalam mendeteksi
manajemen laba. Philip. Pincus & Rego(2003) menyatakan bahwa kesalahan
pengukuran model akrual dapat dikurangi dengan memfokuskan pada beban pajak tangguhan(deferredtTax
expense) dibandingkan dengan membagi Total Accrual perusahaan menjadi
komponen discretionary
dan non- discretionary. Berdasarkan uaraian diatas dapat dikembangkan hipotesis sebagai berikut:
H6 : Terdapat pengaruh biaya pajak
ditunda terhadap penghindaran pajak
2.4.2.Penghindaran
Pajak
Untuk variable Penghindaran pajak beberapa peneliti
menerapkan book tax gap sebagai
proxy dari penghidaran pajak dengan berbagai variasi pendekatan yaitu pertama suatu taksiran dengan pendekatan Grossup (Manzon,Plesko,2002)
yang di ikuti oleh Desai dan
Dharmapala(2004,2007), metode ini men-grossup beban pajak(tax expense)
atau utang pajak(tax liability)
dcngan rnernakai tarifpajak. Selanjutnya untuk mencari estimasi hook-tax gap, di lakukan dengan cara mengurangkan penghasilan kena pajak(raxahle income)
dari laba sebelum pajak yang dilaporkan di laporan laba rugi(pretax
financial income). Untuk mengontrol perbedaan dalam skala perusahaan
,dan juga book-tax gap yang
di naikan rich nilai buku asset, maka book-tax gap juga di skala dengan
membaginya dengan nilai buku asset.
Pendekatan kedua adalah dengan cara menaksir
perbedaan tax income dengan book income terlebih dahulu yaitu dengan cara membagi deferred tax
expensesIbenefit dengan tarif pajak
fiskus, selanjutnya perbedaan tersebut ditambah atau dikurang kepada earning before tax.White,at,a1(2001). Pendekatan keliga dengan cara membagi net
income dengan (1- tax rate) didapat hasilnya income before tax atau
pretax income atau estimate operating income before tax ,angka ini dianggap laba kena pajak menurut fiskus. kemudian dibandingkan dengan earning before tax dari
laporan laba-rugi, selisihnya adalah perbedaan
laba akuntansi dengan laba kena pajak,Wild, et al(2007)
2.5.Penelitian Penelitian
Sebelumnya
Penelitian terhadap hubungan langsung antara corporate
governance ataupun manajemen laba dengan penghindaran pajak atau
rneminimalkan pajak masih jarang dijumpai di Indonesia karena keterbatasan data
mengenai pajak badan usaha(corporate tax) yang dibayar perusahaan dan dilaporkan pada laporan keuangan
khususnya laporan arcs kas belum
mencerminkan keadaan yang sehenarnya, karena laporan arcs kas untuk pembayaran
pajak bercampur dengan pajak-pajak yang lain yang menjadi kewajiban perusahaan sepenti pajak pertambahan nilai, pajak
bumi dan bangunan, denda, dan sanksi pajak.
Desai, Dharmapala(2007) dalam penelitian
mereka mengatakan bahwa untuk mengukur penghindaran pajak adalah sulit
dan data untuk pembayaran pajak dalam Surat Pemberitahuan
Pajak sulit didapat untuk itu perlu pendekatan untuk menaksir berapa pajak yang sebenarnya
yang dibayar perusahaan kepada pemerintah, oleh karena itu dalam penelitian mereka
diadopsi pendekatan tidak langsung untuk mengukur variabel dependen
penghindaran pajak yaitu dengan memulai menghitung perbedaan laba akuntansi
dengan penghasilantlaba kena pajak (gap between financial and taxable
income). Perbedaan yang dilaporkan ke pemegeng saham atau
investor mengunakan GAAP/SAK, sedangkan ke Kantor Pelayanan
Pajak dengan Peraturan Perundang-undangan pajak. Perbedaan ini terkenal dengan
sebutan perbedaan buku-pajak(book-tax gapId(errent). Metode ini menarik minat
Para peneliti untuk mendalaminya dan telah menjadi proxy untuk mengukur pengindaran
pajak disamping proxy yang lain disebabkan oleh pajak yang dibayar ke pemerintah tidak
dapat diketahui secara langsung maka diperlukan suatu taksiran dengan pendekatan grossup (Manzon,Plesko,2002)
yang diikuti oleh Desai dan Dharmapala(2004,2007).
Metode ini mengrossup beban pajak(tax expense) atau utang pajak(tax liability)
dengan memakai tarifpajak. Selanjutnya untuk mencari estimasi book- tax gap, di lakukan dengan cara mengurangkan penghasilan kena pajak(taxable
income) dari laba sebelum pajak
yang dilaporkan dalam laporan laba rugi(Pretax Financial Income). Untuk mengontroi perbedaan dalam skala perusahaan, dan juga book-tax
gap yang dinaikan oleh nilai
buku asset, make book-tax gap juga di skala dengan membaginya dengan nilai buku asset.
Penelitian mengenai hubungan
antara komponen GCG dengan penghindaran pajak atau perlindungan pajak(tax
shelter) berkaitan erat dengan hubungan atau pengaruh antara komponen
GCG dengan manajemen Iaba(earning management),karena masalah pajak secara
tidak langsung berhubungan dengan pengaturan atau manajemen laba,malca dapat di kutip
hasil-basil penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan pengaruh GCG terhadap
manajemen laba(earning management).
Studi-studi empiris mengenai
pemilikan saham oleh direktur atau manajer antara lain
(Feroz,Park,dan Pastena,1991; Shivdasani,1993) dalam Remee(2002),studi ini
menyimpulkan bahwa pemilikan saham oleh direktur balk dari dalam perusahaan
maupun dari luar perusahaan bertambah banyak ,memungkinkan penurunan penyajian
laporan keuangan yang tidak benar, persentase pemilikan yang besar atas saham
yang beredar oleh direktur atau manajer akan membuat direktur atau manajer
tersebut memiliki dorongan kegiatan yang menghasi titan dan
meningkatkan nilai pemegang saham(shareholder value) yang akhimya
jugs akan menaikkan nilai saham yang dimiliki oleh direktur atau manajer. Rajgofal et
al(1999) dalam Midiastuty dan Machfoedz(2003) yang dikutip oleh Iqbal dan
Fachriyah (2007) menemukan hubungan negatip antara kepemilikan institusional
dengan perilaku manajemen laba yang diukur dengan nilai absolut dari discretionary
accruals. Penelitian yang berhubungan dengan pengarub nilai
perusahaan (yang dalam hal ini diproxi oleh raslo Tobin Q) terhadap
kineija saham atau kualitas laba yang di proksi oleh ukuran
perusahaan,pertumbuhan laba,current rasio,pay out rasio,dan price earning rasio,dilakukan
oleh Kim etal(1993) yang menyatakan bahwa rasio Tobin Q berhubungan dengan
variable-variable tersebut .
Perbedaan antara laporan keuangan
dan fiskal disebabkan dalam penyusunan laporan keuangan ,standar
akuntansi lebih memberikan keleluasaan bagi manajemen dalam menentukan
prinsip dan assumsi akuntansi dibandingkan yang diperbolehkan menurut peraturan
pajak. Palepu, Healy, Bemard(2000) dalam Yuliati(2004) menyatakan semakin besar
perbedaan antara laba yang dilaporkan perusahaan(laba komersil) dengan laba
fiskal menunjukkan bendera merah (red flag) bagi pengguna laporan
keuangan.
Semak in besar persentase beban pajak tangguhan terhadap
total beban pajak perusahaan
menunjukkan pemakaian standar akuntansi yang semakin liberal (Hawkin,1998) dalam Yuliati
(2004). Mills dan Newberry (2001) dalam Yuliati(2004) menyatakan bahwa semakin besar insentif manajemen
untuk meiakukan manjemen laba akan
menyebabkan semakin besarnya perbedaan antara laba akuntansi dengan laba
fiskal.
Lebih
lanjut Mills dan Newberry menyatakan bahwa perbedaan laba akuntansi dengan laba fiskal (book-tax gap) memiliki hubungan positif dengan
insentif pelaporan keuangan
seperti financial
distress dan
pemberian bonus. Hubungan lebih lanjut dinyatakan oleh Philip, Pincus & Rego(2003) yang
menemukan bahwa beban pajak tangguhan dapat digunakan untuk memprediksi manajemen laba yang
dilakukan perusahaan
dalam memenuhi dua tujuan yaitu (1) untuk menghindari penurunan laba. dan (2) untuk menghindari kerugian.
Mereka juga membandingkan antara beban pajak tangguhan dengan model yang selama ini dipakai untuk
memprediksi manajemen
yaitu model akrual, dan
menemukan bahwa beban pajak tangguhan dapat dipakai untuk memprediksi manajemen laba secara
lebih baik dibandingkan model Healy dan model modified Jones, dan dapat dijadikan
pelengkap untuk model
total accrual dan
forwad looking model.
2.6. Kerangka
Pemikiran
Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian sebelumnya
maka secara skematis dapat dibentuk kerangka pemikiran dari penelitian ini yaitu:
Gambar 1
Kerangka Pemikiran
Kerangka Pemikiran
3. Metodologi Penelitian
Metode
penelitian yang digunakan adalah metode kausalitas dengan menggunakan analisa statistik
kuantitatipdan uji hipotesa .Dengan metode tersebut diharapkan dapat menemukan model yang menggambarkan
secara sistematis dan akurat dan dapat
dipakai sebagai alat deteksi dan prediksi mengenai perusahaan yang melakukan penghindaran
pajak.
Populasi penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sampai tahun
2006.Metode pengambilan sample yang digunakan adalah dengan pemilihan sample berdasark an
purposive dengan kriteria sebagai berikut:
1.
Terdaftar di BEI sejak tahun 2000,dan sahamnya
aktifdiperdagangkan.
2.
Menerbitkan laporan keuangannya per 31 qesember
setiap tahun.
3.
Memiliki data mengenai Kepemilikan Institusional„pada tahun yang
diteliti yakni tahun laporan 2006.
4. Perusahaan Perbankan tidak termasuk dalam sample
ini,mengingat ketidaksamaan perk iraan-perkiraannya dan Laporan Keuangan yang
berbeda dengan industri umumnya.
Data
penelitian ini adalah data sekunder berupa data laporan keuangan tahun 2006. Sumber data diperoleh dari Indonesian Capital Market Directori(ICMD) tahun 2006 dan Indonesia Stock Exchange (1 DX ) 2007-2008.
Jumlah yang dipilih sebagai sample digunakan rumusSfovin
yaitu:
3
n ________ 340 77,27
1+N(EY 1+340(0,1Y
Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari variabel independen dan variabel dependen sebagai yang
tertera pada tabel 1 dibawah Mi.
Tabel 1
Daftar Variable
No
|
Variable dan
Simbul |
Jenis
Variable |
Keterangan
/Uktu-ari/Rumus
|
Skala
|
l
|
Kepemilikan Institusional
|
Independen
|
Perscntase saham yang dimiliki institusi dan blockhoIder, yailu kepemilikan individu atau alas narna perorangan di alas 5%, tidak termasuk dalam golongan kepemilikan insider atau manajerial. Rumus:(Jumtah
saham Institusi +
Saham Blockholder)/jumlah saham yang beredar. |
Rasio
|
2
|
Tobin
Q Q > I = 0 Q
< 1 =I
|
Independen
Kategonal
|
QIENIV+D)/(EBV+D)
|
Nominal
|
3.
|
Perata Laba= I atau
Bukan
Perata Laba = 0
|
Independen Kategorial
|
Indeks Eckel (1981)=
Koefisien variasi delta Income dibagi Koefisien variasi delta Penjualan.
IE = CVSI- jika IE <
l Tidak mclakukan
CVOS
perataan laba . .
Jika IE 1 Melakukan perataan laba .
|
Nominal
|
4.
|
Akrual Pilihan
|
Independen
|
Menggunakan Rumus Model Healy yaitu: I. TAccr -' NI- CFO
2.
NDAcer = Taccr
|
Rasio
|
TAssei,,
3.
DAccr --' TAecr - NDAccr
Daccr merupakan proxy manajemen laba
|
||||
5.
|
Tarif
Efcktife Pajak
|
Idependen katagorial
|
Menggunakan tarif efektif dengan rumus:
TAXPAIDfromCF0
ETR =
|
Nominal
|
EBT
ETR > 30 % = 0
ETR < 30% = 1
ETR - 30 %
Doupnik(2007,hal : 445)
|
||||
6.
|
Biaya/Manfaat
Pajak Ditunda |
|
Data dari laporan
laba--rugi seliap sample
|
Nominal
|
7
|
Penghindaran Pajak(Tax
°voidance).
|
Dependen
|
Diproxi dengan
menghitung :
BOOK-TAX GAP
dibagi total asset., yaitu perbedaan/selisih antara laba
sebelum pajak (pretax book
income) dengan penghasilan keno pajakIPKP(Taxable income).Taxable income diestimasi karena tidak diketahui
jumlahnya, melalui net income per laporan labs rugi
dibagi(1-tarif pajak fiskus ) untuk memperoleh estimasi labs kena pajak, Wild,at al (2007 ) kemudian laba kena pajak tersebut dikurangkan dari labs sebelum pajak (earning before
tax/pretax income) untuk mengstimasi jumlah
book-tax gap, kemudian dibagi dengan total asset.
NetIncome
Preaxincome
|
Rasio
|
BTD- 1-1
|
||||
TA
|
3.1. Defenisi Operasion al Variabel
3.1.1. Varlabel I ndependen
1.
Kepemilikan
Institusional, kepemilikan institusional ditunjukkan dengan
persentase kepemilikan institusional di dalam perusahaan. Semak in
tinggi persentase kepemilikan institusional dalam perusahaan, maka
institusi dapat menjadi alas monitoring yang efektif sehingga akan
dapat meningkatkan nilai perusahaan.
2.
Rasio Tobin Q, perbandingan
antara Total harga pasar saham di tambah nilai pasar total utang dibagi
total asset,rasio ini mengukurnilai perusahaan.
3.
Perata laba (income
smoothing), bagian dari manajemen laba yaitu suatu sarana yang digunakan
manajemen untuk mengurangi variabilitas atau fluktuasi laba yang dilaporkan agar
berada pada tingkat yang dianggap normal bagi perusahaan.
4.
Akrual Pilihan, sebagai proxy
dari manajemen laba, dalam penelitian ini digunakan formula yang
dimodelkan oleh Healy, Belkoui(2000).
5.
Tarif Efektif
Pajak, merupakan proxy untuk faktor-faktor perencanaan pajak
dalam penelitian ini tariff efektif adalah pajak yang dibayar yang dilaporkan
pada laporan anus kas dart operasi dibagi dengan laba sebelum pajak (earning
before tax).
6.
Biaya/Manfaat
pajakditunda. berasal dari penerapan prinsip-prinsip akuntansi untuk pajak penghasilan,
yang merupakan perbedaan waktu pengakuan penghasilan ataupun biaya antra
perusahaan dengan pihak fiskus, angka variabel ini diambil dari laporan laba-rugi
perusahaan dengan judul yang sama.
Dalam mendeteksi adanya suatu pergeseran
pencatatan labajnalca dimulai dengan mencari rata-rata laba dan
rata-rata penjualan serta standar deviasi masing-masing, kemudian dihitung
koefisien variasi dart laba dan koefisien variasi penjualan, untuk hid tersebut
diperlukan data laba dan penjualan untuk paling sedikit lima periode yang
dirataratakan(average) dan standar deviasinya. Untuk menghitung indeks maka
koefisien variasi perubahan laba pada suatu periode dibagi dengan
koefisien variasi perubahan penjualan pada suatu periode yang sama, apabila
hasilnya lebih besar dari sate maka diindikasikan tidak terjadi
pergerseran laba, apabila hasil lebih kecil dari sate diindikasikan terjadi pergeseran laba.
3.1.2.Variabel
Dependen
Penghindaran
Pajak(tax avoidance), merupakan upaya manajemen untuk memperkecil
utembayar kewajiban pajak penghasilan badan usaha dengan cars legal, yang
diproxy denganperbedaan laba akuntansi dengan laba kena
pajak dibagi total asset.
3.2.
MetodeAnalisa Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan data sekunder,
yaitu data yang akan penulis peroleh dari hasil publikasi laporan keuangan perusahaan yang
diteliti, balk yang berasal dari institusi lain maupun dari publikasi Bursa Efek Indonesia
dan biro riset lainnya.
Data perusahaan berupa pengambilan sample perusahaan secara purposive yang terdaflar di BEI pada akhir
tahun 2006.
Teknik yang digunakan untuk menganalisis pengaruh
struktur ccorporate governance terhadap penghindaran pajak adalah dengan metode kuantitatif
untuk menghitung
rasio rasio dan lainnya yang kemudian diolah dan diuji dengan menggunakan alat statistis yaitu:
1.
Statistik deskriptif untuk
menghitung dan menganalisa rata rata, standar deviasi korelasi dan koeti sign korelasi.
2.
Kemudian diadakan uji assumsi
klassik yang terdiri dari uji normalitas, heterodastisitas, uji multikollinier, dan uji
autokorelasi, uji assumsi klassik berguna untuk validitas model yang akan
dibentuk.
3.
Statistik inferensia untuk
menguji hi potesi s yang telah diajukan.
BTD =a +1311C1 + 132 TQ + I33PL 134DAccr + J3SETR + 116DTE
Keterangan:
BTD =Book-Tax Gap;
KI = Kepemilikan Saham Institusional
TQ = Rasio Tobin Q , Q > =0 Q <1 =0
PL = Perata Laba.1= untuk perata labs ; 0 = bukan
perata laba
DAccr Akrual Pilihan
ETR = Efektife Tax Rate
DTE = Deferred Tax Expenses
4.
Hash dan
Pembahasan
4.1. Statistik Deskriptik dan Uji Asumsi ldasik
Penelitian ini mengambil jumlah sample sebanyak 79
perusahaan dengan menerapkan rumus Slovin, pengambilan sampel dari populasi dengan
menentukan error 10%, maka tingkat keandalan pendugaan (estimator) adalah 90%,
dimana populasi perusahaan yang sudah terbuka atau terdallar di BEI adalah 340
perusahaan.
Dari perusahaan yang terpilih secara purposive,
dikumpulkan dan dihitung nilai-nilai variabel yang menjadi pengamatan yaitu
jumlah kepemilikan institusi terhadap saham perusahaan yang beredar, indeks Eickel
untuk mengukur perataan laba, rasio Tobin untuk nilai perusahaan, akrual pilihan, tarif
efektif pajak, biaya pajak ditunda serta book- tax gap untuk mengukur tax
avoidance. Setelah data terkumpul, lalu diolah menggunakan SPSS, haiil olah data dengan
komputer dibagi menjadi dua bagian yaitu hasil olah data statistik deskriptik dan hasil
olah data untuk statistik inferensia.
1. Uji Normalitas.
Hasil pengujian untuk distribusi frekwensi variabel
melalui pengujian one sample test Kolmogorove-Smirnove, hanya satu variabel independen
yang berdistribusi normal, yaitu variable diskreneari akrual, selainnya tidak
normal,
Ta bel 2
Statistik K-S
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Statistik K-S
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
|
|
K.INST
|
7 TO
|
PL
|
ETRKAT
|
BTD
|
DTE
|
DACC
|
N
|
|
79
|
79
|
79
|
79
|
594937'4810850,00
79 0000 |
79
- 20672268,0 90000 |
79
.
216670182
4,0000
|
Normal
Parameters
|
Mean
|
4224,34179
7
|
,481013
|
,797468
|
||||
|
Std.
Deviatiort
|
3613,84179—
7
|
,502832 .404454
|
.494041
|
285389408,
000000
|
192317360,
000000
|
461174630
4,0000
|
|
ost Extreme Differences
|
Absolute
|
,240
|
,350 .489
|
,389
|
.367
|
.486
|
,066
|
|
|
Positive
|
.240
|
,350( .308
|
,291
|
,367 .383
|
.066
|
||
|
Negative
|
-154
|
-.330 -.489 -,389
|
-.319 -,486
|
-,053
|
|||
Kolmogorov -Smirnov Z
|
|
2,137
|
3,107 4,348 3,458
|
3,263 4,316
|
,585
|
|||
Asymp.
Sig. (2- tailed)
|
|
,000
|
,00e 00 000
.1 ,
|
000 000
, .
|
. 884
|
a Test distribution is Normal. Calculated
from data
dengan tidak didapatnya asumst kenormalan untuk lima variable dart
seluruh variable independent menurut statistik K-S. maka dengan demikian analisa
multivariate idak
dapat diterapkan, akan tetapi dengan pertimbangan pada apa yang dinyatakan oleh
Barnes(1987) dalam
Setyowati(2002) bahwa distribusi rasio-rasio kcuangan cenderung -Adak normal, juga berdasarkan pada central limit
theurema yaitu jika jumlah pengamatan cukup besar ,maka asumsi normalitas dapat
diabalkan(Gujarati 1995; Mendenhall dan Beaver 1992) dalam Setyowati(2002), juga mempertimbangkan
grafik p-plot residual ong
menunjukkan mendekati normal. Dcngan demikian analisis multivariate terhadap
Basil penelitian ini
dapat dilanjutkan.
Normal P-P Plot of
Regression Standardized Residual Dependent Variable: BTD
Observed Cum Prob
IVO Multicallinearity
Nilai tolerance semua variable bebas menunjukkan
diatas 0,90 jauh diatas 0,10 sebagai cut off adanya multicollinearity, sebaliknya
nilai Variance Inflation Factor(VIF) dari semua variable bebas menunjukkan
angka diatas 1, sehingga dapat dikatakan semua variable bebas
tidak mengalami multicollinearity.
3.
14 Autocolleration
Dilalaikan dengan uji Durbin-Watson test, angka yang
dihasilkan oleh menunjukkan 2,088, dengan memperbandingkan dengan tabel
Durbin-Watson dengan n = 80 dan jumlah variable bebas 6, maka 2,088 lebih
besar dad 1,801(du)dan lebib kecil dari 4-du, sehingga dapat
dikatakan tidak ada autokorelasi dalam model regrasi.
4.
Uji
Heteroskedastialtas dengaa uji Glejser.
Uji ini dilakukan dengan cara mengabsolutkan
residual, kemudian meregresikannya dengan variabel-variabel bebas model.
Berdasarkan angka signifikansi basil olah data terlihat ada
satu variable bebas yang signifikan 0,041 < 0,05 yaitu akrual pilihan (DAccr), seperti
terlihat pada label 3, berarti hal tersebut menunjukkan
terdapat beteroskedastisitas pada variable tersebut.
Tabel
3
Regresi Absolut Residual
Regresi Absolut Residual
|
|
Unstandardized
Coefficients |
Standardized
Coefficients |
t
|
Sig.
|
ttpdel
|
|
a Std. Error
|
|
|
|
1
|
(Constants
|
302748835.429 72510243,249
|
|
4,175
|
,000
|
|
KUNST
|
-10973,593 6831,242
|
-,188
|
-1,855
|
,102
|
|
TQ
|
-34804321,332 47449728,552
|
-,083
|
-,733
|
.466
|
|
PL
|
47743552,151k 60045103,338
|
-,188
|
-1,461
|
,148
|
|
ETRKAT
|
-1954885.784 48987813,100
|
-,005
|
-.040
|
,968
|
|
DTE
|
3.776E-02 ,130
|
.034
|
.291
|
,772
|
|
DACC
|
1,077E-03< .005
|
,231
|
2,083
|
,041
|
a Dependent Variable: ABSRESID
4.2. Statisdk luferensia
Hasil
uji hipotesis untuk pengaruh secara parsial masing-masing variable independent yaitu yaitu
kepemilikan institusi, Rasio Tobin, perata labs, akrual pilihan, tariff efektif, biaya pajak
ditunda terhadap penghindaran pajak dapat dilihat pada tabel 4
Tabel 4.
Coefficients
Coefficients
|
|
Unst andar dized Coet ficie Inc
|
|
Standardized
Cocfficicnrs |
t
|
Sig.
|
95%
Confidence
Interval for B |
|
Correlations
|
|
Col
linearity
Statistics |
|
Model
|
|
B
|
Ski
|
Beta
|
|
|
Lower
Bound
|
Upper
Bound
|
]cro-ordrr
|
Part
|
ltilenuxe
|
VIF
|
|
|
|
Error
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
iConsla
|
|
-94285
|
|
-
|
,143
|
-327503054.570
|
48406640,51
|
|
|
|
|
|
nt
1
|
1395
|
568.7
|
|
1.480
|
|
|
I
|
|
|
|
|
|
|
4820
|
30
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7,027
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
K. INST
|
|
8622.
|
-.077
|
-,705
|
.483
|
-23271.576
|
11106,302
|
-.052
|
-975
|
,937
|
1,067
|
|
|
6082,
637
|
65.0
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
TQ
|
|
161699
|
-.239
|
-
|
,031
|
-258420372,745
|
-
|
-.204
|
-.232
|
,945
|
tom
|
|
|
1354
|
205,8
|
|
2,195
|
|
|
1243012098
|
|
|
|
|
|
|
2524
|
59
|
|
|
|
|
7
|
|
|
|
|
|
|
6.867
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
PI.
|
157t;
|
78077
|
.224
|
2,023
|
1047
|
2270818,970
|
313558376,
|
,200
|
all
|
,912
|
1,096
|
|
|
1454
|
061.4
|
|
|
|
|
89
|
|
|
|
|
|
|
7,530
|
47
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
DACC
|
-
|
907
|
-.223
|
-
|
.044
|
-927
|
.000
|
-.238
|
-.217
|
.947
|
1,0
56
|
|
|
1.381
|
|
|
1,055
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
E-02
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
ET R KA
|
|
128E6369'
|
.221
|
2,019
|
.047
|
1656768,044
|
255620802.0
|
.202
|
.213 .919
|
1.089
|
|
|
T
|
3878
|
190.7
|
|
|
|
|
91
|
|
|
|
|
|
|
5.1167
|
90
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
DTE'-,136
|
.169
|
-.091
|
-.804
|
,424
|
-.477
|
,201
|
-.003
|
-.085 .865
|
1,157
|
a Dependent Vanable BTD
Hasil Pengujian Hipotesis
a. HOl : Tidak terdapat pengaruh kepemilikan
institusi terhadap penghindaran pajak
Hai : Terdapat pengaruh kepemilkan institusi tehadap penghindaran pajak
Terima H01 jika
sugnifikansi .> a 0,05 Tolak HOl jika signifikansi < a
=0.05 Signifikansi
statistik koefisisen kepemilikan institusi 0,483 > 0,05
Keputusan Terima HOl
Kesimpulan
: Tidak terdapat pengaruh kepemilkan institusi terhadap penghindaran pajak
b.H02 ; Tidak ada pengaruh Rasio Tobin
Q terhadap Penghindaran Pajak Ha2 : Ada Pengaruh Rasio Tobin Q
terhadap Penghindaran Pajak
Terima H02, Tolak 11a2, jika signifikansi > o.
Tolak H02, Terima Ha2, jika signifikansi <
Signifikansi statistic untuk Rasta Tobin Q 0,031 <
0,05
Keputusan : Tolak1:102
,Teritna Ha2
Kesimpulan :
Terdapat pengaruh rasio Tobin Q terhadap penghindaran pajak
e.H03 : Tidak ada pengaruh Perata Laha terhadap
Penghindaran Pajak
Ha3 : Ada pengaruh Perata Laba terhadap penghindaran
Pajak
Terima H03 ,Tolak Ha3, jika signifikansi >
Tolak H03 ,Terima Ha3 jika signifikansi <
Signifikansi statistik
untuk Perata Laba 0,047 < 0,05
Keputusan : Tolak H03 .
Terima Ha3
Kesimpulan : Terdapat
pengaruh perata labs terhadap penghindaran pajak
d.H04 : Tidak ada pengaruh akrual pilihan terhadap penghindaran
pajak
Ha4 Terdapat pengaruh akrual pilihan terhadap
penghindaran pajak
Terima H04,Tolak Ha4, jika signifikansi > a
Tokak 1104, Terima I la4, jika signifikansi < a
Signifikansi statistik
akrual pilihan 0.044 < 0,05
Keputusan : Tolak H04,
Terima Ha4
Kesimpulan: Terdapat
pengaruh akrual pilihan terhadap penghindaran pajak
e.1105 : Tidak ada pengaruh
tariff efektif terhadap penghindaran pajak
Ha5 : Terdapat pengaruh tariff efektif terhadap
penghindaran pajak Terima 1.105, tolak Ha5
jika signifikansi .> a
Tolak H05, Terima Ha5 ,jika signifikansi < a
Signifikansi statistik tariff efektif 0,04 < 0,05
Keputusan: Tolak H05
,Terima Ha5
Kesimpulan: Terdapat
pengaruh tarif efektif terhadap penghindaran pajak
f. H06 : Tidak terdapat pengaruh biaya pajak ditunda terhadap
penghindaran pajak
Ha6 : Terdapat pengaruh biaya pajak ditunda terhadap
penghindaran pajak Terima 1106, Tolak Ha6 jika
signifikansi > a
Tolak 1106, Terima Ha6, jika
signifikansi < a
Signifikansi statistic biaya pajak ditunda > 0,05
Keputusan : Terima
H06,Tolak Ha6
Kesimpulan : Tidak terdapat
pengaruh biya pajak ditunda terhadap penghindaran pajak
Berdasarkan tabel 5 di bawah terlihat terdapat empat
variabel independent yang berpengaruh
secara signifikan terhadap variable dependen, yaitu rasio Tobin, perata laba, akrual pilihan.dan tarif efektif, dua variable
independen yang tidak berpengaruh adalah
kepemilkan institusi dan biaya pajak ditunda. Signifikansi model model regress'
multivariate uji goodness offil yang diperoleh dari pengujian pengaruh variabel secara simultan (bersama-sama) terhadap penghindaran pajak
dilihat dan hasil test anova pada label 5
Tabel 5
Hash! Uji ANOVA
Model
|
|
Sum
of Squares
|
df
|
Mean
Square
|
F
|
Sig.
|
1
|
Regression
|
1244101891227416000,C
00
|
6
|
207350315204569200,000
|
2,922
|
,013
|
|
Residual
|
5108773506473460000,C
72
00
___
6352875397700870000,C.
78
00
|
70955187589909100,000
|
|
|
|
|
Total
|
a Predictors. (Constant),
OTE, TO, (MCC, K.INST, ETRKAT, PL
b Dependent Variable:
BTD
H07: Tidal( terdapat pengaruh secara simultan(bersama-sama) variabel
kepemilikan institusi,
rasio Tobin Q, perata laba, akrual pilhart, tarif efektif pajak, biaya pajak
ditunda terhadap penghindaran pajak.
Ha7:
Terdapat pengaruh secara simultan(bersama-sama) kepemilikan institusi, rasio
Tobin Q, perata laba, akrual pilihan,
tarif efektif pajak, biaya pajak ditunda terhadap penghindaran pajak.
Terima
1-107,Tolak Ha7 : jika signifikansi > 0,05
Tolak
H07, Terima Ha7 : jika signifikansi <0,05
Signifikansi
model regresi 0,013 <0,05
Keputusan
: Tolak H07, Terima Ha7
Kesimpulan
: Terdapat pengaruh secara bersama-sama kepernilikan institusi, Rasio Tobin, perata baba, akrual
pilihan, tarif efektif pajak, biaya pajak ditunda terhadap penghindaran pajak.
Tabel 6.
Model Summary
|
R
|
R
Square |
Adjusted
R Square |
Std. Error of the
Estimate |
Change
Statistics |
ge!
|
df21
|
Durbin-
Watson |
|
Model
|
|
|
|
|
R Square Change
|
F Chan df1
|
|
Sig. F Change
|
|
1
|
.514
|
,264 ,225251319121,2621
|
.264
|
6,645 4
|
74
|
.000
|
2,065
|
a Predictors: (Constant), KONSRV, DACC, PL, ETRKAT
b Dependent Variable: STD
Dengan model sebagai berikut:
1,RTD =
—139548207,027 —
6082.673K.Inst —135425246,867TQ„
+1579145597,530PL,
—0,001381DAcc +128638785,067ETR, — 0,136DTE 2.BTD =- 0, 077K last — 0, 239TQE,
+ 0, 224P1L, — 0, 223DAcc + 0, 223 ETR„ — 0,09 !DM
Model
regresi nomor dua adalah model dengan koefisiennya sudah di adjusted dengan
alasan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pentingnya suatu
variabel bebas dibanding variabel bebas lainnya
2. Untuk
mengetahui pengaruh langsung dari suatu variable independen terhadap variabel dependen
3.
Untuk mengeleminasi perbedaan ukuran antara
variable ( % dan Rp)
4.4. interpretasi Hasil Penelitian
Hasil pengujian statistik regressi untuk data observasi dalam penelitian
ini telah dapat
atau mampu membuktikan adanya pengaruh rasio Tobin 0, perata laba, akrual pilihan. dan tarif efektif terhadap penghindaran pajak
untuk perusahaan yang sudah go publik masing-masing secara individual, akan
tetapi terdapat dua variabel yang tidak signifikan
yaitu kepemilikan institusi dan biaya pajak ditunda tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak, hasil penelitian ini dapat
untuk memprediksi kemungkinan penghindaran
pajak karena signifikansi model secara statistik telah teruji walaupun asumsi klasik tidak di ikuti secara ketat,maka model
tersebut layak untuk diinterpretasikan, dengan demikian analisis dan interpretasi model dapat dilakukan.
Kepemilikan
institusi secara individu dalam penelitian ini tidak signifikan terhadap penghindaran pajak dan mempunyai koefisien
negatif, dimana penghindaran
pajak adalah bagian dari togas manajemen
untuk memaksimumkan labs, hasil temuan ini tidak konsisten dengan penelitian
Agrawal dan Knoeber(1996) dalam Solomom, Jill dan Solomom
Aris(2004) yang menyatakan bahwa keterlibatan institusional investor mem iliki pengaruh yang
positif terhadap kinerja keuangan perusahaan, akan tetapi secara bersamasama kepemilikan
institusi berpengaruh secara negatif terhadap penghindaran pajak. Ini berarti
menurunkan penghindaran pajak, karena penghindaran pajak dalam arti sempit dapat berarti
tidak taat pada aturan pemerintah, dengan demikian pemilik institusi berusaha dengan
keras untuk mempengaruhi manajemen agar tidak melakukan penghindaran
pajak dalam arti negatif.
Rasio Tobin Q dalam penelitian
ini bersifat katagorial dengan nilai nol untuk perusahaan yang
mempunyai rasio lebih dari satu dan nilai satu untuk yang memiliki rasio kurang dari saw,
model regresi menunjukkan signifikansi yang nyata dan koefisien yang negatif terhadap
penghindaran pajak, artinya dalam temuan penelitian ini rasio Tobin Q menurunkan
aktivitas penghindaran pajak. Rasio Tobin Q pada umumnya diterapkan untuk mengukur
kinerja manajemen, disamping dipakai sebagai proxy untuk ukuran perusahaan,
kinerja saham perusahaan di pasar modal atau nilai perusahaan (firm value), perusahaan yang
mempunyai nilai kurang dari satu adalah target take over karena harga murah,
sebaliknya perusahaan yang mempunyai nilai lebih dari satu adalah perusahaan yang mempunyai
kinerja yang relatif balk, artinya perusahaan dengan kinerja dan nilai perusahaan balk
lebih besar pengaruh menurunkan penghindaran pajaknya daripada perusahaan yang
mempunyai kinerja relatip kurang balk
Selanjutnya adalah pembahasan
mengenai perata laba,dalam temuan penelitian ini perata laba
mempunyai koefisien yang signifilcan dan berpengaruh positip, berarti perata laba
meningkatkan penghindaran pajak,dalam penelitian ini perata laba adalah
variabel dengan katagorial dimana perusahaan yang diindikasikan melakukan
perataan laba diberi nilai satu sedangkan perusahaan yang tidak
melakukan perata laba diberi nilai nol. Temuan penelitian ini konsisten
dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan kegiatan perataan
laba berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak ,Shaviro(2007).
Akrual pilihan dalam temuan
penelitian ini mempunyai signifikansi yang nyata dan mempunyai
pengaruh negatif terrhadap penghindaran pajak. Akrual pilihan yang dalam hal ini
menjadi proxy manajemen laba diukur berdasarkan model Healy berpengaruh
menurunkan penghindaran pajak. Hal mid konsisten dengan teori dan penelitian
sebelumnya, mengenai salah satu tujuan manajemen laba adalah menurunkan atau memperkecil
pajaknya, penjelasan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut karena
perusahaan tunduk pada undang-undang perpajakan dan otoritas atau petugas pajak berusaha
dengan sekuat daya untuk memalcsa perusahaan membayar pajak, dengan sendirinya
manajemen berusaha untuk mengatur kewajiban pajak sedemikikan rupa yaitu memperkecil
perbedaan laba akuntansi dengan laba kena pajak dengan menerapkan prinsip-prinsip
akuntansi yang sesuai dengan peraturan pajak,makin kecil perbedaan laba akuntansi dengan
laba kena pajak,makin menurun penghindaran pajak. Dengan demikian dalam hal ini
manajemen laba akan memperkecil penghindaran pajak, yaitu memperkecil perbedaan Book-Tax
EhfferentIGa, sebaliknya apabila perbedaan laba akuntansi dengan laba pajak
terlihat besar berarti perusahaan diindikasikan melekukan manipulasi pajak. Palepu,He4y,
Bernard(2000) dalam Yuliati(2004) menyatakan semakin besar perbedaan antara laba yang
dilaporkan perusahaan(laba komersil) dengan laba fiskal menunjukkan bendera merah (red flag) bagi pengguna
laporan keuangan.
Tarif pajak efektif merupakan proxy dari perencanaan
pajak. Dalam penelitian ini tarif efektif menjadi variabel boneka dengan
nilai satu untuk tarif efektif diatas 30 persen, dan diberi nilai nol
,untuk tarif dibawah 30 persen. Dalam penelitian ini signifikansi tarif pajak efektif nyata berpengaruh secara
positif, artinya perilaku
perencanaan pajak dari manajemen akan
menaikkan penghindaran pajak hal itu berarti menaikkan
perbedaan laba akuntansi dengan laba kena pajak .Perencanaan pajak bertujuan untuk memperkecil
pembayaran kewajiban perpajakan ,keberhasilan suatu manajemen pajak diukur dari
keberhasilan perusahaan tersebut menurunkan tarif efektif pajaknya, Halperin,
Sansing(2005), menyatakan perencanaan pajak yang efektifakan menghasilkan tarifefektif
yang rendah. Dengan demikian hasil penelitian ini terkait dengan variabel tarif
efektif pajak sebagai proxy perencanaan pajak dapat dibuktikan
dan sesuai dengan penelitian sebelumnya.
Biaya pajak yang ditunda atau deferred
tax expenses dalam penelitian ini yang mewakili
konservatisme dim juga manajemen pajak belum dapat membuktikan ada pengaruhnya
terhadap beda laba akuntansi dengan laba pajak terbukti dengan signifikan yang
tidak nyata. Hal ini dapat dijelaskan bahwa beda laba akuntansi dengan laba
pajak timbul akibat perbedaan permanen dan perbedaan temporer atau perbedaan
waktu pengakuan pendapatan dan atau beban antara perusahaan dengan fiskus,
perhitunganperhitungan yang dibuat oleh peneliti adalah beda waktu
dan beda tetap masuk dalam perhitungan ,dengan sendirinya beda labs
akuntansi dengan laba pajak adalah gabungan antara beda waktu dengan dengan beda
tetap, sedangkan biaya pajak yang ditunda(deferred
tax expense) adalah hasil
perhitungan beda waktu raja, perbedaan permanen
telah dikurangkan dari pendapatan atau beban, kemungkinan lain adalah bahwa biaya pajak ditunda bisa bertanda positif atau
negatif di laporan laba-rugi, biaya pajak yang ditunda bertanda negatif berarti manfaat pajak ditunda yang dapat
mengurangi pajak masa kini, sedangkan
bertanda positif berarti beban pajak ditunda yang dapat menambah pajak masa kini, akan tetapi realisasinya berhubungan
dengan periode-periode masa datang, pembayaran
pajak penghasilan yang sebenarnya dari suatu perusahaan hanya dapat dibaca dari laporan arus kas operasi.
5. Sinspulan, Keterbatasan, dam Saran
5.1. Simputan
Berdasarkan
basil olah data, analisis, dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
Hasil uji hipotesis
untuk pengaruli secara parsial masing-masing variabel independen yaitu
yaitu kepemilikan institusi tidak berpengaruh secara signifikan.
Biaya pajak yang ditunda juga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
penghindaran pajak,
2.
Rasio Tobin,
perata laba, akrual pilihan, tarif efektif, berpengaruh secara nyata terhadap
penghindaran pajak.
3.
Hasil uji secara
simultan terhadap faktor-faktor menghasilkan model, dimana seluruh variabel
berpengaruh secara signifikan yaitu 0,013 <0,05 dengan
5.2. Keterbatasan
Penelltian
1.
Hasil uji Asumsi
klasik untuk qariabel-variabel belum memenuhi
seluruhnya, karena untuk asumsi normalitas telah
dilonggarkan dengan justifikasi dan belum dilakukan perbaikan atas
variabel yang mengalami hetemdaskesitas yaitu variabel diskrearteri akrual.
2.
Pengukuran atau proxy
dari tax avoidance yaitu beda laba akuntansi dengasn laba pajak(BTD) masih
bersifat taksiran dan pendekatan, bukan angka yang sebenarnya(real) karena
untuk mendapatkan data laba pajak yang sebenarnya dan pajak yang
dibayar sebenarnya adalah guilt ataupun tidak mungkin, dan pengukuran
tersebut dikalangan ahli masih diperclebatkan dan oleh
para peneliti masih dicari kemungkinan
altematippmxi untuk ukuran tax avoidance
,tax evasion dan tax shelter
3. Dalam
penelitian ini variabee rasio Tobin Q dan perata laba
dimasukkan sebagai variabel independen. hukan sebagai moderating variable atau intervening variabel.
5.3. Saran
1.
Untuk penelitian selanjutnya variabel-variabel penjelas dapat
dimodifikasi dengan mengeluarkan variabel
rasio Tobin-Q dan perata laha dari model atau menamhah dengan memasukkan variabel-variabel lain yang
diduga mempunyai pengaruh terhadap
penghindaran pajak.
2. Dapat dibuat
analisis lanj utan dengan membangkitkan analisajalur (path analysis)
DAFTAR PUSTAKA
A,Plesko,George(2004), Corporate
Tax Avoidance and the Properties of Corporate Earnings, National Tax
Journal,Vol.LVII no.3: 729-737.
A.Desai,Mihir,Dhammika,Dhammapala(2007a), Taxation and
Corporate Governance:
Economic Framework. Working Paper presented for the Conference on Taxation and
Corporate Governance at the Max Plack Institute in Munic December 4-5,2006.
A,Desai,Mihir, Dhammika,
Dharmapala(2007b), Earning Management and Corporate Tax Shelters, Working Paper, SNNR
Belkoui,Ahmed Riahi(2004), ACCOUNTING THEORY, Fifth
edition, University of Illonois at
Chicago,USA
Crocker, Keith .1,
Slemrod,Joel(2003), Corporate Tax Evasion with Agency Costs, Working PaperSerie No .917,
Michigan, Ross
School of Business
Fullerton,Don (1983).Which
Effective Tax Rate?, Working Paper Series,NATIONAL BURAU of ECONOMIC RESEARCH,
MassachustteAvenue
Gozali, Imarn(2005),Applikasi Analisis
Multivariat Dengan Program Spss, edisi 3, Badan Penerbit Undip
G.Schroder, Richard,Myrtle
W.Clark(1998). Accounting Theory, Text and Reading, Sixt Edition, John Wiley & Sons,
Inc,New York
Harnanto(2003), Akuntansi
Perpajakan, Edisi Pertama, BPFE UGM Yogyakarta Heltzer,Wendy(2008),
Conservatisme and Book-Tax Differences, Working Paper SNNR
Purba, Marisi Andreas(2005), Akuntansi
Pajak Penghasilan Berdasarkan MS no .12 & PSAK no. 46, Edisi Pertama,
cetakan Pertama, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta
Halperin, Robert dan Sansing
Richard(2005), Is the Effective Tax Rate an Effective Performance Measure, SNNR
Working Paper
PSAKNo.46, Penerbit Salemba 4 Jakarta.
Ridwan, Akhmad(2004),
Pengaruh Alokasi Pajak Antar Periode Berdasarkan PSAK 46 terhadap Koefisien
respon Laba Akuntansi, makalah disiapkan untuk SNA VII, Denpasar Bali, 2-3 Desember, hal:220-245
Rego,Sonja Olhoft(2002), Tax
Avoidance Activities of U.S. Multinational Comorations,paper based on Dissertation
at the Univercity of Michigan
Scoot,Wi [ham R(1997), Financial
Accounting Theory, 3'd Edition,
Prentic Hall
Setyowati, Lilis(2002), Rekayasa
Akrual untuk Meminimalkan Pajak, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol. 5. No.
3
Shaviro, Dan iel(2007), The Optimal Relationship between
Taxable Income and Financial Accounting Income:Analysis and a Proposal, Working
Paper No.0738,Law & Economics Research Paper Series, New York Univercity
Tang,Tanya Y.H,(2006), Book-Tax Differences, a Proxy for
Earnings Management and Tax Management-Empirical Evidence From China Working Paper for Northeast Regional Meeting and
American Accounting Association annual Meeting.
Watt,Ross & Jerold
L.Zimmerman(1986), Positive Accounting Theory, PrenticeHall,Inc, Englewood Cliffs, New
Jersey.
Yuliati(2004), Kemampuan Beban
Pajak Tangguban dalam Memprediksi Manajemen Laba, maicalah di sajikan pada SNA VII
Denpasar, BALI 2-3 Desember, hal:1147-1163
Wild 'Wild, Subramayam
K.R.Halsey Robert(2007), Financial Statement Analysis, Ninth edition, GrawHill, nternational
Edition.
White,Gerald I, Sondhi,Ashwinpaul
C, Fried Dov(2003). THE ANALYSIS AND USE OF FINANCIAL STATEMENT, Third Edition, John Wiley &
Son.
Wang, Shiing-wu,(1991), The relation between Finn Size
and Effective Tax Rate: A Test of Finn's Political Success. Doctoral Dissertation, American
Accounting Association
Zain,Muhammad,(2005),
Manajemen Perpajakan, edisi 2, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar