Senin, 04 November 2013




Media Risei Akun!ass, Auditing & inforrnasi, Vol.9 No.2, Agustus 2009: 82 - 85


Pengaruh Ukuran Perusahaan, Manajemen Laba, Tarip Pajak Efektip, Perata Laba,
Konservatisma, terhadap Beda Laba Akuntansi dengan Laba Pajak -

1. PENDAHULUAN
Manajemen pajak dan manajemen laba adalah dua istilah yang telah sering didengar dimana kedua istilah tersebut mempunyai keterkaitan yang erat dan mengacu kepada perilaku manajemen dalam mengelola perusahaan yang berasal dari teori keagenan. Manajemen pajak bertujuan mengelola mulai dari perencanaan pajak, pernbayaran pajak dan pengendalian pajak ,sedangkan manajemen laba adalah mengatur laba sedemikian rupa agar sesuai dengan keinginan manajemen, atau keinginan .stakeholdem atau tujuan khusus dari pengaturan laba tersebut .
Zain(2005), mengatakan bahwa perencanaan pajak adalah merupakan tindakan penstrukturan yang terkait dengan konsekuensi potensi pajaknya, yang tekanannya kepada pengendalian setiap transaksi yang ada konsekuensi pajaknya.Tujuannya adalah bagaimana pengendalian tersebut dapat mengefisienkan jumlah pajak yang akan ditransfer ke pemerintah, melalui apa yang disebut sebagai penghindaran pajak (tax avoidance) dan bukan penyeludupan pajak (tax evasion) yang merupakan tindak pidana fiskal yang tidak akan ditoleransi.Walaupun kedua cars tersebut kedengarannya mempunyai konotasi yang sama sebagai tindakan kriminal, namun suatu hal yang jelas berbeda disini. bahwa penghindaran pajak adalah perbuatan legal yang masih dalam ruang lingkup pemajakan dan tidak melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, sedang penyeludupan pajak jelas­jelas menspakan perbuatan illegal yang melanggar ketentuan perundang­undangan perpajakan.
Pcmbayaran pajak perusahaan kepada pemerintah adalah didasarkan oleh hasil usaha perusahaan tersebut yang berasal dari kegiatan operasi utama maupun kegiatan lainnya, dalam hal ini adalah laba yang dihitung menurut aturan akuntansi yang standar ,akan tetapi fiskus juga mempunyai peraturan sendiri dalam menghitung basil usaha perusahaan berdasarkan philosofi dasar dari pihak fiskus yaitu bagaimana mendapatkan pemasukan negara yang maksimal, dengan demikian akan terjadi dualisme dasar perhitungan pajak yaitu pajak yang dihitung dari laba menurut standar akuntansi yang dianut (book-income) dan pajak yang dihitung dari laba menurut peraturan perpajakan (taxable income) dimana antara kedua jenis Iaba(income) ini terjadi perbedaan atau gap(book-tax different/gap), hal ini dapat menyebabkan timbulnya benturan kepentingan antara pihak perusahaan dalam hal ini manajer, dan pemilik dan pihak fiskus dipihak lainnya, dimana perusahaan memandang pajak sebagai biaya yang harus diminimalkan, sedangkan pihak fiskus memandang pajak sebagai pemasukan yang harus dimaksimalkan.


Beberapa penelitian telah mengeksplorasi dan menguji hubungan dan pengaruh antara berbagai faktor manajeman laba dengan perlindungan pajak(tax shelter), diantaranya pengaruh GCG dengan penghindaran pajak(tax avoidance)Desai, Dharmaphala(2007a),hubungan antara penghindaran pajak(tax avoidance) dengan nilai perusahaan (firm value) Desai ,Dharmapala(2007b), hubungan antara konservatisma dengan perbedaan laba akuntansi dan laba pajak (Conservatism and Book-Tax Different) Heltzer(2008), Perbedaan laba akuntansi dan laba pajak sebagai proxy for earning management ,Tang (2006), Deferred Tax Expenses sebagai proxy for earning management Philips at.all(2003).effective tax rate sebagai proxy for tax planning, Rego(2002). Penelitian-penelitian terdahulu tersebut telah memperkaya khasanah tentang ilmu perpajakan dikaitkan dengan berbagai aspek yang cukup luas dan menambah wawasan para peneliti perpajakan pemula, dengan demikian penelitian-penelitian lanjutan dan replikasi masih sangat dibutuhkan dalam konteks Indonesia.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dan pengaruh antara manajemen laba, perataan laba, konservatisma, perbedaan laba akuntansi dengan laba pajak, ukuran perusahaan terhadap perencanaan pajak. Motivasi yang mendasari dilakukannya penelitian ini pertama adalah untuk mencari penjelasan manakah diantara faktor-faktor tersebut yang mendorong manajemen me lakukan perencanaan pajak, dan untuk mengetahui hubungan diantara variable-variable independent tersebut sesamanya ,kemudian yang mana diantara variable-variable tersebut yang lebih berpengaruh terhadap perencanaan pajak baik secara langsung maupun tidak langsung. Penelitian ini mempunyai enam permasalahan yang akan dijawab yaitu:
1. Apakah ada pengaruh ukuran perusahaan terhadap beda laba akuntansi dengan laba pajak ?. 2. apakah ada pengaruh manajemen laba terhadap beda laba akuntansi dengan laba pajak? 3. apakah ada pengaruh tarif efektive pajak terhadap beda laba akuntansi dengan laba pajak? 4. apakah ada pengaruh perata laba terhadap beda laba akuntansi dengan labs pajak? 5. apakah ada pengaruh konservatisma terhadap beda laba akuntansi dengan laba pajak ? 6. apakah ada pengaruh secara bersama-sama ukuran perusahaan,manajemen fate, tarif efektive pajak, perataan konservatisma terhadap beda laba akuntansi dengan laba pajak?
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas yaitu untuk mengetahui sejauh mana pengaruh langsung masing-masing faktor tersebut terhadap beda laba akuntansi dengan


konservatisrna Terhadap Beds Labs Akuntansi Dengan Labs Paiak
laba pajak secara khusus dan untuk mengetahui praktek perencanaan pajak di perusahaan publik secara urnurn,untuk mengetahui apakah faktor-faktor tersebut mampu menjelaskan perbedaan beda laba akuntansi dengan laba pajak dan secara umum dapat menjelaskan peraktek perencanaan pajak di perusahaan publik.
2. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESA A.1.Ukuran Perusahaan
Pada dasarnya perusahaan yang selalu memperoleh laba yang besar akan menarik perhatian pemerintah untuk dikenakan pajak yang sesuai,proses pemajakan akan didasarkan kepada informasi akuntansi yang disajikan oleh perusahaan dalam laporan keuangan, semakin besar laba yang dihasilkan akan semakin besar pajak yang dikenakan. Dengan demikian akan timbul konflik kepentingan antara perusahaan dan pemerintah selaku wakil rakyat dalam penarikan pajak perusahaan, Watt, Zinunerman(1986) menjelaskan bahwa pajak adalah transfer kekayaan perusahan kepada rakyat,dimana pajak ditetapkan oleh undang-undang yang dibuat oleh para politisi, konflik kepentingan ini akan memacu manajer untuk mengatur laba sedemikian rupa agar pajak yang dibayar sebagai biaya politik menjadi kecil.
Riset-riset akuntansi terdahulu menemukan bahwa perusahaan­perusahaan yang memiliki ukuran yang besar lebih sensitive dalam proses politik dan lebih besar dalam mcntranfer kekayaan yang dikenakan dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki ukuran yang kecil Watt & Zimmerman(1983), dalam Watt & Zimmerman(1986) telah menguji asumsi hipotesa hubungan antara ukuran perusahaan dengan tarif pajak perusahaan dimana proxy untuk ukuran perusahaan adalah total sales atau total asset, Watt & Zimmerman (1986), dimana ukuran perusahaan yang besar akan memiliki tarif pajak yang besar dan mendapatkan manfaat politik yang besar sebagai konpensasi misalnya kontrak-kontrak dan pemerintah, pembatasan impor, dibandingkan perusahaan yang memiliki ukuran yang kecil.Akan tetapi hasil penelitian tersebut bervariasi dalam waktu yang panjang dan bervariasi antar industri yang berbeda. Peneliti lainnya (Holthusen dan Leftwich,1983) dalam Watt & Zimmerman(1986), menyarankan proxy untuk ukuran perusahaan adalah laba akuntansi, Wang (1991) telah meneliti hubungan antara ukuran perusahaan dengan tarif pajak efektife dengan analisa jalur dan struktural equation model yang mana hasilnya hubungan keduanya signifikan. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan diproxy olch penjualan. Berdasarkan


tinjauan literatur diatas ,maka dapat dikembangkan hipotesis yang pertama yaitu : Hal : Ada pengaruh ukuran perusahaan terhadap beda laba akuntansi dengan laba pajak.
A.2. Manajemen laba
Menurut Scoot( 2006), Earning management is the choice by a manger of accounting policies so as achieve some specific objective, Belkoui(2000), mengutip defenisi Beidelman sehagai berikut, Upaya yang sengaja dilakukan untuk memperkecil atau fluktuasi pada tingkat laba yang dianggap normal bagi suatu perusahaan. Dalam pengertian ini perataan mereprensentasi suatu hagian upaya menejemen perusahaan untuk mengurangi variasi tidak normal dalam laba pada tingkat yang diizinkan oleh prinsip prinsip akuntansi dan majemen yang sehat. Manajemen laba mempunyai bentuk yang berbeda-beda sesuai dengan tujuannya yaitu Scott(2006), mengemukakan bentuk-bentuk manajemcn laba yang dilakukan oleh manajemen
a.      Taking a bath(big bath), mandi besar, dilakukan kctika keadaan huruk yang tidak menguntungkan tidak bias dihindari pada periode berjalan ,dengan cara mengakui biaya-biaya pada periode yang akan datang dan kcrugian periode berjalan
b.      Income minimazation, mengecilkan laba, dilakukan saat perusahaan memperoleh keuntungan yang tinggi dengan tujuan agar tidak mendapat perhatian secara politis. Kebijakan diambil bisa berupa pembebanan biaya iklan ,riset dan pengernbangan dan sebagainya.
c.       Income maximization,yaitu memaksimalkan laba agar memperoleh bonus yang lebih besar. Demikian juga dengan perusahaan yang cenderung mendekati pelanggaran kontrak utang jangka panjang, manajer perusahaan tersebut akan cenderung untukmemaksimimkan laba.
d.      Income smoothing, perataan laba merupakan bentuk manajemen laba yang paling sering dilakaukan dan paling popular. Melalui income smoothing manajer menaikkan atau menurunkan laba untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan sehingga perusahaan terlihat stabil dan tidak beresiko tinggi.
Scott(2006), mengungkapakan beberapa motivasi yang mendorong manajer perusahaan untuk inclakukan manajemen laba, yaitu ;
l.Bonus scheme
2.Debt covenan.


Pengaruh Ukuran Perusahaan, Manajemen Laba, Tarip Pajak Efektip, Perata Laba. konservatisma Terhadap Beda Laba Alruntansi Dengan Laba Pajak
3 Political Motivation
4. Taxation Motivation
5.Pergantian CEO(ChiefExeclitife officer).
6 Initial Public offering
7.Mengkomonikasikan In formasi pada Investor.
Untuk proxy pengukuran dan deteksi adanya manajemen laba yang telah =UM dlakukan para peneliti adalah yang dikemukan oleh Healy, Jones. Decow yaitu rnodifikasi Jones( 199 l ) dalam Belkaoui(2004), dalam penclitian ini rumus yang diterapkan adalah rumus Healy,dirnana yang menjadi fokus adanya discretionary accrual, dimana Daccr merupakan proxy manajemen laba. Fierdasarkan uraian diatas dapat dikembangkan hipotesis.
Hat: Ada pengaruh manajemen laba terhadap beda laba akuntansi dengan laba pajak.
A.3.Tarif Efektif Pajak sebagai Proxy Perencanaan Pajak
Zain(2005), menyatakan suatu perencanaan pajak atau disebut juga sebagai suatu perbuatan penghindaran pajak(tax avoidance) yang berhasil harus secara jelas dibedakan den gan perbuatan penyeludupan pajak (tax evasion) .penghindaran pajak termasuk dalam pengertian perencanaan pajak(tax planning). Antara penghindaran pajak dengan penyeludupan pajak terdapat perbedaan yang fundamental, akan tetapi perbedaan tersebut menjadi kabur, baik secara teori maupun aplikasinya, akan tetapi dari konsep undang-undang garis pcmisahnya adalah antara melanggar undang-undang dan tidak melanggar undang-undang. Selanjutnya Zain(2005) mendefenisikan: Penghindaran pajak adalah proses pengendalian tindakan agar terhindar dari kansekwensi pengenaan pajak yang tidak dikehendaki. Pcnghindaran pajak adalah suatu tindakan yang legal yang berbeda dengan penyeludupan pajak.Seperti halnya suatu pengadilan yang tidak dapat mcnghuk-um seseorang karena perbuatannya tidak melanggar hukum atau tidak termasuk dalam katagori pelanggaran atau kejahatan, begitu pula mengenai pajak yang tidak dapat di pajaki, apabila tidak ada tindakan atau transaksi yang dapat dipajaki. Dalam hal ini tidak ada suatu pelanggaran hukum yang dilakukan dan malahan sebaliknya akan diperoleh penghematan pajak dengan cara mengatur tindakan yang menghindarkan aplikasi pengenaan pajak inelalui pengendalian fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga terhindar dari pengenaan pajak yang lebih besar atau sama sekali tidak kena pajak. Pajak perusahaan dihitung berdasarkan suatu dasar, yaitu penghasilan atau laba dikalikan suatu tarif


tertentu dalam persentase,ada beberapa jenis tarif untuk menghitung pajak, yaitu tarif yang ditentukan undang-undang, tarif rata-rata, tarif marginal, dan tarif efektif yang dibagi lagi menjadi tarif efektif rata-rata dan tarif efektif marginal. Dalam penelitian bidang perpajakan untuk mengukur suatu perencanaan pajak bukanlah hal yang mudah karena data-data mengenai pajak perusahaan adalah suatu hal yang rahasia, dalam penelitian penelitian perpajakan sebelumnya untuk proxy manajemen pajak dan perencanaan pajak penggunaan tarif pajak efektif sudah biasa dilakukan Fullerton (1983);Rego (2002) Tang(2006), Halperin, Sansing(2005) menyarankan penggunaan tarif efektif pajak sebagai proxy manajemen pajak dan perencanaan pajak dengan hasil perencanaan pajak yang efektif akan menghasilkan tarif efektif yang rendah, akan tetapi juga dalam penelitian-penelitian sebelumnya beberapa peneliti menernukan bahwa penggunaan tarif efektif mengandung beberapa kelemahan dan adanya kesalahan pengukuran dalam pengukuran manajemen pajak dan perencanaan pajak), walaupun tarif efektif pajak sebagai proxy pengukuran manajemen pajak dan perencanaan mempunyai kelemahan, untuk mencari penggantinya yang lebih baik dan tepat masih sulit kelihatannya, Tang(2006). Hubungan antara pajak akrual dengan laba sebelum pajak ,disebut sebagai tarif pajak efektif( effective tax rate) atau rasio pajak(tax ratio) Ada tiga jenis tarifefektif pajak White at, all (2003) yaitu :


Text Box: 1. ETR -
2. ETR incometaxexpense
Pretaxincome
TaxPayable
Pretaxincome

kedua variable berasal dan laporan keuangan
variable Tax payable dan pretax income berdasarkan perhitungan menurut peraturan perpajakan oleh perusahaan pada periode tersebut.
Text Box: IncomeTat-Paid
3. ETR  
PreTAxIncome
Variable Income tax paid berasal dari Laporan arus kas bagian operasi.


Dilndonesia tarif efektif pajak adalah 30 %, Doupnik(2007), hal ini mengacu kepada tarif lapisan tertinggi dari penghasilan kena pajak pasai 17 ayat 1, dimana tarif efektif pajak perusahan publik berkisar dibawah dan diatas tarif lapisan tertinggi yaitu 30%. Berdasarkan uraian diatas dapat dikembang hipotesa sebagai berikut :
Ha3: Ada pengaruh tariff efektive pajak. terhadap beda laba akuntansi dengan laba pajak.


Pengarah Ukuran Perusahaan. Manajemen Labs, Tarp Pajak Efektip, Perata Laba, konservatisma Terhadap Reda Laba Akuntansi Dengan Laba Pajak
69

A.4.  Perataan Laba
Dalam penelitian ini untuk mengukur perataan laba adalah dengan cara menerapkan indeks Eickel, yaitu suatu cara untuk mengetahui apakah suatu perusahaan melakukan pergeseran atau alokasi laba antar periode(income smoothing). Dalam mcndeteksi adanya suatu pergeseran pencatatan laba,maka dimulai dengan rnencari rata-rata laba dan rata-rata penjualan serta standar deviasi masing-masing, kemudian dihitung koefisien variasi dari laba dan koefisien variasi penjualan,untuk hal tersebut diperlukan data laba dan penjualan untuk paling sedikit lima periode yang dirata-ratakan(average) dan standar deviasinya,untuk menghitung indeks maka koefisien variasi perubahan Laba pada suatu periode dibagi dengan koefisien variasi perubahan penjualan pada suatu periode yang sama, apabila hasilnya iebih besar dan satu maka diindikasikan tidak terjadi pergerseran laba, apabila basil lebih kecil dari sate diindikasikan terjadi pergeseran laba. Pergeseran laba ini berhubungan dengan usaha manajemen untuk rnenggeser pembebanan pajak dari satu period ke pen ode lain(tax shifting) melalui perataan laba , Shaviro(2007).
Berdasarkan uraian diatas dapat dikembangkan hipotesis ketiga dalam penelitian ini yaitu :
1-1a4 : Ada pengaruh perataan laba terhadap beda laba akuntansi dengan laba pajak.
A.5.  Konservatisme
Heltzer(2008),mengatakan bahwa penelitian empiris tentang hubungan natara konservatisma dengan BTD beim pernah dilakukan, dalam penelitiannya membedakan konservatisma atas 2 jenis, yaitu konservatisma atas laba akuntansi dan konservatisma atas laba kena pajak, konservatisma atas laba akuntansi diukur dengan menggunakan rumus Basu,dalam Heltzer(2008) dan konservatisma atas laba fiskus dalam penelitiannya membuat dua persamaan regressi untuk membedakan kedua konservatisme tersebut, secara umum basil penelitiannya menemukan hubungan positip dan sinifikan anatara konservatisme dan BTD, Heltzer(2008). Dal= penelitian ini konservatisma diukur dengan indeks konservatisma Pemman dan Zang (1999). Berdasarkan uraian dan tinjauan literature diatas dapat dikembangkan hipotesis sebagai berikut:
H05: Ada pengaruh konservatisma terhadap beda laba akuntansi dengan laba pajak.


A.G. Perbedaan Laba Akuntansi dengan Laba Fiskus (Book Tax Different /STD).
Laba akuntansi dihitung men unit prinsip dan standar akuntansi yang dianut dan hasilnya dapat dilihat di i aporan keuangan, sedangkan laba fiskus adalah laba yang dihitung mcnurut peraturan perpajakan, yaitu dengan memulai menghitung perbedaan laba akuntansi dengan penghasilan /laba kena pajak (gap between .financial and taxable income), Perbedaan yang dilaporkan ke pemegeng saham atau investor mengunakan GAAP/SAK, sedangkan ke Kantor Pelayanan Pajak dengan Peraturan Perundang-undangan pajak, perbedan ini terkenal dengan sebutan Perbedaan Buku-Pajak (Book-Tax Gap). Metode ini menarik minat para peneliti untuk mendalaminya dan telah menjadi proxi untuk mengukur penghindaran pajak disamping proxi yang lain, di sebabkan oleh pajak yang dibayar ke pemerintah tidak dapat di ketahui secara langsung maka diperlukan suatu taksiran dengan pendekatan "Grossup" (Manzon,Plesko,2002) yang diikuti oleh Desai dan Dharmapala(2004,2007), metode ini mengrossup beban pajak(tax expense) atau utang pajak (tax liability) dengan memakai tarif pajak rata-rata. Selanjutnya untuk mencari estimasi hook-tax gap, di lakukan dengan cara mengurangkan penghasilan kena pajak (taxable income) dari laba sebelum pajak yang di laporkan di laporan laba rugi (Pretax Financial Income). Heltzer (2008), dalam penelitiannya mengambil BTD menjadi variable independen dan membagi BTD menjadi 6 bagian yaitu "Large positip STD," "Large Negatipe BTD". "Discretionary BTD," "Non-Discretionary BTD" dan"TemporaryBTD"dan "Permanent BTD".
B. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan tinjauan literature dan penelitian sebe I umnya dan pengembangan hipotesa, maka akan di kembangkan kerangka pemikiran dalam penelitian ini yaitu bahwa beda laba akuntansi dengan laba pajak dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain ukuran perusahaan, manajemen laba, tarif efektif, perataan laba, konservatisma, ukuran perusahaan, manajemen laba, tarif efektif, perataan laba, konservatisma sebagai variable eksogen dan antar variable eksogen tersebut terdapat koreiasi atau kovarian. Uraian diatas dapat dbuat dalam ben tuk skema kerangka pemikiran sebagai berikut :


Pengaruh Ulcuran Perusahaan, Manaiemen Labs, Tarip Pajak Efektip. Perata Laba, konservatisma Terhadap Beda Laha Akuntansi Dengan Laba Pajak
Text Box: Beda laba akuntansi-laba pajakText Box: 1.11kuran Perusahaan
2 . M a naj emen Labs
3 . Tari f efektif 4.Perataan Laba
5 Konservati sm a
Gambar .1.Kerangka Pemikiran.
3. METODE PENELITIAN
I. Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat kausalitas dengan pengujian hipotesis. metode yang digunakan dalam menyusun dan menyelesaikan penelitian ini adalah dengan metode kuantitatip dengan menggunakan statistik deskriptip dan analisa regresi berganda,
2.Variable dan Pengukuran
Variable
Pongsilliiiat
Proxy clan Pengukuran
Skala
1. Beda Laba Akuntansi dengan Labs Fiskus
Dependen
Diproxi dengan menghitung :
BOOK-TAX GAP dibagi total asset., yaitu perbeclaaniselisib antara laba sebelum pajak( Pretax book income) dengan pengha.silan kena pajak(PKP(Taxable income).Taxable income harus diestimasi karena tidak diketahui jumlattnya,melalui beban pajak kini (current tax) Jain di grussup dengan sari f pajak untuk memperoleh estimasi labs kena pajak ,kemudian labs kena pajak tersebut dikurangkan dan labs Sebelum pajak (earning before tax/premx income 1 untuk rnengstimasi jumlah book-tax gap ,kemudian dibagi dengan total
TaxExpense
Pr
eiax.lncome                                                                        
Rasio
T
BT
asset.      =
TA
2.Ukuran Perusahaan (size )
Independen
Sales,Watt, Zimmerman(1986),dalarn penelitian ini sales dilogaritma naturalis
Rasio
3.Manajemen Labs
Independen
Menggunakan Rumus Model Healy (Belkoui,2004) yaitu:
I.T.Accr = NI CFO
TAccr
2.  NA4ccr
=
Rasio
TAsseir_,
3. DAccr = TAccr NDAccr
Dimana Dacer merupakan proxy manajemen labs



4.Tarif Pajak
Efektif
independen KatagoriaV Dummy
Mengzunakan Tarif Efektif dengan rumus: TAKPAIDfmmCF0
ETR                                    White,v,a1(2003)
=
Nominal
EBT
ETR > 30 % = 0
ETR < 30%= l
untuk Indonesia, Doupnik(2007,bal : 445 )
5.Perataan
Laba
independent Kontrol /Dummy
hid eks Eickel
CVSS
1E                dimana
=
Nominal
CYO/
CV8SYCVSI .bukan perata labs, nilai 0, perata laba — 1
6.Konserva
tisma
Indepcnden/ Kontrol
Diukur dengan indeks konservatisma Penman ,Za.ng( I 999)
(M/Y". + DEPR,)
Rasio
C.,
NOA

3. Dercnisi operasional Variable
Beda Laba Akuntansi dengan Laba fiskus/Pajak, adalah selisih perhedaan antara laba yang dihitung menurut Prinsip Akuntansi yang diterima umum /Standar Akuntansi(Accounting Income/Book Income) dengan laba yang dihitung menurut peraturan perundang-undang pajak, atau sering jugs disebut dengan istilah Laba Kena Pajak (Taxable Income), laba kena pajak tidak dapat diukur secara langsung, karena jarang tersedia secara terbuka yang disampaikan oleh perusahaan, dalatn penelitian perpajakan proxy untuk untuk laba kena pajak dapat diestimasi melalui pcndekatan laba operasi dianggap sama dengan laba kena pajak
Ukuran perusahaan, adalah besar kecilnya suatu perusahaan yang dapat ditandai secara langsung melalui seberapa besar omset penjualan perusahaan dibanding rata-rata industrinya, seberapa besar total asetnya dibanding rata- rata industrinya atau seberapa besar laba bersih yang dihasilkan dibanding dengan rata-rata industrinya, dalam penelitian ini ukuran perusahaan diproxy dengan logaritma naturalis total penjualannya.
Manajemen Laba, adalah tindakan manajemen yang disengaja untuk mengatur laba sedemikian rupa melalui pemilihan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum, sehingga informasi laba rnenjadi bias,manajemen laba tidak dapat diukur secara langsung, tapi dapat diukur melalui pendekatan Discritionary Accrual, yaitu selisih antara Total Accrual dengan Non Discritionary Accrual, yaitu akrual Pilihan sebagai proxy dart manajemen laba, dalam penelitian int digunakan formula yang dimodelkan oleh Healy, Belkoui(2004)


Tarif efektif sebagai proxy Manajemen Pajak, adalah tindak an manajemen berupa pengaturan transaksi sedemiki an rupa sehingga beban pajak menjadi lebih efisien, untuk mengukur manajemen pajak secara iangsung tidak dapat dilakukan, untuk itu diperlukan suatu proxy yang telah dipakai secara umum oleh para peneliti perpajakan yaitu, tarif efektife rata-rata (ETR),dalam penelitian ini tarif efektife rata-rata yang diterapkan adalah current efective tax rate(CETR) yang angka pajaknya berasal dari laporan arus kas.
Perataan Laba,adalah salah satu bcntuk dari manajemen laba, yaitu membuat fluktuasi laba menjadi lebih kecil dengan cara mengakui atau mencatat pendapatan dengan segera atau menunda pengakuan pendapatan keperiode berikutnya, proxy untuk variable perataan laba pada umumnya dihitung dengan indeks Eickel yaitu koefisien variasi penjualan dibagi dengan koefisien variasi income, jika angka indeks menunjukkan lebih besar dari satu berarti perusahaan tidak melakukan perataan laba, sebaliknya jika angaka indeks menunjukkan angka lebih kecil dari satu, maka perusahaan diidikasikan melakukan praktek perataan laba,
Knnservatisma,adalah suatu prinsip akuntansi yang diterima umum yang inenyatakan, apabi la ada beberapa alternatif akuntansi, maka alternatife yang seharusnya dipilih adalah alternatife yang paling kecil kemungkinannya untuk melaporkan pendapatan /laba atau asset dari yang seharusnya, prinsip konservatisma herkaitan dengan suatu ketidak pastian yang mengandung resiko yang kurang dapat diukur. Pengukuran konservatisma tidak dapat dilakukan secara langsung, akan tetapi para peneliti akuntansi telah dapat mengajukan saran proxy konservatisma yaitu dengan rnetode akuntansi yang digunakan, nilai ekuitas perusahaan laba perusahaan. Dalam penelitian ini Proxy untuk konservatisma adalah yang disarankan oleh Penman, Zang(1999)
4. Data dan Sample
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang terdapat dalam Indonesian Capital Market Directory(1CMD) dan laporan tahunan perusahaan yang go publik yang diperoleh dari Pusat data BEI. Jumlah Sample yang akan dipihh adalah dengan mempergunakan rumus Slovin agar memenuhi persyaratan pengolahan data. Analisa data dalam penelitian ini memakai pendekatan dengan analisa regresi berganda dengan syarat:
1 .Uji Asumsi Klassik yang terdiri dari:
a.Uji Kenormalan data
b. Uj i Multikol inearitas ,Autokorelasi ,Heterodaskesiti
2. Uji kesesuaian model danuji statistik.


4. ANALISA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Statistik Deskriptik
Penelitian ini mengambil jumlah sample sebanyak 79 perusahaan dengan menerapkan rumus Slovin, pengambilan sample dari populasi dengan menentukan error 10%, rnaka tingkat keandalan pendugaan (estimator) adalah 90%, dimana populasi perusahaan yang sudah terbuka atau terdaflar di BET adalah 340 perusahaan. Dan perusahaan yang terpilih secara purposive, dikumpulkan dan dihitung nilai-nilai variable yang menjadi pengamatan yaitu jumlah penjualan masing-masing perusahaan, kemudian di logaritma naturalis ,menghitung masing-masing akrual pilihan tiap-tiap perusahaan untuk proxy manajemen laba, indeks Eickel untuk mengukur perataan laba, ,tariff efektife pajak untuk proxy perencanaan pajak, book-Tax gap untuk mengukur tax avoidance. Setelah data-data terkumpul, lalu diolah dengan menggunakan program komputer SPSS, hasil olah data dengan komputer dibagi menjadi 3 bagian yaitu hasil olah data mengenai uji asumsi klasik ,statistik deskriptik dan hasil olah data untuk statistik inferensia.
1. Uji asumsi klasik
a.Uji Normalitas data
Hasil pengujian untuk distribusi frekwensi variable melalui pengujian one
sample test Kolmogorove-Smirnove, hanya satu variable independent yang
berdistribusi normal, yaitu variable Diskreneari akrual, selainnya tidak
normal,                               Tabel 2 Statistik K-S
One-Sample Koknogorov-Smirnov Test


SIZE
DACC
ETRKAT
PL
KONSRV
N

n
79
79
79
79
Normal
Parameter
5
Mean
12660110
08.0000
-
21667018
24,0000
,59
,797468
29254448
0.000000

Std.
Deviation
35862544
0,0000
46117463
04,0000
,49
,404454
10686617
60,000000
Most
Extreme
Difference
s
Absolute
.218
,066
.389
,489
,392

Positive
,132
566
,291
,308
,392

Negative
-,218
-,053
-,389
-,4119
-,380







Ito im o gor
ov‑
Smimov 2
1,937
585
3,456
4,348
3,487
Asymp.
Sig.
(2-
tat I ed)

,001
,884
.000
,000
.000


Dengan tidak didapatnya asumsi kenormalan untuk lima variable dari seluruh variable independent menurut statistik K-S ,maka dengan demikian analisa multivariate tidak dapat diterapkan, akan tetapi dengan pertimbangan pada apa yang dinyatakan olehBarnes(1987) dalam Setyowati(2002) bahwa distribusi rasio-rasio keuangan cenderung tidak normaljuga berdasarkan pada central limit theorema yaitu jika jumlah pengamatan cukup besar, maka distribusi cenderung normal dengan dernikian asuinsi normal itas dapat di longgarkan, (Gujarati 1991); Mendenhall dan Beaver (1992) dalam Setyowati(2002),juga mempertimbangkan normal plot residual variable dependen yang menunjukkan mendekati normal dengan dernikian analisa multivariate terhadap hasil peneiitian ini dapat dilanjutkan.
b.Uji Multicollinearity
Tabel 3.Collinearity Statistik
Model
VIF
Tolerance
1



1,022
,978

1,026
,975

1,047
,955

1,018
,982

1,010
,990

Sumber Output SPSS
Pada tabel 3 nilai tolerance semua variable bebas menunjukkan diatas 0,90 jauh diatas 0,10 sebagai cut off adanya multicollinearity, sebaliknya nilai Variance Inflation Factor(VIF)dari semua variable bebas menunjukkan angka diatasl, dengan dernikian semua variable bebas tidak mengalami multicollinearity.
c. U ji Autocolleration
Dilakukan dengan uji Durbin-Watson test, angka yang dihasilkan oleh print out komputer menunjukkan angka 2,077,dengan memperbandingkan dengan tabel Durbin-Watson dengan n = 80 dan jumlah variable bebas 5,maka 2,077 lebih besar dari 1,772 (du) dan lebih keel] dan 4-du, dengan demikian dapat disimpulkan tidak ada autokoretasi dalam model regresi.
d.Uji Heteroskedastisitas dengan uji Levene
Uji dengan Levene test yaitu test untuk kesarnaan varian (test of homogeneity ofvariance) menunjukkan statistik yang signifikan terlihat dan tabel 4


Tablet 4. Test of Homogenity of Variance
Teat of Homogeneity of Variance

Leven°
Stalislic
dfl
df2
Sig.
SIZE Based on Mean
3,000
1
77
,087
Based on Median
1.169
1
77
.283
Based on Median and with adjusted dr
1,169
1
59.625
.284
eased an trimmed mean
2,004
1
77
.161
KoNSRV Based on Mean
1,724
1
77
.193
Based on Median
.749
1
77
.390
Based on Median and with adjusted dr
,749
1
46,199
.391
Based on trimmed mean
,773
1
77
.382
MCC Based on Mean
3,745
1
77
.057
Based on Median
3,720
t
77
,057
Based on Median and with adjusted sit
3,720
1
72,580
.058
Based On trimmed mean
3,702
1
n
siss

Menentukan hipotesis untuk pengujian kesamaan varian populasi, Santoso(2002).
Ho : Tidak perbedaan varian antar kelompok variable
Ha : Ada perbedaan varian antar kelompok variable
Kriteria : Jika signifikansi > 0.05 maka HO diterima
Jika signifikansi < 0,05 maka HO ditolak
Keputusan : Semua signifikansi varian antar kelompok variable > 0,05 Kesimpulan : Tidak ada perbedaan varian antar kelompok, yang berari tidak ada heterokedastisity pada variable-variable independen.
2. Statistik Inferensi
Untuk menguji pangaruh masing-masing variable independen terhadap • variable dependen dipakai uji stastik t. Hasil pengujian parsial koefisien - koefisien sien terlihat pada tabel 5 hasil print out komputer.


Tabel 5.Koeffisien


Unstandarcii2ed
Coefficients

Unstandardincl
Coefficients
I
Skg'

Collinearity
Statist

Model

B
Std. Error
Beta


Part
Tolerance
VIE
1
(Constant}
242792292.486
-121543339,563

-1,998
049




SIZE
1,797E-02
ASO
,023
,224
,824
,022
990
1,010

DACC
-1,460E42
.006
-,236
-2,321
,023
-,233
975
1,026

ETRKAT
85230155,683
59331767,912
,148
1,437
,I55
,144
,955
1,047

PL
143307769,302
71588060,704
,203
2,002
,049
,201
,978
1,022

KONSRV
9,650E-02
,027
.361
3,569
,001
,358
.982
1.018

Tabel 6.ANOVA
Model

Sum of Squares
df
Mea n Square
F
Sig.
I
Regression
16821440872
11855000,000
5
336428817
442371000,000
5,258
,000

Residual
46707313104
89020000,000
73
639826206
91630400,000



Total
63528753977
00870000.000
78




a Predictors: (Constant), KONSRV, SIZE, DACC, PL, ETRKAT
b Dependent Variable: RTE]
label 7. Model Summary

R
R Square
Adjusted
R square
Ski. Error of the Estimate
Change
Statistics



I
Model




R Square
Change
F Change
di'
dt2
Sia. F
Change
1
,515
,265
,214
252947861,
6072
265
5,258
5
73
,000

Dad tabel 6 koefisien determinasi regresi(k) adalah 0,265 ,dengan demik'an model hanya dapat menjeiaskan sebesar 26,5 % dari faktor-faktor yang masuk dalam persamaan regresi, selebihnya sebesar 0,735 atau 73,5 % dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang belum masuk dalam persamaan regresi hal dapat terjadi karena sample berasal dari data silang(cross sectional ) yang berisi data dad yang sangat kecil sedang dan besar, selanjumya disamping model


koefisien-koefisien regresi yang belum distandarisasi, juga diambil yang telah distandarisasi dengan alasan sebagai berikut:
1.    untuk mengetahui pentingnya suatu variable bebas dibanding variable bebas lainnya.
2.    Untuk mengetahui pengaruh langsuag dari suatu variable independen terhadap variable dependen.
3.    Untuk mengeleminasi perbedaan ukuran antara variable ( % dan Rp). Model regresi dan koefisien- koefisien beta yang belum distandarisasi adalah sebagai berikut :
Model regresi dan koefisien- koefisien beta yang sudah distandarisasi adalah sebagai berikut:
3. Pembahasan dan Interperetasi Model
Dari model regresi yang terstandarisasi terlihat urutan pentingnya variable bebas yaitu mulai dari konservatisma, perata laba, tarif efektif pajak, manajemen laba, ukuran perusahaan akhirnya ukuran perusahaan, model tersebut tidak untuk memprediksi, tapi hanya untuk mengetahui pengaruhnya saja. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prinsip konservatisma masih menjadi alat yang efektif bagi manajemen untuk memimalisasi beban pajak perusahaan dalam hal ini konservatisma akuntansi sejalan dengan konservatima untuk tujuan pajak yaitu mengecilkan laba, hal ini dapat dilihat dari pengaruh positip dan signifikan konservatisma terhadap beda laba akuntansi dengan laba pajak, semakin besar beda laba akuntansi dengan laba pajak, semakin kecil laba kena pajak, semakin kecil pajaknya. Ukuran yang dipakai untuk konservatisma telah cocok dengan kenyataannya, dimana persediaan dan penyusutan menjadi fokus utama dalam hal pemeriksaan pajak disamping yang Iainnya. Untuk perata laba hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh yang positip dan signifikan atas BTD, perusahaan-perusahaan yang melakukan perataan laba dengan kode satu akan meningkatkan beda laba akuntnasi dengan laba pajak, yang pada akhimya akan mengecilkan kewajiban pajak. Selanjutnya pembahasan tidak berpengaruhnya tarip efektif pajak terhadap BTD secara individual dalam penelitian ini, dalam hal ini dapat dipandang dari pengukuran dan teori, dari sudut pengukuran untuk tari f e fekt if pajak sebagai proxy manajemen pajak masih belum ada ada kesepakan tarip efektif yang mana?, akan tetapi semua sepakat bahwa tarip pajak efektifadalah proxy untuk manajemen pajak, efektiftidaknya suatu perencanaan pajak dapat


dilihat clan naik turunnya tarif tersebut dan tahun ke tahun pada sauatu perusahaan, tarip efektif yang makin menurun dari tahun ketahun mcngindikasikanefektifnya perencanaan pajak, dengan demikian hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang menolak tarif efektif sebagai proxy manajemen pajak, dalam penelitian-penelitian sebelumnya beberapa peneliti menemukan bahwa penggunaan tarif efektif rnengandung beberapa kelemahan dan adanya kesalahan pengukuran dalam pengukuran m an aj e men paj ak dan perencanaan pajak.
Pembahasan yang berhubungan dengan manajemen pajak tidak lepas dari keterkaitannya dengan manajemen laba, karena salah satu tujuan dari manajemen laba sinkron dengan tujuan manajemen pajak yaitu mengecilkan laba akhimya mengecilkan pajak, akrual pilihan (Dace) dalam temuan penelitian ini mempunyai signifikansi yang nyata dan mempunyai pengaruh negatip terrhadap penghindaran pajak, akrual pilihan yang dalam hal ini menjadi proxy manajemen iaba diukur berdasarkan model Healy berpengaruh menurunkan STD, hal ini konsisten dengan teori dan penelitian sebeiumnya,Yuliati(2004), penjelasan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut karena perusahaan tunduk pada undang-undang perpajakan dan otoritas atau petugas pajak berusaha dengan sekuat daya untuk memaksa perusahaan membayar pajak sesuai dengan yang sebcnarnya, dan apabila me langgar akan di kenai sanksi, dengan sendirinya manajemen berusaha untuk mengatur kewajiban pajak sedemikikan rupa yaitu memperkecil perbedaan !Am akuntansi dengan laba kena pajak dengan menerapkan prinsip-prinsip akuntansi yang sesuai dengan peraturan pajak, makin kecil perbedaan laba akuntansi dengan laba kena pajak, makin menurun penghindaran pajak,dengan demikian dalam hal ini manajemen laba akan memperkecil penghindaran pajak, yaitu memperkecil perbedaan Book-Tax Dyfrrent/Gap.
Sebaliknya apabila perbedaan laba akuntansi dengan laba pajak terlihat besar berarti perusahaan diindikasikan melakukan manipulasi pajak. Palepu, Healy, Bernard(2000) dal= Yuliati(2004) menyatakan semak in besar perbedaan antara laba yang dilaporkan perusahaan(laba komersi I ) dengan laba fiskal menunjukkan "bendera merah"fred flag) bagi pcngguna laporan keuangan, dengan demikian basil penelitian ini konsisten dengan Palepu, Healy, Bernard(2000). Selanjutnya adalah mengenai ukuran perusahaan atau size, dalam penelitian ini ukuran perusahaan secara individual tidak berpengaruh terhadap BTD, proxy untuk ukuran perusahaan telah banyak disarankan oleh peneliti terdahulu, kemungkinan tidak berpengaruhnya In


go Media Kesel  Akuntansi, Auditing & Infamasi, Vol.9 No.2, Agustus 2009 : 62 - 85
sales terhadap BTD disebabkan tidak tepatnya proxy untuk diregresikan dengan BTD, atau memang secara umum diketahui baik perusahaan berskala keel' maupun besar, melakukan pengaturan laba atau tidak melakukan pengaturan laba kewajiban perpajakan akan dikejar tents oleh fiskus apabila melanggar ketentuan perpajakan.
5. KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hash 1 penelitian, analisa dan pembahasan, maka dapatlah disimpulkan beberapa hal yang menjadi tujuan peneletian ini yaitu :
1.         Faktor ukuran perusahaan yang diukur dengan Ln sales berpengaruh positip tidak signifikan terhadap beda laba akuntansi dengan laba pajak, hasil inl tidak konsisten dengan penelitian sebelumnya yang, dimana ukuran perusahaan berpengaruh terhadap biaya politik dalam hal ini pembayaran pajak,Watt,(1986).
2.         Faktor manajemen laba yang diukur dengan akrual pilihan berpengaruh negatip secara signifikan terhadap beda laba akuntansi dengan laba pajak, hal ini sesuai dengan penelitian Palepu, Healy, Bernard(2000) dalam Yuliati (2004), dalam peneletian ini manajemen laba akan menurunkan beda laba akuntansi dengan laba kena pajak, artinya manajemen berupaya sedemikian agar pajak yang dibayar sesuai dengan ketentuan undang­undang perpajakan dengan menerapkan prinsip akrual yang sesuai.
3.         Faktor tarip efektif pajak sebagai proxy manajemen pajak berpengaruh positip tidak signifikan terhadap beda laba akuntansi dengan laba pajak, mengenai tarip efektip pajak dalam penelitian ini tidak menolak maupun mendukung penelitian sebelumnya.
4.         Faktor perata laba berpengaruh secara positip dan signifikan terhadap beda laba akuntansi dengan laba pajak, hal ini konsisten dengan peneletian­penelitian sebelumnya yang menyatakan salah satu tujuan perata laba adalah meminimalkan beban pajak.
5.         Faktor konservatisma berpengaruh secara positip dan signifikan terhadap beda laba akuntansi dengan laba pajak, hal ini telah konsistensi dengan penelitian-penelitian sebelumya, yaitu konservatisma meminimalkan biaya politik dalam hal ini pajak.


2. Keterbatasan Penelitian
Ada beberapa keterbatasan atas hasil penelitian ini disebabkan penelitian ini. belum menjelaskan pengaruh tidak langsung faktor-faktor yang diteliti terhadap beda laba akuntansi dengan laba pajak dan juga belum menjclaskan saling pengaruh diantara faktor-faktor, juga belum dijelaskan mana variable moderating dan mana variable intervening.
3. Saran
Peneliti menyarankan untuk penelitian selanjutnya dan yang berkepentingan lainnya yaitu :
1.    Menambah jumlah sample dan jurniah variable atau faktor-faktor.
2.    Melakukan analisa lanjutan berupa analisa jalur(path analysis) atau analisa persamaaan struktural (structural equation model analysis), untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung dan pengaruh totalnya dan untuk mengetahui jenis-jenis variable yang berpengaruh tersebut.
REFERENS1
A,Plesko, George (2004), Corporate Tax Avoidance and the Properties of Corporate Earnings, National Tax Journal,vol.LVII no.3: 729-737
A.Desai, Mihir, Dhammika, Dhammapala (2007), Taxation and Corporate Governance:An Economic Framework. Working Paper presented for the Conference on Taxation and Corporate Governance at the Max Plack Institute in Munic December 4-5,2006.
A,Dcsai, Mihir, Dhammika, Dharmapala (2007b), Earning Management and Corporate Tax Shelters. Working Paper ,SNNR
Belkoui, Ahmed Riahi (2004), ACCOUNTING THEORY, Fifth edition, University of Illonoise at Chicago, USA Crocker, Keith J, Slemrod, Joel,(2003), Corporate Tax Evasion with Agency Costs, Working PaperSerie No .917, Michigan,Ross School of Business.
Doupnik, Timothy, Parera Hector (2007), International Accounting, International Edition, McGraw-Hill/Irwin,NY.
Fullerton, Don (1983).Which Effective Tax Rate 7, Working Paper Series,NATIONAL BURAU of ECONOMIC RESEARCH, Massachustte Avenue.
Gozali, Imam(2005), Applikasi Analisis Multivariat Dengan Program Spss, edisi 3, Badan Penerbit Undip.
Gujarati, Damodar (1991), edisi bahasa Indonesia,Ekonometrika Dasar, Penerbit Airlangga.


G.Schroder, Richard, Myrtle W.Clark(1998). Accounting Theory,Text and Reading, Sixt Edition, John Wiley & Sons,Inc, New York
Harnanto(2003), : Akuntansi Perpajakan, Edisi Pertama, BPFE UGM Jogyakarta.
Heltzer,Wendy (2008). Conservatisme and Book-Tax Differences, Working Paper SNNR.
Purba, Marisi Andreas(2005), Akuntansi Pajak Penghasilan Berdasarkan IAS no.12 & PSAK no. 46, Edisi Pertama, cetakan Pertama, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.
Phillips,(2002), Earning Management:New Evidence Base on Deferred Tax Expense, SNNR Working Paper.
Penman, Zhang(1999), Accounting Conservatism, the Quality of Earning,and Stock Returns, SRRN Working Paper.
Halperin, Robert dan Sansing Ftichard(2005). Is the Effective Tax Rate an Effective Performance Measure, SNNR Working Paper PSAK No.46, Penerbit Salemba 4 Jakarta.
Ridwan, Akhmad(2004), PengaruhAllokasi Pajak Antar Periode Berdasarkan PSAK 46 terhadap Koefisien respon Laba Akuntansi, makalah di siapkan untuk SNA VII, Denpasar Bali, 2-3 Desember, hal:220- 245.
Rego, Sonja Olhoft (2002).Tax Avoidance Activities of U.S. Multinational Corporations,paper based on Dissertation at the Univercity of Michigan.
Rezaee, Zabihollah(2002),Financiai Statement Fraud,Prevention and Detection", John Wiley & Son, Inc.
Scoot, William R(2006),FinancialAccounting Theory, 3' Ed, Prentic Hall. Setyowati, Lilis(2002).Rekayasa Akrual untuk Meminimalkan Pajak, Jurnal RisetAkuntansi Indonesia Vol. 5. No. 3.
Shaviro, Daniel(2007).The Optimal Relationship between Taxable Income and Financial Accounting Income : Analysis and a Proposal, Working Paper No.0738, Law & Economics Research Paper Series, New York University.
Tang,Tanya Y.H,(2006).Book-Tax Differences, a Proxy for Earnings Management and Tax Management-Empirical Evidence From China, Working Paper for Northeast Regional Meeting and American Accounting Association annual Meeting.
Watt, Ross & Jerold L.Zimmerman(1986). Positive Accounting Theory, Prentice- Hall, Inc, Englewood CIiffs,New Jersey.


Pengatuh Ukuran Perusahaan, Manajemen Laba, Tarip Pajak Efektip, Perata Laba, 83 konservatisma Terbadap Beda Laba Akuntansi Dengan Labs Pajak
Yuliati(2004), Kemampuan Beban Pajak Tangguhan Dalam Memprediksi Manajemen Laba, makalah disajikan pada SNA VII Denpasar, BALI 2-3 Desember, hal:1147-1163.
Wild .1 Wild, Subramayam K.R.Halsey Robert(2007), Financial Statement Analysis, Ninth edition, GrawH ill, International Edition.
White,Gerald I, Sondhi,Ashwinpaul C, Fried Dov(2003). THE ANALYSIS AND USE OF FINANCIAL STATEMENT, Third Edition, John Wiley & Son.
Wang, Shiing-wu, (1991).The relation between Firm Size and Effective Tax Rate:A Test of Firm's Political Success, Doctoral. Dissertation, American Accounting Association

Zain, Muhammad, (2005). Manajemen Pelpajakan, edisi 2, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.